Happy Reading ^^
Sorry For Typos
.
.
Suara pekikkan keras menggema diseluruh koridor sekolah, ah mungkin suara itu terdengar dimana-mana mengingat ujian kelulusan telah usai. Sebagian dari mereka mulai merencanakan untuk pergi berlibur, ada juga yang mendesah karena masih harus belajar, mereka rata rata dari tingkatan senior yang frustasi karena masih harus melewati test ujian masuk universitas.
Seorang namja dengan senyum cerahnya menghampiri seorang wanita paruh baya didepan sekolahnya, ia memeluk wanita itu erat sebelum kembali menegakkan dirinya.
"Eomma kenapa kau tak mengabariku dulu??" lelaki itu memasang wajah sebalnya, ia tak menatap sang ibu melainkan menyedekapkan kedua tangannya didepan dada.
"Kejutan, aigoo anak eomma mengapa ketampananmu semakin bertambah eoh??!!" Ny. Kim menjawil wajah lelaki itu manja yang dibalas kekehan dari anak kesayangannya. Beliau benar benar menyayangi Myungsoo, ayahnya meninggal saat dirinya menginjak umur lima tahun dan sejak itu Ny. Kim selalu memberikan perhatian lebih meski harus bekerja siang malam untuk melanjutkan bisnis yang dibangun oleh ayahnya.
"Eo!! Eomma dia tutorku yang aku ceritakan bulan lalu!!" Myungsoo menunjuk Suzy yang celingukan seperti menunggu seseorang, tanpa berpikir lelaki lama itu menghampiri Suzy sedikit menyeretnya karena gadis itu menolak untuk bertemu dengan Ny. Kim.
"An-anyeonghasseo Ahjumma" Suzy memberi salam pada ibu Myungsoo, ia sedikit gugup saat bertatap muka dengan Ny. Kim, jujur saja ia malu. Mengapa? Itu karena ia pernah berkata kasar pada anaknya saat pertama kali mereka bertemu.
"Aigoo Suzy-ah kau cantik sekali,, Ah ya panggil aku 'Eomma' dan tidak usah canggung begitu,, Hm,, apa kau akan datang ke pesta kelulusan besok?? Jika iya mintalah Myungsoo untuk menjemputmu"
Suzy sedikit bingung dengan situasi ini, mengapa Ny. Kim tak tampak marah padanya?? Apa beliau tidak mengingatnya?? Parahnya ia menyuruh Suzy untuk memanggilnya dengan sebutan 'Eomma' dan tentang Myungsoo ia sejujurnya ia mengharapkan namja itu untuk datang bersamanya. Tunggu,, Bersamanya?? Ah Suzy bahkan berpikir dia sudah gila!! Gadis itu menolak untuk datang bersama Myungsoo, ia berkata akan datang dengan sepupunya, Oh Sehun.
Myungsoo tersenyum menatap Ny.Kim, ia memang sudah cerita tentang gadis itu pada ibunya. Ny.Kim terenyuh saat mendengar cerita anaknya, ia sangat paham perasaan Suzy, bagaimana rasanya kehilangan dan kesepian. Ny.Kim membawa Suzy kedalam pelukannya yang hangat sembari menepuk punggungnya pelan berkata liri ditelinga gadis itu. 'Mulai sekarang kau anakku juga, Suzy-ah'
Suzy, gadis itu untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir merasakan dekapan dari seseorang yang mampu meluruhkan kebencian pada orang tuanya. Ia merindukan pelukan hangat dari keduanya tapi ia tak pernah mendapatkan hal itu.
Suzy menatap mobil yang barus saja menghilang dari pandangannya, Myungsoo dan ibunya baru saja pamit, pandangannya masih kosong hingga sebuah pekikkan seorang anak kecil membangunkannya, sesosok namja kecil menangis saat melihat lututnya terluka dan mengeluarkan darah rupanya ia baru saja terjatuh dari sepeda roda duanya
SYUUU,,SYUU
Suzy berhasil membawa anak itu dan sepedah birunya ke tepi jalan, ia memandang sang bocah memintanya untuk tidak menangis, bibirnya ia dekatkan pada lutut namja kecil kemudian mniupnya pelan ia mengambil sapu tangannya dan menyeka darah yang keluar dari sana.
Gadis itu tiba-tiba mematung masih mengumpulkan kesadarannya, jantungnya seakan berhenti, nafasnya pendek, ia terengah engah, dan rasa terkejut serta takut menyelimuti dirinya detik itu juga.
"Noona Gwenchana?" sentuhan halus dari seorang namja kecil menyentuh dahinya, menyeka keringat yang mengucur dari dahi putihnya. Kejadian ini Suzy tak yakin pernah mengalaminya, tapi bayangan masa lalu tentang dirinya dan seorang lelaki yang lebih muda menghantui pikirannya.
"Soo-ya" gadis itu menggumamkan sebuah nama, genggamannya terlepas dari sang namja kecil saat sang ibu memanggilnya dari jauh, lelaki itu mengucapkan terimakasih sebelum berjalan tertatih kepangkuan sang ibu bersama sepeda kecilnya.
Flashback
Soo kecil dengan asik mengendarai sepedah barunya, dibelakangnya seorang gadis yang lebih tua darinya berlari mengejar bocah itu sembari membawa kincir angin ditangannya.
Mereka saling melempar senyum, Soo kecil terus saja menengok kebelakang menatap 'noona'nya yang kini memasang wajah sebal. Gadis itu meminta Soo kecil untuk berhenti tetapi namja itu tidak menurutinya tentu saja gadis itu kelelahan karena semakin lama bocah itu mempercepat laju sepedahnya.
"Soo-ya!! Awas"
"AAAA!! Ji noona!!" Soo berteriak saat sepedahnya oleng karena menyerempet sebuah batu besar, ini salahnya karena tidak memperhatikan jalan. Ia menatap tubuhnya yang penuh luka, lututnya memar dan darah segar mengalir dari sana.
"Gwenchana Soo-ya,, jangan menangis eo!! Kajja kita pulang aku akan mengobatimu dirumah" gadis itu membopong bocah bernama Soo sembari menuntun sepedah miliknya, Soo hampir saja menangis jika 'Ji Noona'nya tidak melarangnya, seakan kata-kata gadis itu adalah perintah untuk Myungsoo.
Suzy meniup lutut Myungsoo pelan, dirinya tersenyum saat sudah selesai dengan pekerjaannya.ia menatap 'Soo' dengan pandangan teduhnya menggenggam tangan kecil namja itu erat sebelum mengatakan sederet kalimat yang mungkin akan membuat namja itu bersedih.
"Soo-ya, sebenarnya alasanku mengajakmu berjalan jalan tadi karena ingin mengatakan sesuatu, aku akan pindah ke seoul besok, halmonie ku sedang sakit jadi eomma bilang jika beliau akan merawat ibunya sampai sembuh tapi appa menyuruh kita untuk tinggal disana karena tugasnya dipindahkan ke kota Seoul minggu depan, kau jangan bersedih eo?! Jika kau tidak merubah penampilanmu, suatu saat nanti jika kita bertemu aku pasti akan mengenalimu, uljima"
Gadis itu memeluk Soo sangat erat, ia tau Soo akan menangis dan bersedih pastinya karna semua itu terlihat dari pancaran mata teduh yang sangat disukainya kini berubah, mata Soo sedikit berair raut wajahnya yang tadinya ceria berubah muram.
"Jadi kau akan meninggalkanku seperti Young-ie meninggalkanku??" Soo kecil menatap gadis itu seakan memohon untuk tetap tinggal bersamanya.
"Bagaimana bisa aku meninggakanmu jika kenyataannya aku sangat menyayangimu" Gadis itu terkekeh kecil, ucapannya barusan seakan membuat Soo menjadi sedikit lebih tenang.
"Berjanjilah noona jika kau akan kembali, jangan melupakanku"
"Hm aku berjanji"
Flashback end
.
.
.
TBC
Like This Story??
Just comment and vote ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
You, Memory, and Love [END]
FanfictionAku hanyalah lelaki bodoh yang tak mengerti apa arti dari sebuah kata 'Cinta' .. Yang ku tau hanyalah perasaan nyaman saat berada didekatmu .. Kita dipertemukan oleh takdir dan sayangnya memori itu hanya terekam didalam ingatanku saja.. Saat aku mul...