Aku percaya kamu, apapun yang kamu katakan. Aku suka caramu berbicara, caramu membuatku tersenyum walaupun itu hanya lewat telepon. Biarlah. Rindu ini menggebu, memaksaku untuk berkata rindu berkali-kali.
Kau pernah berjanji padaku, kau akan tetap menunggu dengan kesibukanku. Lalu untuk apa kau berjanji jika kau juga yang mengingkari?
Parasmu indah, namun hatimu caci. Jangan kecewakan aku, tapi sayangnya kau runtuhkan itu semua. Kepercayaanku telah kau goyahkan.Kau senang dengan duniamu sekarang? Kau berhasil menguatkanku dari hal yang coba meluluh lantakkan masa depanku, tapi kau juga yang merapuhkan harapanku. Aku tau kau bosan, maka dari itu aku berusaha sedikit menjauh agar kebosanan itu hilang dan berubah menjadi rindu. Kali ini aku salah, rasa itu telah hilang beserta rasamu.
Kau mengingkarinya! Kau mengingkari apa yang telah kau janjikan sendiri.
Aku berterimakasih, namun selalu kau acuhkan.Jadi sekarang. Biarlah aku melupakanmu sama seperti saat aku melupakanya. Biarkan aku kecewa, asal kau senang. Selamat berjuang mengejar masa depanmu, aku sudah tidak ikut campur tentang apa yang kau impikan. Jangan menungguku, tariklah semua janjimu dan jangan menyesal di kemudian hari. Esok, kau akan tau bagaimana rasanya di kecewakan untuk kesekian kalinya. Aku sudah mengubur rapat-rapat impianku bersamamu. Sudah ku usahakan acuh, aku menghargai usahamu- nyatanya usahamu hanya berbuah rugi
Sekali lagi, terimakasihhhhhhh amat sangat. Berkatmu. Aku mendapat pelajaran lagi dari orang-orang yang sengaja mengecewakanku, sekali lagi terimakasih
-untukmu; Desember di hari ke 30.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Aku; Tentangmu
Short StoryCatatan tentang kau yang tak berniat untuk kembali.