3

457 26 2
                                    

Hai readers, apa kabar? Lanjutin bacanya yah, jangan lupa ngasih vote dan commenstnya ya!!.

Supaya bisa buat gue tambah semangat untuk bikin ini cerita.

Salam kenal(^_^)

......................................................


Author Pov

Seorang gadis yang bisa di bilang aneh, bagi siapa saja yang akan melihatnya. Ia terus berlari agar gerbang sekolah yang ia tuju tidak segera ditutup, dan gadis itu berhasil melewati gerbang.

Tetapi ia tidak bakal selamat karena didepannya sudah ada seorang cowok dengan menggenakan jas, yang sudah menatapnya dan ia yakini bahwa itu salah satu ospek di sini.

"Hey!"suara bariton terdengar, dan itu membuat Steffi menoleh ke sumber suara.

"Kakak manggil saya" Steffi celingak-celinguk.

"Iya, siapa lagi yang telat kecuali lu. Cepat sini!" Steffi pun berjalan mendekati cowok itu.

Ia bernama Reynald Alex Alvaro. Cowok yang lebih akrab di panggil Rey terkenal sebagai cowok nakal dan playboy. Ia tidak akan segan-segan untuk mem-bully orang yang tidak mematuhi perintahnya. Walaupn begitu, ia memiliki wajah yang tampan, berkulit putih, dan itu yang membuat para gadis terpikat saat melihatnya. Dia juga salah satu anggota OSIS.

Kenapa dia bisa menjadi anggota OSIS, alasannya adalah dia anak pemilik sekolah ini. Jadi dia bisa melakukan apapun yang dia mau termasuk hal sepele, seperti tidak mengikuti pelajaran sekolah. Dan guru-guru disini juga tidak ada yang berani menghukumnya, jika masih ingin menjadi guru di High Golden SCHOOL.

Steffi sesekali mengumpat kesal di dalam hatinya, ini semua salah kakak-kakaknya. Jika ia tidak menuruti kemauan kakaknya yang ingin menonton video dengannya, ia tidak akan terlambat ke sekolah dan tidak dimarahi oleh seseorang yang berada di depannya ini.

"Ada apa ya kak!"tanya Steffi yang saat ini sudah berada di depan Rey.

"Gak usah, sok polos deh. Lu pasti tau kan kesalahan lu apa" Rey dengan nada sedikit ketus.

"Iya kak, saya tau kesalahan saya" Steffi masih menundukkan kepalanya.

" Karena lu telat, hukuman yang cocok buat lu, itu lari keliling lapangan tiga kali" ucap Rey tegas.

"Baik kak" bagi Steffi itu tidak masalah buatnya, karena setiap ada waktu ia akan lari pagi bersama dengan kakaknya.

Steffi pun melakukan perintah yang disuruh oleh Rey.

Revan yang baru saja memarkirkan motornya terkejut saat melihat adeknya berlari di lapangan dengan keadaan cuaca yang lumayan baik, karena jika adiknya terkena panas terlalu lama dan tidak makan sama sekali maka dia bisa mimisan dan pingsan.

Revan pun menuju ke kantin untuk membelikan adeknya sebotol minuman, karena Revan tau bahwa adeknya akan haus saat selesai lari. Setelah selesai membeli minuman, Revan duduk di tepi lapangan sambil menunggu Steffi selesai berlari.

Steffi pun berhenti, karena sudah melaksanakan perintah dari Rey. Revan yang tau bahwa, Steffi sudah menyelesaikan hukumannya dari Rey. Revan segera menghampiri Steffi karena merasa tidak tega saat melihat adiknya begitu capek sehabis lari.

"Dek, lu gak kenapa-napa kan" tanya Revan sambil memegang bahu Steffi dan satu tangannya berpindah ke dahi untuk mengecek apakah Steffi kepanasan.

"Gak pa-pa kok kak, tenang aja Steffi kan adik kakak yang paling kuat" jawab Steffi sambil senyum kepada Revan.

The Beautiful NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang