Chapter 2 (part 1)

30 8 0
                                    

Asap dari pesawat yang mengeluarkan tembakan. Mereka keluar dengan berbondong-bondong selayaknya ingin menangkap tawanan. Para prajurit itu menggunakan bahasa yang tidak bisa dimengerti. Mereka menggunakan baju baja berwarna merah dan menggunakan senjata yang mereka taru di bahunya. Jupiter serasa seperti lautan polusi. Badai yang kami lewati di permukaan Jupiter menjadikan dataran di bawahnya sangat gersang dan kosong. Hanya ada tangkai pohon yang tidak berdaun menghiasi tanah yang kering kerontang.

Victor melihat di barisan para prajurit itu. Mereka membelah jalan seperti penyambutan seseorang yang penting seperti raja. Sejauh mata memandang ia tidak menemukan sosok lain dari pesawat besar itu. Pintu pesawat itu tertutup kembali setelah para prajurit itu keluar. Victor dan Con merangkak mencari tempat persembunyian di ranting pohon yang besar. Mereka berdua berharap kalau para prajurit itu tidak melihat mereka. Mereka melihat pintu pesawat terbuka dengan kepulan asap dari dalam pesawat. Asap itu begitu pekat sampai tidak terlihat orang dibalik asap itu.

"Kau melihat ada sesuatu?" Tanya Con.

"Tidak, aku tidak bisa melihatnya"

Asap itu semakin lama-semakin menghilang. Dibalik asap itu terdapat seseorang berjubah dan bertopeng dengan badan yang tinggi tegap. Dia keluar dari pesawat itu dengan pengawalan yang ketat. Dia mengatakan sesuatu kepada prajuritnya, ada satu prajurit yang maju menghadapnya. Lagi-lagi mereka berbicara bahasa asing yang tidak dimengerti. Seseorang yang bertopeng itu menyuruh semua prajuritnya untuk berbaur di setiap sudut. 

"O-ouw, lari!!"

Victor dan Con berlari terbirit-birit menghindar dari prajurit itu. Mereka tidak mempunyai tujuan dan arah. Prajurit itupun mengejar Victor dan Con dengan melepaskan tembakan ke arah mereka. 

"Kita akan bersembunyi dimana!!" Teriak Con.

"Sebelah sini!" Victor pun berbelok ke arah kanan melewati tumpukan baja-baja bekas. Para prajurit itu pun berlarian mencari mereka di tempat tumpukan baja itu. 

"Apakah mereka brandalan jupiter? Atau mereka hasil cloning? Prajurit satu dengan lainnya tidak ada bedanya, mereka sangat kuat" Kata Con yang terengah-engah.

"Untungnya kaki ku tidak apa-apa setelah berendam di air susu, Jika tidak aku sudah mati melewati ranting mati itu"Ujar Victor.

Disamping bahu Con ada kain merah yang menggantung, dia langsung memakai kain itu untuk membasuh keningnya dan juga lehernya yang berkeringat. Victor merasakan pasir yang berjatuha dri atas tumpukan baja itu. Tidak ada semilir angin di Jupiter. Pasir-pasir itu turun dari gumpalan awan dari atmosfer Jupiter. Victor melihat ke atas, tangannya langsung menerkam Con yang santai. 

"Hey! Apa yang kau-"

Mereka berdua tercekat, ternyata pria bertopeng itu berada di atas tumpukan baja sambil memandangi Victor dan Con. Pria bertopeng itu memandangi mereka berdua. Victor dan Con merangkak jauh-jauh dari-Nya namun, pria itu terus mendekat dan mengeluarkan sebilah pedang yang sangat menakutkan dengan corak merah. Dia memutar pedang itu, dan menancapkannya di antara Victor dan Con.

"Kau adalah orang luar yang tak pernah kulihat sebelumnya di Jupiter" Kata Pria Bertopeng itu.

Dia berbicara bahasanya, "Kita bukanlah orang jahat disini," Dia menyela pembicaraan Victor dengan bahasanya yang tidak ia mengerti. Sebuah kejutan, ia memanggil para prajuritnya. Mereka menangkapnya dan membawanya menuju pesawat. Dengan segala upaya pengelakannya, mereka tidak mendengarkan celotehan dari Victor dan Con. Mereka memasuki pesawat dan duduk berhadapan dengan pengawalan prajurit di sekelilingnya. Saling memandang dan berputus asa untuk kabur dari pesawat itu. Sekejap, ia memandangi isi pesawat itu dan prajurit-prajurit ini. Teknologi Jupiter memang sangat maju daripada planet lain, prajurit-prajurit ini hanyalah seorang robot yang hanya patuh pada pria bertopeng itu. Pria itu bukan robot seperti prajurit ini, dia melihat tangannya yang mengeluarkan sebilah pedang dari punggungnya. 

4 DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang