Guan dan Yi Ling berdiri di tepi kolam. Keduanya terdiam. Belum berani membuka mulut untuk berbicara.
Guan melirik tubuhnya. Rasa nyeri yang menggerogoti tubuhnya sejak kejadian itu masih berusaha ia tahan. Namun, sekuat apapun ia menahan, batasnya sampai juga. Ia merasa umurnya tidaklah panjang lagi.
"Yi Ling, jika suatu saat aku meninggal, apakah kamu akan merindukanku?"tanya Guan.
Yi Ling menggerakkan sedikit kepalanya. Sesungguhnya di dalam hatinya ia cukup terkejut dengan pertanyaan itu. Bukan kata "sayang" melainkan kata "meninggal" membuatnya sedikit terluka.
Guan mendekati gadis yang tak menjauhkan pandangannya dari bibir kolam. "Jika aku pergi dan tak pernah kembali, akankah kamu mengingatku?" tanyanya lagi.
Akhirnya Yi Ling mengangkat wajahnya dan menatap Guan dalam diam. Ia tak bisa menjawab. Perasaannya sekarang belum bisa dirapikan. Apakah ia benar menyukai laki – laki itu. Atau hanya sekedar simpati pada laki – laki yang telah mempertaruhkan nyawanya.
Bingung, akhirnya Yi Ling pergi.
Guan masih bertahan di tempatnya. Merenung sambil meraba luka yang semakin parah. Sungguh, ia tak punya banyak waktu lagi.
Tiba – tiba terjadi keributan. Cheng Gong berlari. "Ada apa?" tanya Guan.
Cheng Gong terlihat panik. "Makhluk hitam itu. Mereka sudah menyerang desa. Bagaimana mungkin mereka bisa menerobos masuk?" Cheng Gong semakin panik.
"Lalu, dimana Yi Ling? Dimana dia?" hardik Guan.
'"Yi Ling maju sendirian menghadapi mereka."
Tanpa aba – aba, Guan langsung berlari mengejar Yi Ling. Namun baru beberapa meter ia berjalan, Soo muncul.
"Jangan ikut campur lagi Guan." Ucap Soo pelan.
Sedangkan di tempat lain, Yi Ling sedang berusaha memberantas makhluk hitam yang jumlahnya tak terhitung. Namun sebelum itu, ia telah meminta kepada warga untuk berlari secepat mungkin mencari daerah persembunyian.
Di ujung, Liao memperhatikan semua itu tak suka.
LIAO
Makhluk hitam disekitar Yi Ling telah banyak yang musnah. Ia terlihat sedikit kesusahan. Kemudian, ia memukulkan tangan ke tanah. Menciptakan cahaya berbentuk kelopkak bunga yang pernah ia keluarkan tempo hari. Namun, kali ini sedikit berbeda. Ia menambahkan sedikit kekuatan jimat putih. Seketika bunga – bunga cantik nan bercahaya itu berubah menjadi duri – duri tajam yang siap menebas semua musuhnya.
Sang duri melaju dengan kecepatan penuh. Menghancurkan makhluk hitam yang bersiap menyerang. Tak ada yang tersisa. Hanya dua manusia yang bersiap di posisi mereka. Liao. Yi Ling.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD OATH (END)
Fantasy[Romance - Fantasy] Apa yang akan kamu lakukan jika orang yang kamu cintai meninggal di hadapanmu? Bagaimana perasaanmu jika orang yang kamu cintai sudah tidak bernyawa di depanmu? Lalu... Apa yang akan kamu lakukan jika ia kembali hidup? Bukan seba...