22

2.2K 322 17
                                    

[Author POV]

"Jung Jaehyun sedang berada ditempat ini, kau bisa mengungkapkan perasaanmu padanya jika kau mau" pria itu memejamkan matanya lagi, sebuah smirk-an kecil menghiasi wajahnya.

"Ah orang ini"

"Mianhae"

"Ya, seharusnya kau minta maaf. Kesalahanmu terlalu banyak" Sejin memandangi pria itu dengan kesal. Ingin sekali ia mencekik Taeyong sekarang juga, lagipula dia juga sudah minta maaf, tidak masalah jika Taeyong dirawat di rumah sakit,

"Aigooya... ngomong-ngomong, kenapa kau kesini? Mengikutiku ya?"

"Ya! Yokhago sipeunde, Heeyoung yang membawaku kesini" (aku ingin berkata kasar)

"Kenapa?"

"Dia bilang dia mau menemui pria yang mendekatinya belakangan ini"

Taeyong membuka matanya, menatap gadis diatasnya dengan wajah datarnya. Taeyong sendiri juga tidak tau kenapa dia akhir-akhir ini sering sekali bahkan hampir setiap saat memasang wajah datar itu.

"Siapa?"

"Entah"

"Dimana dia sekarang?"

"Diatas"

"Kalau begitu ayo kesana"

Pemuda itu berdiri seketika, memasukkan kedua telapak tangannya kedalam saku celana. Sebuah senyuman tipis menghiasi wajah yang selalu datar itu,

"Tidak mau, kau saja sendiri"

"Baiklah"

Sejin tetap diam ditempatnya, tidak berniat sedikitpun untuk bangkit dan mengejar Taeyong. Jarak mereka sudah cukup jauh, tapi Sejin tidak bergeming sedikitpun. Malah mengeluarkan ponselnya dan memasang earphone-nya lagi. Sejin bahkan tidak ingat kapan ia melepas benda yang selalu ia bawa setiap hari itu.

"Ya! Cepat!"

Gadis itu tersentak saat sebuah tangan terjulur dan menarik tangan kirinya. Memaksanya untuk berjalan mengikuti orang itu, Lee Taeyong. Walaupun hanya sebuah tindakan kecil, tapi itu berhasil membuat kekaguman Sejin pada Taeyong kembali lagi.

Ia tersenyum, memperlihatkan deretan gigi rapinya. Menatap punggung bidang Lee Taeyong yang sangat menggoda untuk dipeluk itu. Tidak, Sejin seharusnya tidak memikirkan hal semacam itu, merasakan telapak tangan Taeyong yang melingkat dipergelangan tangannya saja sudah lebih dari cukup.

"Lee Taeyong-ssi, sampaikan salamku pada mereka, aku tidak mau naik keatas sana"

"Tapi aku mau. Ayo!"

Sejin menarik nafas panjang. Berusaha menyingkirkan rasa malasnya dan memikirkan hal positif apa saja yang bisa ia dapatkan jika dia naik kesana.

"Ah, keras kepala sekali"

"Tapi kau menyukai orang yang keras kepala ini kan?"

"Aihh" gadis itu mengalihkan pandangannya, merasa malu juga jika dia mengingat apa saja yang sudah dikatakannya pada Taeyong saat di kampus. Terlebih Taeyong bilang dia mendengar semua yang dikatakan Sejin saat di tempat itu. Kenyataan memang melelahkan,

"Taeyong-ah apa kau masih berteman dengan Doyoung?"

Sejin tersentak, tak mengerti mengapa dia mengatakan itu. Didalam lift yang hanya ada mereka berdua ini, tentu saja suaranya sedikit menggema. Gadis itu merutuki dirinya sendiri dalam diam,

"Iya, kenapa?"

"Masih sama seperti dulu?"

"Iya, kenapa tiba-tiba bertanya?"

Normal? ▶ LEE TAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang