Kadang hidup itu memang aneh. Saat kita ingin menjauhi sesuatu kita malah akan selalu berdekatan dengan sesuatu itu. Seperti yang di alami Yuki kali ini.
Yuki masih belum berhenti dari syoknya saat mobil yang di tumpanginya berhenti di sebuah rumah yang sangat besar dengan taman yang indah dan beberapa hiasan lampu yang membuatnya terlihat lebih indah.
"Kenapa mama gak bilang kalo kita akan ke pestanya tante Maya?" tanya Yuki sedikit menekan kata kenapa dan Tante Maya. Oh... ayolah Yuki sedang benar-benar lagi tidak mood bertemu dengan Al sejak insiden perut itu. Selain malu tentu juga karna Yuki juga masih kesal karna Al menganggapnya murahan walau maksudnya Al tidak seperti itu.
"Biasanya juga kamu gak pernah tanya kalo mama ngajak kamu ke pesta temennya mama" jawab mama Twina santai. "Bahkan biasanya kamu seneng sambil bilang 'sip sekalian nyari jodoh' gitu"
"Iya ma... tapi ini beda...lagian waktu itu aku cuman bercanda. Kalo sekarangkan mama tau sendiri Yuki lagi di gosipin sama Al, entar kalo ada wartawan gimana?"
"Tenang aja gak bakal ada wartawan kok..."
" Tapi ma... Yuki gak usah turun aja ya..." melas Yuki.
"Enggak!! Pokoknya kamu harus ikut. Nanti kalo ke temu Al pura-pura gak kenal aja"
"Tapi..."
"Udah ah... ayo..." tarik mama Twina. Dengan terpaksa Yuki keluar dari mobil dengan perasaan was-was. Dia sendiri gak tau kenapa jantungnya dag dig duk gak karuan. Setelah menghela nafas Yuki pun berjalan mengikuti mama Twina dengan tangan yang masih di tarik oleh sang mama.
"Akhirnya yang di tunggu sampai juga..." sambut Bunda Maya tiba-tiba saat mama Twina dan Yuki masuk ke dalam rumah yang telah di rubah menjadi ruangan yang sangat cantik untuk pesta.
Mama Twina dan Bunda Maya berpelukan dan saling cipika cipiki.
"Cantinya calon mantu" ujar Bunda Maya yang langsung membuat mata Yuki melebar seketika. Bunda Maya dan Mama Twina yang melihat reaksi Yuki malah tertawa keras.
"Ayo dong salam dulu sama Tante Maya" ujar mama menyadarkan keterkejutan Yuki.
"Malem tante..."sapa Yuki sembari mencium tangan Bunda Maya dan bercipika cipiki.
"Kok tante sih... panggil bunda ya sayang" walau canggung Yuki tetap mengangguk.
Setelah itu ketiganya mulai ngobrol dari masalah sekolah Yuki hingga ke pekerjaan. Sebenarnya bukan kali ini Yuki bertemu dengan Bunda Maya, pasalnya Bunda Maya kan temen arisannya Mama Twina yang merupakan wali murit dari Dul yang satu sekolah dengan sang adik Reina, jadi setiap ada acara kayak gini Yuki sering ketemu Bunda Maya. Tapi baru kali ini Yuki benar-benar ngobrol sama Bunda Maya dan beliau sangat welcome.
"Oiya... kamu naik aja ke atas... di sini kan pestanya buat ibu-ibu. Kalo di atas pestanya buat anak-anak" ujar bunda Maya.
"Gak papa Bunda Yuki di sini aja"
"Gak papa naik aja... lagian kamu juga gak bakal ngerti apa yang di omongin ibu-ibu" kali ini bunda Maya sedikit mendorong Yuki untuk naik kearah tangga. Dengan terpaksa karna telah di usir akhirnya Yukipun naik ke tangga menuju lantai dua. Sama dengan lantai satu. Lantai duapun telah di rubah menjadi ruang pesta dengan lampu remang-remang, di sisi kanan terdapat sebuah panggung kecil dan alat per-DJ-an. Dan ada sebuah mini bar kecil di sisi berlawanan. Anak-anak seusianya nampak sedang menikmati acara ngobrol mereka. Beberapa Yuki kenal walal tidak akrab, tapi sebagian besar tidak.
"Yuki..." sebuah suara menyapa Yuki. Yuki berbalik untuk melihat sang penyapa.
"Hay..." balas Yuki setelah tau siapa yang menyapanya.
"Aku gak nyangka kamu akan ada di sini?" tanya El.
Yuki tersenyum manis. "Gue di paksa mama"
El tertawa kecil."Berarti aku harus berterima kasih sama mama Twina"
"Kenapa?"
"Karna udah bawa kamu kesini..."
"Ih... apaan sih..."
Keduanya pun mulai saling mengobrol hingga tiba-tiba lampu di ruangan itu padam. Menimbulkan beberapa pekikan. Yuki yang juga terkejut langsung mencekal lengan El.
Lampu di atas panggung menyorot kearah mesin DJ yang telah ada Al di sana. Kembali pekikan para gadis terdengar, kali ini bukan terkejut tapi karna kegirangan. Tak terkecuali Yuki pun ikut menatap kearah panggung. Kembali Yuki merasakan jantungnya berdetak sangat cepat.
Para tamu pesta mulai mendekat kearah panggung.
Tanpa pidato dan ucapan sambutan Al segera memainkan music DJnya. Anak-anak mulai bersorak dan meloncat-loncat mengikuti music yang di mainkan Al. Yuki masih di tempatnya menatap Al yang saat ini terlihat KEREEEENNNNN...
"Mau kelantai dansa?" tawar El yang membuyarkan keterpesonaan Yuki.
"Ah... apa?" gugup Yuki melepaskan pegangannya pada lengan El.
"Mau ikut ke lantai dansa?" ucap El sedikit berteriak karna music yang di mainkan Al sangat keras.
Yuki mengeleng. " Gue gak bisa. Loe aja..."
El mengeleng. "aku hanya akan ke sana jika kamu juga ke sana"
Yuki kembali tertawa. "Kayaknya loe pinter ngegombal ya..." ucap yuki. Dan kembali mengalihkan pandangannya pada Al yang ternya Al juga tengah menatap ke arahnya dengan tajam.
DEG
Pandangan Al yang begitu tajam ke mata Yuki, hingga Yuki seakan tak bisa bergerak.
"Yuki...!" seru El kembali menyadarkan Yuki.
"Kamu kenapa?"tanya El hawatir.
"Enggak... gue gak apa-apa. Oiya kamar mandinya di mana?"
"kamu pakek kamar mandi di kamarku aja. Jalan ini kamu lurus, belok kanan kamar nomer dua" tunjuk El. Yuki mengangguk dan segera melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan perta. Tapi perasaannya mengatakan bahwa Al masih menatapnya hingga ke belokan. Yuki menghela nafas setelah berada di lorong yang cukup sepi.
"Tenang... tenang... Al bukan siapa-siapa dan gak ada hubungannya sama hidup gue" "Al bukan siapa-siapa dan gak ada hubunganya sama hidup gue" "Al bukan siapa-siapa dan gak ada hubunganya sama hidup gue"ucap Yuki lirih dan berulang-ulang hingga menyerupai sebuah mantra.
"Kamar nomer 2. Oke...! Tapi yang kanan apa yang kiri ya?" Yuki menatap pintu yang saling berhadapan itu. "Mungkin sebelah kanan" ucap Yuki membuka kamar di sebelah kanannya. Gelap adalah hal pertama yang di lihatnya. Hanya lampu yang berada di sebuah ruangan di sebelah pojok kanan yang masih menyala. Dari letak dan bentuk pintunya jelas jika itu adalah kamar mandi. Maka tanpa menyalakan lampu kamar itu Yuki dengan berhati-hati menuju ke kamar mandi.
Saat Yuki akan keluar dari kamar mandi dia mendengar pintu yang di bukan dan saklar lampu yang di nyalakan.
"Makasih kamar mandinya El...-" ucap Yuki yang segera menghentikan kata-katanya saat melihat siapa yang berdiri di depannya. Tak kalah terkejut pria itu pun melebarkan matanya mendapati Yuki yang ada di kamarnya. Yap kamar Al, karna di sana bayak foto-foto Al. Keduanya hanya saling bertatapan untuk beberapa waktu hingga Al tersadar dari keterkejutannya.
"Apa yang loe lakukan di kamar gue?"
~~~
Hehehe... maaf ya pendek banget ceritanya soalnya lagi nyiapin buat tahun baru. Oiya buat pembaca wattpad SELAMAT TAHUN BARU 2017. Semoga tahun depan akan ada banyak hal indah terjadi pada kita. Kayak Al dan Yuki yang bakal (...) di tahun depan. Tunggu kejutan dari mereka di episode depan ya...
makasih yang udah baca.. Vote dan masukannya aku tunggu...
KAMU SEDANG MEMBACA
GARA-GARA WATTPAD (ALKI)
FanfictionDuh... sebenernya gak PD banget. Tapi gimana nih lagi keranjingan ma ALKI. Tiba-tiba otak di penuhin oleh kisah tentang mereka. Rasanya sampai membludak, dari pada aku setres mending aku tuangin ke sini... walau aneh aku harap ada yang suka. Menceri...