19

2K 350 47
                                    

Sudah tiga jam Taeyong duduk disana. Entah apa yang sebenarnya dia lakukan, ia sendiri juga tidak tau. Bayang-bayang masa lalu laki-laki itu berkelebatan dikepalanya, bukan soal Sejin atau Jaehyun. Melainkan masa lalunya, benar-benar masa lalunya.

Bukan tanpa alasan mengapa seorang Lee Taeyong memilih memacari seorang laki-laki. Ya, karena dirinya takut masa lalunya akan terulang kembali. Bukan sekali-dua kali, melainkan berkali-kali rasa sakit itu ia rasakan. Tak adanya tempat untuk pergi disaat seperti itu semakin membuat dirinya hilang kendali.

Ditambah lagi, dirinya tak pernah merasakan hangatnya pelukan seorang ibu sejak ia kecil. Jangan tanya Taeyong apa yang terjadi pada ibunya, Taeyong tidak akan pernah bisa menjawabnya. Ayah Taeyong-lah yang merahasiakan hal tersebut darinya, sejak kecil pria itu berusaha untuk membuat ayahnya buka mulut tentang keberadaan ibunya selama ini. Tapi nihil, ayahnya tidak pernah membuka mulut. Jangankan memberitahunya, ayah Taeyong bahkan tidak pernah sekalipun menggubris soal ibunya kalau tidak Taeyong yang membicarakannya duluan.

Menyedihkan, kadang Taeyong berpikir bahwa dirinya adalah anak yang diambil sang ayah dari jalanan dekat jembatan,  barangkali. Tapi, selama akal sehatnya masih berfungsi, Taeyong berusaha mengusir pikiran negatifnya itu.

Kenyataan bahwa Taeyong adalah putra dari seorang pebisnis terkenal, membuatnya jarang melihat keberadaan sang ayah dirumah. Entah sibuk dengan pekerjaannya atau memang ayah pria itu tidak ingin pulang kerumah. Bagaimanapun juga Taeyong pernah mendapati sang ayah menginap disebuah hotel, padahal beberapa menit yang lalu ayahnya bilang kalau dia tidak bisa pulang karena ada urusan keluar negeri.

Baiklah, mungkin urusannya ada di hotel itu. Cukup masuk akal.

Lee Taeyong yang beranjak dewasa mulai mencari apa arti kasih sayang sesungguhnya. Cinta pertamanya terjadi saat ia duduk di tahun kedua Sekolah Penengah Pertama.

Tapi cinta pertamanya tidak berjalan dengan baik, gadis beruntung itu malah berkencan dengan teman Taeyong sendiri.

Sejak saat itu Taeyong selalu merasakan sakit hati karena seorang wanita, setiap ia mencintai salah satu dari mereka, setiap itu pula yang menjadi awal patah hatinya. Mulau dari diselingkuhi, bertepuk sebelah tangan, dijauhi.

Hingga suatu hari, saat melihat pacarnya berciuman dengan pria lain di area gembok cinta Namsan Tower, muncul suatu keyakinan bodoh didalam kepala Taeyong. Dan entah muncul darimana keyakinan bodohnya itu yang pasti saat itulah Taeyong mulai mengawali lembar baru dalam hidupnya,

"Jika aku tidak bisa bahagia karena seorang wanita, untuk apa terus-menerus berhubungan dengan mereka"

Kedua sudut bibir lelaki itu terangkat saat suatu kejadian beberapa bulan lalu melintas dikepalanya,

"Kau terlihat antusias dengan buku seperti itu"

"Kisah cintaku tidak berujung dengan manis kau ingat? Itulah sebabnya aku menyukai ini"

"Kau ingin memiliki kisah cinta yang manis?"

"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja! Semua gadis didunia ini menginginkan kisah hidup seperti itu! Hidup dengan orang yang mereka cintai, berbagi cerita, bercanda, tertawa. Seperti itulah"

Senyum Taeyong semakin merekah mengingatnya, nada bicara gadis itu masih sangat melekat dikepalanya. Logat orang tersakiti tapi berusaha untuk terlihat baik-baik saja. Sejin pandai melakukan itu.

"Kenapa? Kau tidak pernah mendengar impian seorang gadis ya?"

"Benarkah semua gadis menginginkan itu?"

"Ya, mungkin tidak semuanya. Tapi percayalah, seburuk apapun gadis itu, mereka pasti menginginkannya"

"Bagaimana dengan gadis yang membuang lelakinya begitu dia menemukan yang baru dan lebih tampan. Apa kau gadis yang seperti itu juga?"

Normal? ▶ LEE TAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang