Hai,,,
Aku termasuk penghuni baru di dunia wattpad biasanya cuma hoby nulis diblog atau laptop tanpa pernah dipublish. Cerita ini cerita keduaku di Wattpad, sebenarnya cerita ini udah pernah publish di tempat lain tapi dengan cast berbeda.
Silahkan membaca ^^
***
Malam ini udara di kota Bandung sungguh dingin menusuk hingga ke tulang. Tetesan butiran embun jatuh menyentuh mantel tebal seorang gadis yang sedang berjalan seorang diri di tengah cuaca dingin ini. Gadis cantik bermata bulat dengan bibir tipis merahnya serta rambut panjang ikal berwarna coklat itu, sedang menyusuri jalan setapak di sepanjang jalan kota Bandung. Dia sendiri, tanpa ada seseorang yang berjalan bersamanya. Hanya ditemani headset yang terpasang apik di kedua telinganya, serta syal berwarna merah yang sedang melingkar di leher untuk mengurangi rasa dingin malam ini.
Entah apa yang ingin dia lakukan saat ini dengan berjalan di cuaca yang bahkan sebagian orang memilih untuk tetap tinggal di rumah, berhenti di cafe, atau tempat hangat daripada berjalan seperti gadis itu. Entah sudah berapa lama gadis itu berjalan tak tentu arah, terlihat bibirnya yang sudah mulai berubah warna, tanda bahwa dia sudah kedinginan.
Langkahnya tiba-tiba berhenti di sebuah cafe bernuansa classic yang cukup ramai. Dia memandang sendu cafe itu, hingga tanpa sadar airmatanya jatuh saat itu juga, walaupun bibirnya sedang tersenyum.
"Aku merindukanmu," lirihnya.
Setelah beberapa lama dia memandang cafe itu, dia melangkahkan kakinya lagi semakin menjauhi cafe itu. Langkahnya terayun apik menuju sebuah taman tak jauh dari cafe itu. Taman yang saat ini terlihat sepi, hanya berhiaskan beberapa lampu taman sebagai penerangan. Mungkin taman ini tak sepenuhnya sepi, terlihat masih ada beberapa orang yang sedang menikmati malam di sana. Namun, hanya gadis itu yang terlihat sendiri.
Gadis itu melangkah mendekati sebuah kursi taman dekat dengan salah satu lampu penerangan. Dia mendudukkan dirinya di sana. Sesaat, dia memejamkan matanya seakan menikmati sinar lampu dan alunan musik yang terdengar dari headsetnya. Dia membuka matanya dan mengulur tangannya, menangkap butiran embun yang masih turun.
"Aku benar-benar merindukanmu," lirihnya. "Embun ini semakin membuatku teringat tentangmu," lanjutnya tersenyum.
Dia mengambil sesuatu dari saku mantelnya, sebuah ponsel berwarna silver sekarang ada di tangannya. Dia membuka layar ponselnya yang langsung menampilkan wajahnya sedang tersenyum dengan seorang pemuda tampan yang lebih tinggi darinya.
"Aku harap kau di sini, Ken," ucap gadis itu saat menatap foto itu.
"Bisakah aku memiliki satu kesempatan lagi untuk bertemu denganmu, Ken?" lanjutnya. "Aku hanya ingin kembali ke masa itu, saat sebelum aku menyesali semuanya seperti sekarang."
Gadis itu menangis, air matanya mengalir lebih deras. Bahkan sebelah tangannya memegang dada kirinya yang terasa sakit. Gadis itu masih terisak sambil memukul-mukul dadanya dan memeluk ponselnya erat.
"Maafkan aku... Maafkan aku, Kennan," gumamnya pada seseorang di foto itu yang ternyata bernama -Kennan.
Setelah cukup lama gadis itu menangis dengan pilu, dia sudah mulai tenang walaupun terkadang airmatanya masih lolos jatuh di pipinya tanpa disadari. Saat gadis itu masih duduk di bangku taman itu, tiba-tiba ada suara seseorang memanggilnya.
"Alesha... Alesha...!"
Teriak seseorang dari arah belakang gadis itu. Gadis bernama Alesha itu menolehkan kepalanya menatap seorang gadis manis bermata sipit yang saat ini sedang berjalan mendekat ke arahnya.
"Ya!!!" Gadis itu langsung membentak Alesha saat sudah berdiri di depan Alesha. "Ke mana saja kau, hah?" Tanya gadis itu ke Alesha. Alesha mendongak menatap gadis itu dengan mata bulatnya, lalu dia melepas headsetnya.
"Kau di sini, Sunny?" tanya Alesha dengan muka datarnya kepada gadis di depannya -Sunny.
"Kau masih bertanya setelah membuatku berlarian di cuaca dingin ini untuk mencarimu, hah?" Sunny menatap Alesha tajam. "Ke mana saja kau? Apa kau gila keluar di cuaca seperti ini?"
Alesha mengerjap melihat Sunny berbicara dengan nada tingginya, masih bingung kenapa tiba-tiba sahabatnya ini datang dan marah-marah padanya?.
"Kau kenapa, Sun? Aku hanya sedang berjalan-jalan," jawab Alesha polos.
"Ya Ampun, Alesha! Kau bilang jalan-jalan? Apa kau tak sadar, hah? Cuaca sedang tidak bersahabat seperti ini dan kau bilang sedang berjalan-jalan. Bahkan semua orang lebih memilih bergelut dengan selimut mereka di rumah dan kau malah di sini. Oh Tuhan, Alesha. Berhentilah menjadi orang bodoh seperti ini," ucap Sunny panjang lebar.
"Aku serius, Sun," Alesha tersenyum ke Sunny. "Kau tahu, bahkan aku tak merasa sedingin yang kau bicarakan, bagiku ini masih normal," lanjutnya.
"Apa?!" Sunny memekik. "Alesha, apa perlu aku membawakanmu kaca, hah? Lihat!!! Bibirmu sudah seperti itu, Alesha," Sunny menunjuk bibir Alesha. Sunny meraih tangan Alesha. "Ya Ampun, Alesha, tanganmu sudah beku seperti ini."
"Tak apa, Sun," Alesha menarik tangannya.
"Berhenti berlaku bodoh, Alesha. Mau sampai kapan kau berlaku seperti ini?" Sunny menatap Alesha sendu. Alesha diam menunduk mendengar ucapan Sunny. "Aku mohon, Alesha, ingatlah bahwa kau tak sendiri. Masih ada aku dan kak Ryan yang peduli denganmu, Alesha." Sunny meraih tangan Alesha, dia menggenggam kedua tangan Alesha dan sesekali menggosoknya agak lebih hangat. Alesha masih terdiam tanpa menatap Sunny.
"Semuanya sudah terjadi, Alesha, kita tahu kita tak bisa mengulang waktu kembali ke masa itu. Yakinlah, Alesha! Bahkan bila kau bisa mengulang semuanya, belum tentu semuanya menjadi lebih baik. Yang perlu kau lakukan sekarang hanya menjalaninya dengan baik," lanjut Sunny. "Lihat aku Alesha!" Alesha mengangkat wajahnya menatap Sunny yang tersenyum padanya.
"Ta-tapi, Sun. Aku sungguh me-merindukannya," ucap Alesha. Setetes air mata jatuh di pipinya.
"Aku tahu, Alesha," Sunny tersenyum. "Bukan hanya kau, kami juga merindukannya."
"Jalani hidupmu, Alesha. Kau tak akan pernah tahu apa yang akan terjadi nanti. Kita juga tak pernah tahu apa yang menanti kita selanjutnya. Yakinlah, Kennan sudah bahagia, dia pasti juga ingin kau bahagia," lanjut Sunny.
"Aku..." Alesha terisak tak sanggup melanjutkan kata-katanya. Sunny menangkup wajah Alesha dengan kedua tangannya.
"Sudahlah, sekarang kita pulang. Kak Ryan sudah menunggu kita, dia juga mencarimu tadi," ucap Sunny menarik Alesha. Alesha hanya diam mengikuti tarikan Sunny.
***
Maaf ya kalau terlalu pendek dan kurang bagus,,
Sekali lagi ini REAL IDE SENDIRI ^^ Jadi kalau ada kemiripan, typo atau apalah yang kurang berkenan mohon di MAAFKAN ya
Nesyarera
Surabaya, 03 Januari 2017
Revisi : 28 April 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone (Love) ✔
Short StorySHORT STORY BY NESYARERA Genre : Romance ------- Cinta semakin terlihat jelas saat kau sedang sendiri, saat kau melangkah dalam kesendirian dan kerinduan, Alesha Putri, dia sangat mencintai Kennan -kekasihnya- begitu juga dengan Kennan yang sangat m...