Waktu itu adalah kesalahanku meninggalkanmu. Sekarang, aku tak akan meninggalkanmu. Tak akan pernah...
Seorang gadis yang baru saja ditolong tertidur di hutan. Kedua mata Yi Ling terpejam. Detik kemudian, matanya bergerak dan perlahan terbuka. Didapatinya sepasang mata yang menatapnya begitu dekat, lekat.
Yi Ling terkejut dan langsung bangun. Ia beringsut mundur sambil mengawasi laki – laki yang menatapnyanya itu. "Siapa kamu?" tanya Yi Ling sambil terus beringsut.
Berbeda dengan Yi Ling. Guan terus merangkak maju mendekati Yi Ling yang beringsut mundur. "Zhen Ji?" panggilnya pada Yi Ling.
"Zhen! Zhen!"
Yi Ling terus mundur hingga punggungnya menabrak pohon.
"Tidakkah kamu mengingatku? Ini aku. Guan!" ucap Guan pada Yi Ling.
"Pergi!" teriak Yi Ling. Ia kehilangan akal untuk pergi dari laki – laki itu.
"Zhen!" panggil Guan lagi. "Ini aku. Ini aku." Ucapnya sambil menatap kedua manik mata Yi Ling.
Yi Ling tidak mengerti apa yang diucapkan Guan. Ia melirik ke sisi kanannya. Mencari celah untuk kabur dari laki – laki itu. Dengan cepat ia beranjak dari tempatnya. Namun tangan Guan jauh lebih cepat dari tubuhnya. Kedua tangan Guan langsung menahan Yi Ling dan mendorong Yi Ling untuk tetap bertahan di posisinya sebelumnya.
"Ini aku, Guan! Apakah kamu tak mengenalku?" ulang Guan lagi.
Yi Ling diam. Menatap laki – laki di depannya seksama. Mencoba mengingat apakah benar laki – laki ini pernah masuk dalam memorinya. Namun ternyata tak satupun siluet tentang laki – laki ini.
"Aku tidak mengenalmu!" ucap Yi Ling tiba – tiba. Akirnya ia memilih untuk bernegosiasi dengan laki – laki itu. Karena menurutnya kalau bertindak sepertinya sia – sia.
Guan terdiam. Terbayang olehnya bayangan desanya yang hancur. Ia yang baru saja menginjakkan desa yang ditinggalinya selama dua hari begitu terkejut. Desanya telah hancur. Gadis yang dicintainya tertidur dengan damai di ujung rumah yang runtuh. Di beberapa tubuhnya terdapat luka memar dan darah di bagian kepalanya.
Bayangan itu menghilang. Sekarang Guan melihat gadis yang begitu mirip dengan sang kekasihnya. Menyadari bahwa kekasihnya sebenarnya telah meninggal , Guan ketakutan. Sekarang ia malah melangkah mundur menjauhi Yi Ling.
Yi Ling berubah heran. Tadi laki – laki ini mengejarnya begitu gigih. Namun sekarang laki – laki itu menjauh, ketakutan padanya. Yi Ling ikut berdiri dan melangkah pelan mendekati Guan.
Guan dan Yi Ling saling berpandangan. Momen itu dibuyarkan oleh perasaan aneh, pertanda makhluk hitam mendekati keberadaan mereka.
Yi Ling langsung berlari mengambil pedangnya. Dan Guan juga berlari. Ia menarik tangan Yi Ling, ikut bersamanya. Guan dan Yi Ling bersembunyi di balik gua yang tak jauh dari tempat mereka.
Cemas, khawatir menyelimuti mereka. Sebenarnya Guan bisa saja menebas makhluk hitam itu dengan pedang Arcusnya. Namun jumlah yang dirasakannya bukanlah jumlah yang biasa ia tebas. Jumlah saat ini hampir satu pasukan di garis depan dalam peperangan.
Jantung Yi Ling berdebar kencang. Ia menatap ke segala arah. Waspada akan serangan yang mungkin datang. Perlahan ia mengeluarkan pedangnya dari sarungnya.
Guan yang mengetahui hal itu langsung menahan tangan Yi Ling. Gerakan cepat yang dilakukan Guan ternyata menimbulkan suara yang memancing makhluk hitam itu mendekat.
Makhluk hitam merasakan keberadaan mereka. Mereka segera berjalan menuju gua Yi Ling dan Guan.
Guan merasakan hal itu. Ia langsung di posisi waspada. Memandang lekat wajah gadis di depannya. Mengawasinya agar ia tidak diserang tiba – tiba oleh makluk itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD OATH (END)
Fantastik[Romance - Fantasy] Apa yang akan kamu lakukan jika orang yang kamu cintai meninggal di hadapanmu? Bagaimana perasaanmu jika orang yang kamu cintai sudah tidak bernyawa di depanmu? Lalu... Apa yang akan kamu lakukan jika ia kembali hidup? Bukan seba...