V

1K 153 1
                                    

Whispering Corridors : Voice

Jimin tengah memperhatikan murid-murid yang tengah menjalani pembelajaran.

Ketika ia membalikkan badannya, ia melihat sosok lelaki itu lagi. Lelaki itu menghilang masuk ke ruangan lain, Jimin pun berlari menyusulnya.

Ia telah sampai di sebuah korridor. Korridor itu kembali menampilkan ilusi masa lalunya.

Jimin's Illusion

Jimin akhirnya masuk ke dalam ruang musik.

Seluruh siswa termasuk dirinya dan Yoongi juga berada di sana, tentunya bersama guru musik.

"Aku butuh seseorang untuk bernyanyi di depan. Siapa yang kau rekomendasikan?" tanya guru musik pada siswa-siswi yang ada.

"Ssaem, aku merekomendasikan Park Jimin" teriak Yoongi yang langsung mendapat pelototan dari Jimin.

"Aku tak bisa, ssaem" ucap Jimin
"Park Jimin, silahkan maju dan nyanyikan sebuah lagu untuk kami" ucapan guru Jung seketika membuat Jimin menurut.

"Fighting, Park Jimin" bisik Yoongi sambil mengacungkan kepalan tangannya.

"♬Te quiero, aunque yo desaparezca, si solo tu puedas ser feliz, yo con mis lagrimas, te puedo borrar, si puedo, si solo tu eres feliz♬"

Seluruh siswa dan guru Jung dibuat tercengang dengan suara Jimin. Suara yang halus nan indah.

Di saat dirinya bernyanyi, seorang lelaki berparas tampan berjalan di samping jendela.

Menatap dirinya yang asli dengan tatapan sendu.

Jimin's Illusion End

Saat itu juga Jimin kembali ke dunia nyata.
.
.
Waktu pulang telah tiba, namun dua anak manusia masih berada di salah satu ruangan. Tentunya Yoongi dan Jimin.

"Yoongi hyung, tadi aku bertemu dengannya" Yoongi langsung menoleh

"Dengan siapa?" Jimin hanya menatap Yoongi

"Lelaki itu. Lelaki yang selama ini menghantuiku" jawab Jimin

"Bagaimana wajahnya? Kau melihatnya kan?" tanya Yoongi yang dipenuhi dengan rasa penasaran.

"Menurutku dia cukup tampan, rambutnya berwarna hitam pekat dan pandangannya sangat sendu" Yoongi yang mendengar itu hanya diam, berpikir.

"Siapa kira-kira dia?" Yoongi mulai menebak-nebak.

"Aku tak tau siapa. Bahkan aku baru melihat wajahnya untuk pertama kali semenjak sekolah disini" ungkap Jimin

"Katakan dia telah melakukan ini padamu, tapi mengapa?" Jimin pun berpikir sebentar sebelum menjawab.

"Aku tak tau, hyung. Bagaimana jika aku pernah menyakitinya?" tanyanya balik pada Yoongi.

"Tidak mungkin, Jim. Bukankah kau baru melihatnya? Bagaimana jika dia cemburu pada suara menyanyimu? Kau bilang padaku kalau dia mengawasimu ketika kau bernyanyi" Jimin hanya merenung, memikirkan hal yang sama dengan Yoongi.

"Apakah suara menyanyiku sebagus itu?" tanya Jimin yang agak ragu dengan pendapat Yoongi, Yoongi tersenyum dan mengangguk.

"Tentu saja. Lebih dari pada bagus. Aku telah merekam suaramu, jadi aku bisa memainkannya untuk siaran makan siang. Sebagai hadiahku untukmu" jawab Yoongi sambil melihat foto-foto selfie mereka berdua.

Jimin menundukkan wajahnya. "Maafkan aku" ucapnya lirih, Yoongi menahan tangisnya. Kemudian, ia berdiri menatap keluar.

Sesuatu terdengar di telinga Jimin, ia berdiri dan menatap ke arah sumber suara.
"Apakah kau mendengarnya, hyung?" tanyanya pada Yoongi

"Tidak. Aku tak dengar apapun, Jim" jawab Yoongi sambil menatap ke segala arah.
"Aku mendengarnya. Itu dari lorong, seperti semacam gumaman"

Jimin dan Yoongi menyusuri lorong-lorong gelap yang menakutkan. "Semakin menjauh" gumam Jimin. "Jimin" panggil Yoongi berusaha memastikan keberadaan Jimin.

Mereka berhenti di depan sebuah lift, pintu lift tersebut terbuka dengan sendirinya. Mereka pun berjalan pelan masuk ke dalam lift.

Yoongi agak ragu untuk masuk ke dalam lift, namun suara langkah kaki Jimin yang masuk ke dalam membuatnya mengikuti Jimin untuk masuk.

Pintu lift tertutup.

"Jimin, Jimin" panggil Yoongi, tubuh Jimin bergetar karena ketakutan.

"Aku mendengar sesuatu. Seperti suara manusia. Tapi aku tak yakin" jelas Jimin dengan suara bergetar.

"Tapi aku tak dengar apapun, Jimin" ucap Yoongi frustasi.

Pintu lift kembali terbuka.

Yang terlihat hanya sebuah kegelapan. Tak ada cahaya apapun.

Hingga seorang lelaki berjalan mendekati mereka.

Suara tangis, tawa, jeritan bercampur menjadi satu.

"Apa yang sedang terjadi sekarang? Bicaralah padaku, Park!" Yoongi mulai panik, sedangkan Jimin lebih kacau daripada Yoongi.

"Dia semakin mendekat" ucap Jimin yang membuat Yoongi kebingungang. "Apa yang datang?" tanya Yoongi namun yang ia dapat hanya suara Jimin yang serak, ia menangis.

"Dia datang! Hentikan itu!" teriak Jimin sambil memejamkan matanya
"Jimin, jangan seperti ini kumohon. Kau menakutiku!" Yoongi mulai ketakutan sekarang.

Lelaki itu mendekat.
Semakin dekat.
Dan....

"AARRGGHHHHH" jerit Jimin dan Yoongi, Jimin terduduk di lantai sambil menutup kedua telinganya, sedangkan Yoongi ia jatuh pingsan.

Pintu lift tertutup kembali.
.
.
Kini mereka berdua berada di ruang bawah tanah, Yoongi menidurkan kepalanya di atas lututnya yang ditekuk, sepertinya ia tertidur.

"Maafkan aku, Yoongi hyung. Ini semua salahku. Kau takkan meninggalkanku, kan? Tanpamu, aku akan menghilang" tanpa Jimin sadari, Yoongi membuka matanya, ia mendengar apa yang dikatakan Jimin.

'Aku tak tau apa yang harus kulakukan, Jimin. Apakah aku harus terus bersamamu tau meninggalkanmu' batin Yoongi
.
.

TBC

A/N :
Maapin nthor yg lelet updtenyaaa, hari2 ini nthor udh mlai sbuk ngurusin tgas skolah ;( & tmen2 aq jg dah update ff remake baru yaitu 'mourning grave' kalian bsa liat di work aq yaaa :) smoga kalian suka

Jangan lupa votemment ya chingu :)
Annyeong,,😘

Gin

Whispering Corridors : VOICE [Yoonmin Ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang