Part 3

211 11 2
                                    

Praakkk ...

Baru saja membuka pintu utama, Ify dikagetkan dengan bunyi barang pecah. Ia segera berlari masuk.

"Bi, apaan yang pecah?" Tanya Ify saat sampai di dapur.

"Bibi gak tau non, kayaknya dari lantai atas deh non," jawab Bi Imah.

"Yaudah bibi lanjut aja dulu, ntar aku bantuin. Aku mau keatas ngecek," ujar Ify berlalu ke lantai dua rumahnya.

...

"Kak Via ...."

Ify mendapati Sivia tergeletak di samping bawah ranjangnya.

"Kakak kenapa ?" Ify membantu Sivia untuk kembali ke ranjangnya.

"Sini-sini biar Ify beresin ini dulu, kakak tiduran aja." Ify membereskan nakas yang berantakan.

"Ati-ati, Fy. Tadi ... ada gelas yang ..."

"Awww, ssshh.." Ify memegang tangannya yang berdarah.

"Tuh kan, sini udah biar aku aja." Ujar Sivia yang hendak bangun membantu Ify.

"Gak perlu kak, Ify bisa sendiri kok. Kakak tiduran aja."

"Tapi, Fy ..."

"Cuma luka kecil, kak. Bentar aku ke bawah dulu. Aku bawain air lagi nanti." Sela Ify seraya keluar dari kamar Sivia

...

"Nih kak. Tadi kakak mau minum obat ya?" Tanya Ify seraya memberikan segelas air pada Sivia.

Sivia mengangguk lalu menelan beberapa pil nya.

"Makasih, Fy. Maaf udah ..."

"Gak perlu minta maaf kali kak. Emang kakak ngapain sampe harus minta maaf ke aku?" Potong Ify yang masih membereskan pecahan gelas tadi.

"Yaudah sekarang kakak istirahat aja yaa, tadi pasti sakit banget yaa kak?" Sambungnya sambil membenarkan selimut di tubuh Sivia yang sudah berbaring.

"Aku ke bawah dulu kak, nyiapin makan siang buat yang lain."

Sivia hanya melempar senyum tipis pada Ify lalu perlahan menutup matanya. Ify tersenyum melihat kakak tersayangnya itu lalu keluar dari kamar.

...

Ify duduk di gazebo yang ada di belakang rumahnya setelah menyiapkan makan siang untuk keluarganya.

"Ini pake luka segala sih. Bikin susah buat ngapa^in kan ntar di dapur." Dumelnya sambil memutar kasa untuk menutup luka di telapak tangannya.
Sesekali dia mendesis menahan sakit.

Drrrtt ...
Hape Ify bergetar tanda ada telepon masuk.

"Shilla ?" Ify mengernyitkan dahinya.
"Tumben nih anak telepon jam segini?"

Ify menggeser simbol hijau di layar flatnya.

"Iyaa, Shill? Tumben lo telepon jam segini?"

"Ifyyyyyyy..." Teriak Shilla dari seberang sana.

Ify sedikit menjauhkan hapenya dari telinga lalu mendekatkannya lagi.

"Haduuhh, gak pake teriak bisa kali, Shill. Sakit tau gak telinga gue."

"Hehehe sorry, Fy. Lo mau ikut gue ngumpul kan?"

"Lah kata lo tadi abis ngampus lo langsung ngumpul ama temen^ lo."

"Mundur, Fy. Temen^ gue pada masih ngampus tadi." Jelas Shilla.

"Diundur, terus lo ngajakin gue lagi gitu?" Tanya Ify.

"Iyaa, lo mau kan, Fy ? Lo udah janji kan ama gue tadi lo bakal mau ikut kalo gue ngajakin lo lagi..." Pinta Shilla berharap sahabatnya ini mau ikut.

"Oke oke, gue ikut. Kirimin aja alamat cafe nya. Ntar gue berangkat sendiri aja."

"Okee deh, see you there Ipong sayang. Muahh muahh."

"Lebay lu, byee."
Pipp...

Ify masuk ke dalam setelah menerima pesan singkat dari Shilla.

...

"Haduhh, si Ipong kemana sih? Tadi pake acara berangkat sendiri lagi ..." Shilla mulai menggerutu menunggu sohibnya yang belum juga datang.

"Lo kenapa, Shill?" Tanya salah satu temannya. "Gue perhatiin dari tadi ngedumel mulu." tambahnya.

"Temen gue belum dateng. Padahal udah lama banget." Jawab Shilla.

"Kena macet kali, Shill. Lo santai dikit napa!" Omel teman cewek Shilla.

5 menit ... 10 menit ... Dan hampir 15 menit Ify belum juga menampakkan batang hidungnya.

"Ify kemana sih ? Bikin gue ..." Ucapannya terpotong saat melihat sohibnya di pintu cafe.
Shilla langsung menghampiri Ify yang masih mengatur napasnya yang memburu.

"Sorry, Shill.. huhh huhh.. tadi kagak ada bis, yaudah gue.. lari kesini huuhh huuhh. Takut lo nunggu." Ucap Ify dengan terbata-bata.

"Ya ampun, Fy. Masuk dulu yuk." Shilla menggiring Ify masuk dan duduk di mejanya yang sudah ada teman^nya.
Mereka menatap dua gadis itu datang.

"Nih lo minum dulu..." Shilla menyerahkan minuman yang dia pesan tadi. "Lo harusnya bilang ke gue kalo lo gak dapet bis. Kan gue bisa jemput lo tadi di halte. Atau mungkin lo kabarin gue kalo lo ga jadi kesini, jadi lo gak perlu ..."

"Sstt, gue gapapa Shilla. Lo tenang aja. Udah deh gak pake bawel. Kayak baru pertama liat gue lari aja lo." Potong Ify.

Shilla hanya mendengus kesal dengan kelakuan sahabatnya satu ini. Entah kapan sohibnya akan berhenti membuatnya khawatir.

"Oh iyaa, Fy kenalin ini temen^ gue. Yaa meskipun masih banyak temen gue yang di luaran sono. Hehehe, tapi mereka yang bisa di bilang deket banget ama gue."

Pletak..

Shilla meringis mendapat jitakan dari para temennya. Ify hanya tersenyum melihat itu.

"Lo mau ngenalin kita apa mau nyerocos kagak jelas heh? Kenalin gue Agni.." ucap gadis itu -Agni- sambil menjulurkan tangannya pada Ify.

Ify menjabat tangan Agni sebentar, "Gue Ify."

"Gue..."

TBC..
( ・ิω・ิ) Maaf kalo gak nyambung plus ga ngefeel kakak readers.
Maklumin yaakk....
Maaf typo berterbangan kakak ..

Vomment nya kak jangan lupa ٩(♡ε♡ )۶

Tak Berujung IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang