MOLESKINE

Prolog

Lee Taeyong, tidak pernah menyangka bahwa yang dia rasakan terhadap gadis itu akan melebihi kekaguman. Lelaki itu jelas yakin bahwa sebelumnya tidak ada hasratapapun dalam perasaan tersebut.

Hampir setiap waktu luang yang dia punya adalah untuk menonton video terbaru dari gadis tersebut, terlepas apakah itu penampilan sederhana dalam sebuah event, variety show atau sekadar jokes di Youtube yang dibuat oleh fans-nya. Taeyong bahkan tergabung dalam fancafe resmi gadis itu di Daum demi mendapat update perihal tentangnya. Apapun. Tidak peduli jika itu sekadar Hi!

Akan tetapi Taeyong bukan lelaki yang akan menghampiri gadis tersebut saat itu juga, karena faktanya meskipun dipertemukan dalam event yang sama tidak hanya sekali dua, Taeyong tidak pernah menyapanya secara langsung, senyum pun tidak, mata beningnya belum berani untuk menatapnya. Kejantanannya menciut di sini. Sungguh payah dan memalukan. Taeyong hanya berani melihat dari jauh, seperti seorang pengangum rahasia dan jika boleh, Taeyong ingin menjadi The Dark Knight bagi gadis itu. Kesatria pelindung yang tidak diketahui identitasnya. Selalu bisa diandalkan saat gadisnya dalam keadaan terjepit. Taeyong terkikik sendiri membayangkan dirinya berubah konyol.

"Taeyong-ssi, ada apa?" salah seorang senior memergokinya melamun dan tertawa seperti idiot di backstage sambil melipat tangan. Matanya memandangi serius pada panggung. Dua idol pengisi acara tahunan yang sama dengannya sedang berlatih untuk penampilan kolaborasi besok. Tentu saja salah satunya grup di mana gadis itu berada.

"Tidak ada," Taeyong menyimpulkan, tersenyum jail kemudian pergi dari tempatnya berdiri meninggalkan seniornya yang kebingungan.

"He's stupid," salah satu teman seniornya tadi berkomentar ketika Taeyong sudah agak jauh dari tempat mereka berdiri. Tetapi Taeyong masih bisa mendengarnya. Dia tidak marah atau menyimpan dendam untuk sebutan itu. Teman satu kamarnya, Doyoung bahkan menganggapnya sudah gila.

"Kau bisa bertukar sapa," ucap Doyoung suatu kali, tidak tahan melihat rekan satu timnya hanya mengagumi dari jauh. Di balik panggung, ketika gadis itu bersama grupnya sedang menampilkan lagu terbaru mereka. Kebetulan saat itu Taeyong dan Doyoung bertugas menjadi MC acara musik di mana mereka melakukan promosi.

"Aku tidak pernah menyangka dia bisa menjadi demikian," kata Taeyong waktu itu, sambil terus memandangi gadis itu dengan tatapan bangga. Doyoung memutar bola matanya kesal.

"Ya ampun, kenapa tidak kau hampiri dia dan mengajak berkenalan," keluh Doyoung. Taeyong menggeleng.

"Aku sudah mengenalnya," ungkap Taeyong, kemudian masuk panggung kembali menjadi MC dengan Doyoung karena gadis itu dan grupnya sudah membungkuk memberi hormat dan berjalan ke sisi panggung yang lain.

"Payah!" cibir Doyoung. Ya, Taeyong memang payah. Posisinya begitu menguntungkan. Hampir setiap minggu dia melihat gadis itu sementara akses untuk mendekatinya sangat mudah dan terbuka lebar. Jangan lupa, siapa yang bisa menolak kharisma ketampanan dan ke-gentle-an Lee Taeyong, rap monster NCT 127. Bahkan fansnya sering mengelu-elukan betapa badass-nya Taeyong dibandingkan member lainnya.

Akan tetapi semua keunggulan visualnya tiada guna lantaran nyalinya terlampau kecil bahkan sekadar berbasa-basi dengan si gadis.