SKENARIO TERBAIK

502 70 0
                                        


Taeyong sedang memikirkan skenario terbaik untuk mengembalikan jurnal P.B. Dia dan grupnya comeback di acara musik sejak minggu kemarin dan kebetulan Taeyong bersama rekan satu grupnya menjadi MC dalam acara musik tersebut. Ini akan jadi kesempatan bagi Taeyong untuk bertukar sapa secara resmi dengan gadis itu.

"Hai, aku ingin mengembalikan buku ini,"

"Oh, bukuku? Jadi kau yang selama ini mengambilnya?" *plak sebuah tamparan tepat mengenai pipinya. Taeyong menggeleng keras.

"Hai, aku Taeyong, ini bukumu,"

"Astaga, kau temukan bukuku. Tapi itu udah sangat usang. Kau boleh menyimpannya." P.B pergi begitu saja dengan bersama teman-temannya.

Taeyong menggeleng. Terlalu drama. Tidak asyik.

"Hai, P.B, aku ingin tahu, apa kau masih ingat buku ini?"

"P.B? Kau membaca jurnalku?!" diikuti tamparan keras dengan bantuan jurnal.

Benar juga, dia pasti curiga jika aku memanggilnya P.B, pikir Taeyong serius. Begitu seterusnya sampai hari itu. Taeyong masih belum berani menghampiri gadis itu. Dia masih menyimpan hutang yang harus segera dilunasi, tetapi Taeyong tidak berani mengungkapnya.

Tetapi skenario terbaik itu datang tidak diduga. Kesempatan memang harus ditangkap atau jika perlu diciptakan, begitu kata orang bijak. Lepas perform di acara musik, Taeyong melihat gadis itu masih di ruang tunggu, sendirian, mondar-mandir seolah mencari sesuatu.

Taeyong ragu haruskah dia mendekatinya, tetapi Doyoung yang jelas tahu gelagat Taeyong sedari tadi menyenggol-nyenggol bahu belakang Taeyong, menyuruh lelaki itu bersikap jantan. Taeyong memincingkan mata seolah hendak memutilasi Doyoung, tetapi lelaki itu justru mengetuk pintu ruang tunggu gadis itu dan meninggalkan Taeyong begitu saja.

"Er ...." Sejujurnya Taeyong tidak tahu apa yang harus dikatakan. Tetapi mata gadis itu yang menyaratkan keteduhan, menunggu dengan tenang apa yang hendak diucapkan lelaki di hadapannya, pelan-pelan membuat otak Taeyong bekerja.

"Aku lihat teman-temanmu sudah pergi, kenapa kau masih di sini?"

"Oh, aku mencari cincinku!"

"Cincin?"

Gadis itu mengangguk lalu kembali melihat ke bawah pada setiap sudut ruangan.

"Boleh aku bantu?"

"Eh?" gadis itu terdiam sejenak, menatap Taeyong.

"Kau yakin?"

Taeyong melebarkan matanya, seolah bertanya, "Memangnya kenapa?"

"Maksudku, kau sibuk," ujarnya. Kedua tangannya secara acak mengarah pada Taeyong.

"Tidak apa-apa," kata Taeyong santai dan mulai mencari keberadaan cincin itu.

"Bagaimana bentuknya?"

"Biasa saja berwarna putih,"

Taeyong mengangguk. Keduanya sibuk mencari sehingga tidak ada obrolan tercipta setelahnya. Taeyong bahkan lupa pada misi sebenarnya. Sebab geming yang berubah canggung, gadis itu bersua demi memecah diam.

"Sepertinya tidak ada," ujarnya bersedih, kedua tangannya dia gantung pada pinggang.

"Mungkin kita bisa minta bantuan OB," kata Taeyong menyarankan.

"Kau benar," gadis itu menjentikkan jari.

"Sojung unnie!!!" seseorang menyeru dari luar memanggil gadis itu. Dia menoleh dan memberi kode untuk menunggu sebentar lagi.

"Kau pergilah, biar aku sampaikan pada OB nanti,"

"Benarkah?"

"Em! Jangan khawatir!" Taeyong menganguk, meyakinkan.

"Baiklah, kalau begitu terima kasih."

Taeyong menggoyangkan kepalanya santai seolah itu bukan masalah. Gadis itu berlalu bersama temannya yang menunggu di luar.

"Siapa?" temannya berbisik bertanya.

"Taeyong NCT!" jawab gadis itu.

"Maksudku, apa yang dia lakukan di sana?"

"Tidak ada!" ungkapnya demi menyudahi pertanyaan temannya.

Begitu memastikan gadis itu sudah menghilang pada belokan koridor, Taeyong mengeluarkan tangan kirinya dari saku. Ada cincin putih di sana. Taeyong menerawang cincin itu, mengkilat dan bersih, tidak ada inisial apapun di dalamnya. Sebenarnya Taeyong sudah menemukan cincin itu ketika memutuskan untuk membantu tetapi memang tidak segera dia serahkan. Dia butuh moment untuk bisa menemui si gadis lagi. Taeyong menyimpan kembali cincin itu dalam saku lalu berjalan keluar menuju ruang tunggu di mana Doyoung dan rekan MC yang lain ada di sana.

... bersambung

08 Januari 2017

MOLESKINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang