Part 10

2.5K 407 38
                                    

"Aku suka kamu, tidak... aku cinta sama kamu"

Yuki melebarkan matanya terkejut.

"Aku bener-bener suka sama kamu Yuk... sejak pertama kali kita ketemu di dahsyat" El menghentikan kata-katanya dan melihat Yuki yang terlihat masih terkejut. "Mungkin kamu masih kaget dan terkejut. Tapi yang aku bilang itu mang kenyataannya. Sejak pertemuan itu aku selalu ingin tau tentang kamu, bahkan aku sampai nyari info tenteng kamu dari menejer kamu. Aku tau usia kita terpaut 4 tahun... tapi usia bukan sebuah halangan untuk cinta kan? Jadi...aku hanya ingin bilang maukah kamu jadi pacarku? " lanjut El.

Yuki masih terdiam cukup lama sembari menatap El.

"Usia memang bukan halangan dari sebuah cinta. Tapi..." yuki kembali menghentikan kata-katanya dan kembali terdiam.

"Kamu gak perlu jawab sekarang kok. Kamu bisa jawab setelah kamu bener-bener yakin sama perasaan kamu" ucap El akhirnya. Melihat gadis itu bingung membuat El gak tega maksa Yuki buat jawab pertanyaannya. Yuki menghela nafas. Di sentuhnya tangan El yang ada di atas meja.

"Maaf El, gue gak bisa nerima pernyataan cinta loe"

"Kenapa? Apa ada cowok yang kamu suka?" tanya El.

Yuki mengangguk. "Mungkin kalo loe dengar akan sedikit aneh. Karna gue udah suka ma seseorang ini, bahkan sebelum gue ketemu ma orangnya langsung. Gue bahkan mencintai orang ini hanya karna sebuah cerita, yang jelas-jelas itu adalah fiktif, hayalan seseorang"

El mengerutkan alisnya gak ngerti.

"Gue dah bilang loe gak bakal ngerti. Pokoknya... intinya adalah elo udah gue angep kayak temen plus adek gue sendiri dan gue pengen kita tetep berteman tanpa embel-embel apapun di belakangnya. Gue minta maaf karna gue gak bisa balas perasaan loe buat gue"

"Apa itu berarti gak ada kesempatan sama sekali buat aku?" El mencoba meyekinkan dirinya. Yuki menganguk sembari tersenyum kecil.

"Lagian gue pikir di luar sana masih banyak banget cewek yang lebih cantik dan lebih muda dari gue yang antri buat loe"

"Yah... semoga aja kak Yuki gak bakal nyesel udah nolak aku"

Yuki tersenyum dan mengangguk" Ya..., gue harap gue gak pernah nyesel dah nolak loe dan biarin loe dapat yang lebih baik dari gue. Tapi... kok kak lagi sekarang manggilnya?"

"Katanya tadi kamu dah ngangep aku kayak adik sendiri, ya udah aku pangil kakak lagi aja. Kan aku adeknya" gurau El sembari mencibir.

"Dasar..." Yuki mencubit punggung tangan El yang di pegangnya tadi.

"Aduuuuhhhh... sakit kak..."

Yuki tertawa melihat ekspresi El, dan El pun yang melihat Yuki tertawa ikutan tertawa.

'Apa bener loe hanya bisa jadi kakak gue...? Apa ini yang di katakan jika cinta tak harus memiliki...? Tapi apapun pilihan loe, selama itu bisa bikin loe selalu ketawa kayak gini, gue rela ngalah dan jadi adik loe yang baik' batin El.

Keduanya telah berada di mobil El dan sedang menuju ke rumah Yuki.

"Emmm... kak, aku boleh tanya satu hal gak?"

"Tanya apa lagi?"

"Jika tadi yang nembak kak Yuki bukan aku, tapi kak Al, apa jawaban kak Yuki...?" entah kenapa sebuah pertanyaan itu muncul di otak El.

Yuki sedikit terkejut dengan pertanyaan El. Beberapa saat pikiranya kembali menerawang pada saat pertama bertemu dengan Al. Dan jujur menurut Yuki bahkan Al jauh lebih tampan dari yang biasa terlihat di tv. Walau nyatanya Al sedikit menyebalkan tapi Yuki tak bisa mengingkari pesona Al sangat luar biasa. Dan tanpa sadar mungkin sebenarnya Yuki telah masuk dalam pesona itu.

"Pertanyaan loe gak penting banget..." ucap Yuki sembari memukul lengan El untuk menutupi kegugupannya.

"Apa jangan-jangan cowok yang kakak maksud di restaurant tadi itu kak Al?" El semakin curiga melihat tingkah Yuki.

"Loe tu ngomong apa sih..." Yuki bertambah gugup. "Eh... itu rumah gue!" seru Yuki. Membuat El yang akan mengajukan pertanyaan mengurungkan niatnya.

Yuki segera turun dari mobil El.

"Loe mau mampir dulu gak?" tanya Yuki.

El mengeleng "Kapan kapan aja deh... kayaknya kak Yuki juga dah capek" ucap El.

Yukipun mengangguk dan menutup pintu mobil El. Dia masih menatap mobil El menjauh sebelum masuk ke rumahnya.




"Yakin kamu gak mau nerima tawaran ini?" tanya bunda Maya sekali lagi. Dan seperti jawabannya sebelumnya, Al mengelengkan kepalanya.

"Hahh... ya udahlah kalo kamu gak mau bunda gak akan maksa" ucap bunda Maya sembari menutup pintu kamar sang anak.

El yang saat itu akan masuk ke kamarnya dan sempat mendengar ucapan sang bunda pun berhenti dan berdiri di depan pintunya sendiri.

"Ada apa bunda?" tanya El penasaran pasalnya beberapa hari ini Al emang jarang banget keluar dari kamarnya.

"Gak tau tuh kakak kamu, beberapa hari ini kayaknya lagi galau akut. Semua pekerjaan di tolak, makan juga kayaknya males-malesan, dah gitu setiap temen bandnya datang buat latihan, dia malah ngurung dirinya di kamar" curhat bunda Maya. "kelakuanya persis kayak cewek lagi patah hati" lajut bunda Maya.

"Lho... mang kak Al lagi suka ma cewek?" tanya El sok penasaran.

"Bunda juga gak tau... temen ceweknya kakak kamu tu kan banyak banget"

El tersenyum kecil. "Nanti juga balik lagi kayak biasa... kak Al kan gak pernah serius sama cewek"

"Tapi kalo beneran yang bikin Al jadi kayak gini itu cewek. Bunda salut banget ma dia"

"Bunda kok malah gitu?"

"hehehee... habisnya kakak Al kan gak pernah galau soal cewek. Kalau dia sampai kayak gini berarti cewek itu special banget"

"Iya special pakek telor. Udah ah... El mau belajar buat besok"

Bunda Maya menghela nafas dan menganguk sebelum kembali melanjutkan jalannya meninggalkan El. Sebenarnya bunda Maya memang sedikit heran dengan sikap Al akhir-akhir ini. Kalaupun dia lagi suka sama cewek biasanya dia akan tanya "Bun dia cantik gak, Al pacarin ya...?". Dan biasanya setelah seminggu kemudian dia akan kembali bilang pada bundanya "Ternyata cewek kemarin cewek gampangan, Al gak jadi pacarin deh".

Tapi kali ini Al bahkan tak cerita apapun pada sang bunda. Itu membuat bunda Maya berfikir, jangan-jangan sang anak memang benar-benar sedang jatuh cinta. Tapi pertanyaannya adalah siapa gadis yang bisa bikin Al galau setengah mati kayak sekarang ini?

Di kamar Al kembali membuka laptopnya. Kembali di tatapnya gambar seorang gadis dengan gaun selutut berwarna biru muda.

"Gue gak suka sama loe kan? Loe tu cuman cewek selengean yang sok gaul dan aneh... loe juga gak cantik-cantik banget, banyak temen cewek gue yang lebih cantik dari loe, dan mereka juga sexy-sexy..." ucap Al pada laptopnya. "Ah... tapi kenapa sih cuman loe yang bisa bikin jantung gue berdebar. Dan kenapa juga El harus suka sama loe...?!" geram Al frustasi. "Terus sekarang apa yang mesti gue lakuin ke loe....?!!" serunya.

Dul yang akan membuka pintu kamar Al mengurungkan niatnya dan malah berdiri di sana beberapa menit sebelum akhirnya berbalik dan kembali ke kamarnya sendiri.


GARA-GARA WATTPAD (ALKI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang