chapter 5

4.5K 238 73
                                    

Penyesalan selalu datang
belakangan



_________
"Akkhh" Eren meringis kesakitan sambil memegang kepalanya. Pandangannya semakin memburam. Makanan yang ada didepannya seperti terkena efek blue. Isabel menghentikan makannya dan duduk di samping Eren.

"Kaka tak apa? Aku panggil farlan ya?" Isabel ingin segera bangun. Tapi tangannya di cegah oleh Eren. Kini isabel menatap Eren bingung

"Aku tak ingin merepotkannya. Kau bisa antar aku ke sekolah? Aku rasa semua jadi buram" Eren memfokuskan matanya ke isabel dengan sedikit menyipitkan matanya. 'Isabel kok ngeblur gitu kaya habis di edit di picsart' batin Eren *Eren mantan anak alay ya?*

"Kaka Minus matanya? Kita ke dokter-"

"Tak usah. Aku hanya pusing. Mungkin karna pusing mata ku jadi burem burem heheh" potong cepat Eren sambil tertawa agar Isabel tak curiga. Bukannya curiga, Isabel malah bingung ama kakanya yang sering ketawa tawa garing sendiri

"Yasudah aku siapin mobil dulu" Isabel pergi meninggalkan Eren yang tersenyum lirih dan mulai menintikan air matanya dan memegang dadanya yang mulai sesak

'Beberapa hari lagi aku hidup ya?' batin Eren bertanya, saat Eren bangun dari duduk. Eren merasakan kakinya mati rasa.

"Akhh.. Bergeraklah" Eren berusaha membuat kakinya berjalan. Tapi..

Bugh..

"Akhh.. Ri-ri..lle" Eren mengerang Pelan. Isabel berniat memanggil Eren, saat melihat Eren tergeletak di lantai Isabel langsung menghampiri Eren.

"Kak!! Kaka ko bisa jatuh? Kakak gak papa kan?" tanya Isabel mulai cemas Eren hanya mengangguk. "Aku cuman jatuh kok. "Eren mencoba berdiri dan berjalan. Isabel kini menatap cemas Eren yang berjalan ke mobil dengan pincang pincang.
.

.

.

.
"Kaka bener gak papa?" tanya Isabel yang sedikit melirik Kakanya yang ada di sampingnya dan Terus mengendarai mobil.

"Kau sudah bertanya itu tadi" ucap Eren yang mulai risih dengan pertanyaan Isabel. Eren akan menyebut Isabel 'Mikasa ketiga' setelah farlan.

"Habisnya kaka pucat banget mukanya" Eren memalingkan wajahnya menatap jendela dan menghiraukan Isabel.

Keheningan menyelimuti mereka karna tak ada yang membuka percakapan.

"Isabel. Jaga mansion ayah ya jika aku pergi" ucap Eren sambil menatap isabel yang sedang mengendarai. Sayangnya Isabel sedang menatap jalan.

Ngiitt..
Mobil berhenti karna lampu merah.

"Kaka emang mau kemana?" tanya isabel yang kini menatap Eren sambil menungu lampu merah.

"Jauh, jaga farlan juga ya?" Isabel makin bingung. Isabel ditinggal sendirian nih?

"Kaka mau pergi kemana sih?? Aku ikut!!" Isabel merengek ke Eren sambil memeluk Eren

"Jauh isabel, isabel jaga farlan saja" Eren mengalihkan pandangannya ke jendela lagi. Dan menangis dalam diam. Isabel mulai kesal dengan kakanya

Lampu hijau menyala dan mobil Isabel jalan
.

.

Setelah sampai di sekolah. Eren turun dari mobil. Farlan yang sendari tadi menunggui Eren di gerbang sekolah langsung menghampiri Eren dan membisikan sesuatu.

"Kau tak papa kan?" tanya dalam bisik bisik. Eren mengangguk. Isabel yang menatap bingung mereka dari dalam mobil.

"Kaka mau aku jemput?" tanya Isabel dari dalam mobil.

You Lie ( Riren Story )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang