Part 6

152 10 5
                                    

"Makasih ya, vin. Gue langsung turun yaa."

"Iya sama^ , fy. Lo bisa ngehubungin gue atau yang lain kalo butuh sesuatu."
Ify segera melangkah masuk ke rumahnya. Saat sampai di ruang keluar disana sudah ada mama, papa, Cakka, dan juga Sivia. Mama menatap tajam kearah Ify dan langsung berjalan kearahnya.

"Bagus, udah berani pulang malam sekarang. Udah lupa sama tugas kamu di rumah ini nona Ify?" ucap mamanya sinis. "Jam segini baru pulang. Abis jalan^ yaa hm, atau abis dugem.."

"Ma, ify tadi cuma..."

"Alah, kalo emang lo abis dugem abis jalan ngomong aja kali, fy. Ngga akan ada yang ngelarang lo juga kan di sini. Bebas, ya kan?" sahut Cakka.

"Bang, ify ngga akan kayak gitu. Maafin ify karena pulang telat hari ini, tapi ify beneran ngga dugem atau apapun."

"Heh, orang kalo abis dugem juga ngga bakal ngaku kali. Enak yaa lo, nih yang dirumah pada kelaperan nungguin lo balik buat masak." ucap Cakka makin sinis.

"Tapi tadi ify udah siapin buat makan malem dan tinggal dipanasin aja bang. Ify juga udah.."

"Lo mau nyuruh gue buat panasin makanan buat makan malem tadi. Enak ya lo nyusuh^ gue. Disini yang tugasnya kek gitu yaa lo."

"Kka, udah ah." sahut sang papa.

"Papa diem aja, mama mau kasih pelajaran sama anak ngga tau diri ini." ucap mama yang langsung menarik Ify ke arah halaman belakang rumah.

"Ma, maafin ify. Ify janji ngga bakal kek gitu lagi. Ify mohon ma.." pinta Ify.

Setelah sampai di halaman belakang. Ify didorong hingga jatuh. Mama mengambil selang air yang ada di dekat kolam dan langsung menyiram tubuh Ify.

"Ampun, maa.."

"Ini belum seberapa, anak tidak tahu diri. Kamu sudah membuat kami kelaparan menunggu makan malam."

"Maafin, ify maa.. Aku mohon.."

Mama masih terus menyemprot tubuh Ify dengan air.

Sedangkan Sivia dan papa hanya menonton dari pintu halaman. Cakka yang berdiri di dekat Ify menarik rambut Ify.

"Mangkanya kalo jadi orang tuh yang tau diri dong lo."

"Aaww, sakitt bang.. Ampunn.." mohon Ify.

"Ayo, kka. Tinggalin dia disini. Untuk malam ini kamu tidur diluar. Besok pagi baru boleh masuk" mama mematikan selang airnya.

Setelah mama dan Cakka pergi. Sivia segera menghampiri Ify.

"Fy..." panggil Sivia sambil memegang pundak Ify yang bergetar.

"Kakak, istirahat aja. Udah malem, udaranya ngga baik buat kesehatan." ucap Ify tanpa memandang ke lawan bicaranya.

"Via ayok masuk, kamu harus istirahat." panggil papa.

"Papa udah manggil kak. Masuk gih."

"Lo yakin ngga mau masuk, fy? Ini baju lo basah banget dan lo bisa sakit nanti."

"Ify nggapapa kok kak. Yaudah sana. Ntar mama marah ke kakak kalo loat kakak masih disini." ucap Ify sambil tersenyum memandang Sivia.

"Yaudah, gue masuk yaa." Sivia segera melangkah masuk ke dalam rumah.

Setelah memastikan tidak ada satu orangpun, tangisan Ify pecah. Tubuhnya bergetar hebat karena tangisnya.

"Maafin, ify maa.. Maafin ify.."" ucapnya di sela sesenggukannya.

Ify masih saja menyalahkan dirinya karena telah membuat keluarganya menunggu untuk makan malam. Hingga iya tertidur di halaman.

==============================
Tbc.

Voment please..
Makasih yg udah mau baca cerita ngga jelas ini. ^o^
Maaf feelnya ngga ada banget.

Tak Berujung IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang