Masih ingatkah kamu ketika itu hujan sedang turun dan kita semua masih terjebak disekolah? Aku senang bisa terjebak bersama mu meskipun kita tidak pernah berbicara lagi semenjak beberapa hari yang lalu.
Hujan...
Disitu pertama kali nya aku menangkap mu sedang memperhatikan ku. Tapi kemudian aku sadar, mungkin kamu hanya sedang melihat teman kita yang sedang bercanda disebelah ku? Kamu tahu? Hujan selalu mengingatkan ku padamu. Kenapa? Jangan ditanya.
Hatimu sedingin hujan.
Masih ingatkah kamu ketika pertama kali kamu memutar lagu owl city yang berjudul vanilla twilight? Aku sempat kaget. Karna kukira kamu bukan tipe orang yang menyukai musik seperti itu. Namun aku lebih kaget lagi ketika teman mu bilang, mantan pacar mu hanya satu dan kalian berpacaran sudah hampir dua tahun lamanya.
Disitu aku tersadar lagi, mungkin kah itu alasan mengapa hatimu sedingin hujan dan sekeras batu? Karna mantan pacar mu memtuskan hubungan kalian secara sepihak?
Oh, asal kamu tahu. Kamu selalu menjadi hujan yang membawa kenyamanan dalam tidurku, dan juga batu yang menimpukku agar kembali kedalam dunia nyata.
Kamu, dengan tubuh berisi mu. Mata coklat yang seakan menghipnotis si pemandang. Rambut urakan yang selalu kau sisir dengan tangan mu. Senyum mu yang begitu lucu. Tawa yang sangat khas. Dan juga sifat mu yang tidak pernah jelas.
Kamu dengan segala kelebihan dan kekurangan mu.
Kalau ada yang bilang; cinta tidak memerlukan alasan. Lantas mengapa aku punya begitu banyak alasan untuk tetap mencintai mu disaat kamu memberiku beribu alasan untuk menjauhimu?
