Sial
Kenapa aku pergi ketempat sialan ini?
Dasar bodoh
Huh
Entah sudah berapa kali aku menghembuskan nafasku, maksudku, bukan bernafas tentu saja. Hal yang lain, semacam itulah.
Kulangkahkan kakiku untuk kembali ke halte bus. Berharap aku bisa menemukan alasan mengapa aku datang kesini tadi.
Ya,
Aku datang ketempat yang paling tidak ingin kukunjungi ini dengan sebuah alasan-yang aku yakin itu sangat penting-
Tapi entahlah, aku lupa.
Masa bodoh dengan semua itu, kini aku sudah duduk di halte bus terdekat. Kembali berharap, semoga bus yang kutunggu cepat datang. Mengingat aku tidak nyaman dengan kondisi ini, aku ingin berlari secepat mungkin menuju halte lain selain ini.
Apa dua orang pria yang bersandar dibahu satu sama lain itu normal?
Kurasa tidak. Ini tidak benar.
Tapi ini terjadi, tepat disampingku! Oh, lihat siapa yang baru saja ingin muntah? Aku tentunya. Kenapa dua pria ini seperti itu? Apa mereka berteman? Tidak. Ayolah ini bukan urusanku!
Masa bodoh, busku sudah datang. Segera aku berdiri dari kursi halte tersebut, dan masuk kedalam bus yang hangat dan nyaman.
Untunglah busnya sedang sepi, aku tidak terlalu suka keramaian.
Hari ini buruk
Sungguh
Entah apa yang meracuniku, aku kembali teringat dua orang pria tadi. Aku jijik melihatnya, apa stok perempuan didunia ini habis?
Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja tidak! Buktinya masih ada aku. Yang setia sendiri dari lahir hingga sekarang.
Ralat, tidak. Maksudku aku pernah mempunyai seorang lelaki. Hanya sekali seumur hidupku. Dan setelah itu aku tidak ingin memiliki hubungan dengan laki-laki lagi
Aku masih normal!
Beberapa kali aku menyukai seorang lelaki, entah itu seumuran denganku atau yang lebih tua dariku. Tapi semuanya tidak berujung dengan manis.
Ya, aku selalu merasakan patah hati setiap aku menyukai seseorang. Maka dari itu, aku menegaskan pada diriku sendiri untuk lebih fokus pada pendidikan, bukannya laki-laki.
Dan tentu saja bias ku juga berpengaruh mengapa aku masih menjomblo sampai kini dan melupakan segala kenangan pahit yang kumiliki
Itu tidak terlalu penting
Yang penting sekarang adalah
Mengingat mengapa aku datang ketempat tadi, ah bagaimana kau bisa sampai lupa begini? Padahal baru 30 menit lalu aku berniat untuk melakukan sesuatu disana.
Ditengah lamunanku, aku mendengar seseorang berbisik satu sama lain,
"Yeongwonhi saranghaeyo" (selamanya aku mencintaimu)
"Nadoya" (aku juga)
Apa itu tadi? Tunggu sebentar
Aku menengok dengan cepat kebelakang. Berharap spekulasiku tentang ini tidak benar atau aku hanya salah dengar saja
Oh tidak
Pupus sudah harapanku
Aku yakin tadi mereka berdua tidak masuk kedalam bus ini. Tapi kenapa sekarang mereka ada disini?
Sekuat tenaga kukuatkan diriku untuk mendengar semua ocehan mereka. Tidak masalah jika mereka satu laki-laki dan satu perempuan.
Tapi ini?!
Satu laki-laki dan satu laki-laki
Seketika aku merasa terhina disini
Sekarang aku 21 tahun tapi aku kalah dengan seorang laki-laki?!
Oh, biarkan mereka berkreasi
KAMU SEDANG MEMBACA
Normal? ▶ LEE TAEYONG
FanfictionYa, kau adalah pencuri. Bahkan hatiku belum kau kembalikan. Entah akan kau pegang erat-erat atau malah kau hancurkan karena tidak berguna. Taeyong × OC