Part 2 - The Bad Turth

48 8 0
                                    

Setelah 1 bulan memutuskan untuk menghilang akhirnya Alesha muncul di kampus, bukan untuk kembali berkuliah namun hanya untuk mengurus semua kepindahannya. Dia begitu serius dengan keputusannya untuk pergi menjauh, sejauh-jauhnya dari Kennan. Bahkan dengan itu, dia juga harus menjauh dari Ryan dan Sunny. Keputusan itu sebenarnya di tentang keras oleh Ryan dan Sunny karena mereka tak ingin Alesha jauh dari mereka.

Alesha melangkahkan kakinya menyusuri lorong kampusnya setelah menyelesaikan administrasi kepindahannya. Dengan langkah lemah sambil menerawang sekeliling kampus, tempatnya menuntut ilmu selama 2 tahun, tempat berbagi kisah dengan Sunny dan teman-temannya, dan tempatnya bertemu dengan sosok orang yang paling dia cintai -Kennan.

"Alesha!!"

Tubuh Alesha seketika menegang saat mendengar suara orang yang sangat dia hindari beberapa waktu ini memanggilnya. Dia masih berdiri mematung, seakan kakinya terlalu berat untuk dilangkahkan.

"Kemana saja kau? Aku merindukanmu," Kennan langsung menarik Alesha ke dalam pelukannya.

Alesha masih diam mematung tidak membalas pelukan Kennan. Sekuat tenaga dia menahan diri untuk tidak membalas pelukan orang yang sangat di rindukannya.

Kennan mengernyit saat tahu bahwa Alesha sama sekali tidak membalas pelukannya. Dia melepas pelukannya dan memegang kedua bahu Alesha. Mata tajamnya menatap lurus ke mata Alesha.

"Lihat aku," ucapnya tegas saat Alesha membuang muka kesamping. "Alesha!!" lanjutnya dengan penuh penekanan.

Alesha tahu bahwa Kennan sedang menahan amarahnya, perlahan dia memutar wajahnya menatap Kennan.

"Ke mana saja kau selama ini?" ucap Kennan lembut, "Aku mencarimu kemana-mana, Alesha, tapi tidak ada yang tahu kau di mana. Aku sangat bahagia melihatmu saat ini," lanjutnya dengan senyum tulusnya.

Alesha sekuat tenaga menahan airmatanya agar tidak jatuh di depan Kennan. Alesha mengangkat kedua tangannya menepis tangan Kennan yang ada di bahunya.

"Hentikan, Ken," ucapnya dingin. "Bukankah semua sudah jelas? Kau pasti sudah menerima surat yang aku tulis, kan?"

"Iya aku menerimanya, tapi..."

"Apa lagi?" potong Alesha. "Aku sudah menulisnya dengan cukup jelas, Kennan. Aku ingin mengakhiri semuanya, aku sudah mengingkari janjiku. Apa kau belum paham hah?" nada Alesha meninggi.

"Berhenti bercanda, Alesha," Kennan menggertak menahan amarahnya. "Sungguh ini sudah tidak lucu lagi, berhentilah berpura-pura?" lanjutnya sambil menggenggam tangan Alesha.

"Aku tidak sedang bercanda ataupun berpura-pura, Kennan, aku serius," Alesha menghentak tangan Kennan hingga terlepas. "Sebaiknya aku pergi, sudah ada yang menungguku," ucap Alesha berlalu meninggalkan Kennan yang masih terdiam dalam kebingungannya.

Kennan segera berlari mengejar Alesha saat kesadarannya telah kembali, dia mencari ke segala arah namun sosok Alesha sudah menghilang. Kennan segera berlari menuju motor sportnya untuk mengejar Alesha, berharap dia masih bisa menemukan Alesha.

"Kumohon Alesha jangan pergi," gumamnya sambil mengendarai motor sportnya.

***

Alesha menangis sejadi-jadinya setelah menjauh dari Kennan, dia segera masuk ke dalam salah satu mobil seseorang yang mengantarnya. Bahkan Alesha menghiraukan teman yang sedang berada di bangku kemudi di sampingnya. Tangisannya sungguh memilukan, dan menyakitkan.

"Hikssss... Sakiiittt...hiksss..."

Alesha mencengkeram dada kirinya kuat sambil menangis. Rasanya sangat menyakitkan. Sungguh!! Bohong jika Alesha bilang dia baik-baik saja. Dia hancur, bahkan tak pernah tahu apa dia bisa bangun lagi setelah ini.

Alone (Love) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang