Di sebuah rumah besar dengan gaya klasik eropa. Barang barang mewah dan berkelas terpampang di dinding dan lemari. Rumah Mr.anckerman atau bisa disebut rumah ayahnya Rivaille."Jadi.." sang ayah menatap anaknya yang sedang menyeruput kopinya.
"Untuk apa kau kesini?" kenny masih menatap rivaille.
Rivaille meletakan kopinya.
"Aku minta pernikahan ku di batalkan" kenny hanya kaget. "Terus kau ada rencana lain? Apa aku harus membunuh jeager muda itu?"Rivaille menatap Kenny datar.
"Aku takkan biarkan kau membunuhnya. Aku punya rencana lain. Kau habisi saja keluarga jeager. Dan anaknya.." Rivaille menjeda katanya.
"Itu urusanku" kenny hanya menatap anak cebol*plakk* satu satunya dengan wajah bingung.
"Hah.. Seterah kau lah.. Aku hanya ingin kau buat Anak lelakinya menderita. Ya.. Kalau bisa hancurkan saja." kenny beranjak dari duduknya.
"Oiya Cebol. Sepertinya si bocah Eren itu memiliki saudara. Aku masih tak tau. Terpenting buat anak itu menderita. Seperti kau dulu." kenny pergi di susul para bodyguard.
'Aku hanya ingin menepati janji ku kuchel ' batin kenny menyeringai tajam. " shiera. Jalankan rencana nya. Sekarang" yang dipanggil shiera pun hormat dan mulai memangil para anggotanya.
'Grisha, Carla. Sampai jumpa' seringai mulai muncul lagi.
Rivaille yang hanya menatap ayahnya dari juah hanya berdecih.
"Dasar pak tua"
_________________
"Akhh" Erangan Eren yang sedang memegang kepalanya. Sakitnya mulai kambuh lagi.
"Kau tak papa eren?" tanya farlan yang mulai khawatir. Semenjak kejadian Eren masuk ke Uks. Penyakit Eren lebih sering kambuh. Seperti pusing, mudah pingsan, muntah, dan saat melihat ke papan tulis. Eren merasa tak bisa melihat hurufnya.
"Eren apa kau sudah kerumah sakit?" tanya Farlan menatap Eren sedih.
"Ayah ku seorang dokter. Nanti aku tanya ke ayah ku saja." Eren berusaha senyum ke farlan. Tapi sakit kepalanya mendadak kambuh lagi.
"Akhh ... Mmmmh" eren segera menutup mulutnya dan berlari keluar kelas. Farlan yang menatap kaget langsung segera menyusul Eren.
"Eren!! Tunggu!!" farlan berlari menyusul Eren.
"Akkhh.. Dimana dia?!!" farlan kehilangan jejak Eren. Dia sudah mencari kekamar mandi tapi tak ada. Sepertinya ada yang tak beres
"EREEN!!" panggil farlan tapi tak ada yang menjawabnya. Pas sekali Armin,Jean dan Connie lewat.
"A-armin.. Kau lihat Eren?" farlan ngos ngosan dan memegang bahu Armin.
"Aku tak lihat. Memang ada apa?" Armin menatap Farlan bingung.
"Tadi dia sakit kepala dan mualnya kambuh. Eren harusnya berlari ke toilet. Saat aku mencari di toilet. Tak ada siapa siapa disana. A-ku ta-kut e-eren malah-"
"Oi farlan. Tenangkan dirimu. Kenapa kau begitu panik dengan keadaan si gorila itu? Atau kau.." Jean mengantung katanya membuat farlan bingung.
"Menyukainya?" Farlan membatu. Armin dan Connie diam.
"Ap-apa yang kau maksud kuda? Aku kh-kh-khawatir saja melihat E-Eren mulai sakit sakitan begitu" Farlan gugup saat menjawabnya.
"Cih. Bocah gereja. Jangan panggil aku kuda!! Aku yang mirip yamazaki kento kenapa harus di samakan dengan kuda??!" Jean ngomel ngomel. Farlan hanya menutup telinganya. Conni tertawa ngakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Lie ( Riren Story )
Fanfiction(END) Summary: Rivaille berbohong ke Eren. Dan Eren berbohong ke Rivaille. Rivaille-levixeren Genre romance,hurt Rate berubah ubah Attack on titan cuman punya abang Hajime isayama