Kembang api meluncur bebas menghias hitam langit. Kemepyar, kertip-kertip*. Balon warna-warni diterbangkan ke udara. Suara terompet menghambur bersahutan. Ini adalah puncak malam tahun baru. Mereka, seluruh panitia penyelenggara acara, artis pengisi acara bersama para fans, bersama-sama menghadap langit, tersenyum, tertawa, bergembira, memeriahkan perayaan tahun baru. Beberapa diantara kerumunan manusia itu menyelipkan harapan-harapan untuk kehidupan lebih baik di tahun selanjutnya, membuat resolusi, begitu yang mereka sebut.
Taeyong menoleh ke samping sejenak, matanya tidak sengaja menangkap sosok gadis berparas cantik dengan ponytail, sedang memandang langit penuh takjub sambil memberikan back-hug pada gadis berambut bob, masih satu grup dengannya. Dari caranya bersikap, bagaimana dia memperlakukan member-nya, Taeyong bisa melihat, dia perempuan penuh kasih sayang. Sosok yang cukup berbicara seperlunya, lugas dan tidak berbelit-belit.
"Kau tidak menghampirinya?" heran Doyoung. Mereka sudah kembali ke dalam studio. Suibu bercanda dengan sesama artis pengisi acara di depan ruang tunggu, bercampur jadi satu. Gadis itu jelas-jelas sedang sendirian di depan ruang tunggu, masih mengenakan kostum panggung, bermain dengan ponsel.
"Aku sudah melupakannya," ungkap Taeyong.
"Wha-?"
"Lagi pula, aku harus fokus pada NCT," jelasnya lagi.
"Kau serius? Menyerah begitu saja? Ya ampun Lee Taeyong kau sudah berhasil setidaknya satu langkah dengan cincin itu!"
Benar cincin itu. Taeyong bisa melihat cincin itu tersemat dalam jari manisnya. Yah, Taeyong ikut mengirimkannya bersama moleskine dalam bungkusan yang berbeda.
"Aku tidak punya kesempatan Kim Doyoung. Jin sering bertemu karena well mereka dalam satu project endorse dan Jr, dia punya nomor ponselnya."
"Astaga! Kau tidak tertolong!" Doyoung mencibir.
"Benar!"
"Tidak apa-apa, cari yang lain saja toh perempuan juga banyak, Kang Seulgi mungkin," Doyoung berbisik saat menyebut nama itu. Mata Taeyong kebetulan mendapati Seulgi, gadis satu agency dengan mereka tertawa bersama satu kelompoknya. Hubungannya dengan Seulgi memang lumayan dekat. Taeyong mulai menimbang haruskah dia mengikuti saran Doyoung. Ketika Taeyong sedang termenung melamunkan hal-hal yang sebenarnya tidak penting, gadis itu mendongak, melihat ke arahnya, persis menatap matanya. Taeyong lagi-lagi kikuk. Tatapan sama yang dia terima sewaktu pertama kali mereka berinteraksi.
"Lee Taeyong-ssi?" panggil gadis itu berjalan menghampirinya. Taeyong tersenyum berusaha santai.
"Terima kasih!" ungkap si gadis memperlihatkan cincin pada jemari manisnya.
"Tidak masalah" kata Taeyong mengendikkan kepala.
"Aku ada sesuatu untukmu," si gadis mengeluarkan buku kecil dari saku bajunya. Taeyong tidak menyangka kostum panggung itu mampu menyimpan sebuah moleskine kecil.
"Aku pernah menonton sebuah film tentang memasak. Kalau tidak salah judulnya Burnt. Bradley Cooper menjadi chef di sana. Dalam perjalanan itu Brad selalu membawa buku ini kemana-mana dan menuliskan setiap penemuannya ketika mengunjungi restoran atau café."
"Jadi, kupikir, karena kau senang menulis lagu ....." gadis itu sengaja menggantung kalimatnya, menunggu respon Taeyong.
"Oh, well, akan aku gunakan dengan baik," kata Taeyong senang hati menerima moleskine kecil dari sang gadis.
"Kalau begitu, aku pergi dulu" pamit si gadis. Taeyong mengangguk. Tetapi baru beberapa langkah, si gadis berbalik.
"Dan ngomong-ngomong Taeyong-ssi, terima kasih dan aku tidak membencimu." Katanya dengan sebuah senyum kecil pada sudut bibirnya, matanya seolah menunjuk pada moleskine kecil di tangan Taeyong. Ketika Taeyong sadar apa maksud perkataannya barusan, gadis itu sudah berlalu, bergabung dengan rekan satu grupnya. Taeyong masih berdiri di tempat yang sama, dengan senyum bodoh yang sama.
"Why you smile like idiot?" Jhonny datang, merangkul bahu Taeyong.
"Dia tahu!" ujar Taeyong. Hatinya jelas sedang melompat kegirangan, berteriak begitu keras.
The End
*Kemepyar kertip-kertip = bertaburan, kelap-kelip.
Catatan Penulis
Gue mau berterima kasih buat teman-teman yang mengikuti cerita ini dari awal sampai habis. Meskipun ada banyak sekali cacat dalam cerita ini, tetapi gue gak berhenti menulis. Ini hanya sebuah awal dan kata para penulis senior ketika memberikan tips kepenulisan adalah banyak menulis banyak membaca.
Mungkin masih ada epilog, tetapi gak janji.
Dan sebenarnya judul asli cerita ini adalah "Secret Crush" dan setelah dipikir-pikir kok wagu jadi diganti "Moleskine" yang ternyata tidak mengurangi kewaguan itu sendiri.
Oh, ya guys, gue bikin cerita di AFF, judulya "I Love You to The Moon And Back". Judulnya sungguh gampleki. Kalau ada waktu yang sangat senggang bingung mau ngapai terutama Kuota sedang banyak-banyak, kalian bisa mampir sebentar buat ngasih vote ;).
http://www.asianfanfics.com/story/view/1225731
Salam cinta dan sayang, dari penulis
Andrea.
And BTW, The Awakening, Oh yeeaaaahhh!!!!!!
Kok, gue merasa geli mendengar judul 4th mini album Gfriend ya ...
KAMU SEDANG MEMBACA
MOLESKINE
FanfictionSebuah catatan kecil yang mempertemukan Taeyong pada hal yang tidak pernah disangkanya.