chapter 4

2.6K 189 24
                                    


"Eren" Eren sedang tertidur di ranjang. Farlan duduk di samping ranjang Eren sambil mengenggam tangan Eren. Farlan menantap sedih Eren.



Flashback

"Kanker otak?!" farlan terkejut hingga memukul mejanya dan menarik dasi dokternya. Eren menutup mulutnya tak percaya.

"BOHONG!!" Teriak farlan.

"Bagaimana bisaa?!" lanjut farlan yang masih syok.

"Dari keluhan dan pemeriksaan saya. Anak Eren sudah memasuki stadium 4. Anda bisa pergi kerumah sakit untuk terapynya." farlan langsung menatap Eren yang sendari tadi menunduk sedih.

"Eren,kita harus ke rumah sa-"

"Dok apa ada obat penghilang nyeri?" potong Eren. Dokter melepaskan diri dari gengaman farlan dan mengambil obatnya.

"Dosis tepat 3x sehari 1 kapsul sehabis makan. Jangan terlalu tergantung dengan obatnya." saran dokter memberikan ke Eren.

"Eren" panggil farlan tapi dihiraukan Eren. Farlan membulatkan matanya saat Eren bertanya ke dokter.

"Berapa lama lagi aku hidup?" tanya Eren. Farlan menarik kerah kemeja Eren.

"APA MAKSUD MU EREN?! TAK KAU TAK BOLEH EREN AKU-"

"Tak ada jalan lain farlan, aku sudah tak ada duit. Hanya rumah ini peninggalan ayah. Aku takkan menjualnya hanya untuk penyakit ini" ucap Eren lirih.

"Aku juga pasti akan menemui ajal ku walau aku sehat sekarang" lanjut Eren. Farlan hanya menatap sedih Eren. Eren menatap dokter.

"Berapa dok?" tanyanya sekali lagi.

"Saya belum memastikan berapa. Sepertinya sekitar 5 bulan" mata farlan membola, eren hanya pasrah mendengarnya.

"Saya harus pergi" ucap dokter menatap jam sekilas dan meninggalkan Eren dan Farlan.

Flashback end.


Farlan masih memandang muka damai Eren.

Ting tong ting tong.

Bel rumah Eren berbunyi. Farlan berjalan menuju pintu dan meninggalkan Eren.

Farlan mengintip dari kamera yang ada di pintu. Hanya terlihat wanita bersurai merah yang sedang membelakangi pintu.

Karna penasaran Farlan membuka pintunya.

"Ano.. Anda siapa?" tanya Farlan langsung. Farlan terkejut saat wanita itu membalikan wajahnya. Mata hijau tuanya membulat dan mulut membuka lebar.

"Farlannn?!!" kaget wanita itu menakup pipi farlan.

"A-a-anda s-siapa?" jawab gugup Farlan. Farlan seperti mengenalnya. Tapi dimana? Kapan?

"Farlan masih main dengan Erennii? Isabel kira Farlan pergi keluar negeri pas itu?!" pertanyaan Isabel membuat farlan makin bingung. Apa yang terjadi?

"Farlan tak ingat?" tanya isabel membuat muka sedih. Farlan hanya menganguk. Isabel mengedarkan pandangannya.

"Dimana ayah grisha sama mama carla? Aku juga tak melihat mikanee-san? Erenniisan mana?" tanya isabel. Farlan menunduk dan menyuruh isabel masuk.

Isabel duduk, farlan menyuruh kisaki-san membuat minum dan duduk di samping Isabel.

"Dimana mereka?" tanya isabel lagi dan mengedarkan pandangannya ke seluruh tempat. Kisaki menaruh minuman di meja.

"Tuan dan nyonya jeager meninggal karna perampokan. Mikasa-san tidak ditemukan saat kejadian perampokan" Ucap farlan, isabel terkejut dan melepaskan gengaman gelasnya membuat gelas itu terjatuh dan pecah kemana mana.

You Lie ( Riren Story )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang