3 That feel

343 44 2
                                    

▪Kim Jennie's POV▪

"Ah, ituㅡ"

Perkataanku terputus setelah melihat sesuatu yang tak asing berada di sampingku.

"eh? Bobby sedang apa kau berada di sini?" sontak aku terkejut dan bertanya secara tiba tiba.

"Jennie kau berbicara dengan siapa? Tidak ada orang di sini selain kita berdua. Siapa itu Bobby? Aku seperti tak asing dengan namanya" Rose bertanya sambil melihat ke sekelilingnya.

Ah, bodoh sekali Jennie Kim.

"Ah tidak ada. Aku tidak berbicara kepada siapapun selain kau" ucapku sambil melirik ke arah Bobby yang kini duduk di samping Rose.

"Dasar bodoh. Tidak biasanya kau terkejut dengan kehadiranku yang secara tiba tiba" ejek Bobby sambil tertawa terbahak bahak.

Aku melihat sinis ke arah Bobby yang mengartikan 'sedang apa kau di sini?'.

"Jen, kau kenapa? Apa yang kau lihat?" tanya Rose dengan penasaran.

Apa aku harus memberitahunya sekarang? Tapi aku takut dia akan menjauhiku dan menganggapku seperti orang aneh. Ah, tapi kejujuran itu lebih penting.

"Rose, jika aku memberitahumu janji ya tak akan terkejut dan tak akan bicara soal ini kepada Hanbin?" tanyaku sembari menggaruk pelipisku tanda tak yakin.

"em hm, baiklah"

"Aku bisa melihat hantu. Semua ini berawal saat aku masih berumur 5 tahun. Aku mengalami kecelakaan mobil bersama kedua orang tuaku tetapi hanya aku yang selamat. Setelah kejadian itu, aku mulai melihat 'mereka' semua dan aku memiliki seorang teman, namanya Kim Bobby tapi sampai sekarang aku tidak tahu mengapa ia bisa meninggal. Dia tak mengingatnya" jelasku pada Rose. Aku tahu dia terlihat takut tapi ia menyembunyikannya dariku.

"Ah benarkah... Aku sedikit tak percaya tetapi apa dia di sini bersama kita sekarang?"

Apa aku harus jujur lagi? Oh tidak pasti dia akan ketakutan. Aku menyesal menceritakan hal ini padanya.

"eum, ya... dia di sampingmu" aku menjawab pertanyaannya dengan hati hati dan benar saja. Dia terkejut dengan wajah yang benar benar ketakutan. Maafkan aku Rose...

"A...astaga Jennie, bagaimana bisa..." Rose mengatakannya dengan wajah yang cukup pucat dan menelan salivanya. Ia perlahan lahan berdiri dan segera menggeser bangkunya tepat di sampingku sambil merangkul lenganku.

"Hey kenapa kau mengatakan padanya jika aku berada di sini? kau merusak suasana. Padahal aku ingin menikmati wajah cantiknya itu haha" ucap Bobby sambil tertawa.

"Sudah pergilah, kita akan bicara lagi di rumah nanti" ucapku sembari menenangkan Rose yang berada di sampingku.

Pas sekali Park ssaem datang dan murid murid berhamburan masuk ke ruang kelas untuk belajar. Bobby pun menghilang dalam sekejap mata. Aku mencoba menenangkan Rose dan berhasil. Ia tampak tidak ketakutan lagi setelah kejadian tadi. Aku membuka buku dan mulai mengerjakan soal yang di berikan oleh Park ssaem.

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Aku dan Rose segera mencari Hanbin di ruang kelasnya untuk menanyakan pergi ke cafe bersama Rose tetapi ia tidak ada. Akhirnya aku pergi mencarinya di kantin dan ketemu, ia setuju.

Kami pergi ke Cafe 21 yang baru saja buka di dekat rumah Hanbin. Tidak biasanya Hanbin mengajakku ke tempat seperti ini, ia lebih suka mengajakku ke toko buku, menjemput adiknya atau pergi ke perpustakaan yang berada di dekat sekolah.

Perjalanan menuju kesana sangat hening. Hanbin hanya berkutik dengan ponselnya bahkan sampai beberapa kali menabrak orang sedangkan aku dan Rose hanya sekedar melihat lihat jalanan.

"Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan sampai terus melihat ponselmu dan tidak memerhatikan jalanan?" tanyaku pada Hanbin dengan nada meninggi.

"hm? tidak ada" hanya jawaban singkat yang kudapakan lalu ia kembali memerhatikan ponselnya sambil tersenyum. Kenapa hari ini sikapnya sangat aneh?

Akhirnya kami sampai di Cafe 21. Selama di dalam Cafe, Hanbin jarang memegang ponselnya dan tetap berbicara padaku dan Rose. Baguslah, orang ini masih bisa menghargai orang lain.

Setelah beberapa jam di dalam cafe, Rose meminta ijin untuk pulang terlebih dahulu karna ada urusan mendadak. Hanya tinggal kami berdua. Dan akhirnya Hanbin membuka pembicaraan.

"Jen, sepertinya aku sedang menyukai seseorang" ucapnya secara perlahan.

Aku terkejut. Astaga kenapa dadaku terasa sesak saat dia bercerita seperti itu. Selama 4 tahun kami bersahabat, ia tidak pernah bercerita mengenai wanita yang ia sukai. Hanbin selalu menghabiskan waktunya denganku atau dengan teman laki lakinya.

"huh? siapa?" tanyaku sambil menatapnya dengan kebingungan.

"adik kelas kita, namanya Jeon Somi. Ia murid pindahan baru. Aku chat dengannya daritadi makanya aku tidak memerhatikan jalanan, ternyata ia sangat lucu haha" ia menceritakannya sambil tertawa dan ekspresinya sangat senang.

Aku hanya terdiam dan memandanginya tertawa sambil bercerita mengenai wanita yang ia sukai. Ah mengapa perasaanku jadi tak karuan begini? apa karna senyumannya yang sangat manis? tapi aku sudah terbiasa melihatnya, mungkin bukan karna itu.

▪Kim Hanbin's POV▪

Hari ini aku sangat senang karna dua kali bertemu Jeon Somi. Harus kuakui, ia sangat cantik. Aku bahkan tak pernah melihat wanita secantik dirinya. Aku bertemu kedua kalinya di kantin setelah pulang sekolah saat ingin membeli air mineral.

Saat melihatnya, aku segera menghampirinya dan menyapanya. Aku meminta nomor ponselnya dan mengiriminya banyak pesan. Ternyata dia sangat lucu dan menarik, aku sampai tak bisa melepaskan ponselku bahkan menabrak beberapa orang saat perjalanan ke cafe tadi.

Sebenarnya aku masih ingin membalas pesannya saat di cafe, tapi aku menghargai Jennie dan Rose, jadi kuurungkan niatku untuk membalasnya dan memilih berbicara dengan mereka. Saat Rose sudah pulang, aku menceritakan mengenai Jeon Somi kepada Jennie, dia juga harus mendengar kabar baik ini.

Aku tersenyum, "Jen, sepertinya aku sedang menyukai seseorang"

"huh? siapa?" ia bertanya kepadaku tapi, kenapa ekspresinya kebingungan seperti itu. Harusnya ia senang dan terkejut mendengarnya.

"Adik kelas kita, namanya Jeon Somi. Ia murid pindahan baru. Aku chat dengannya daritadi makanya aku tidak memerhatikan jalanan, ternyata ia sangat lucu haha" aku menjelaskan padanya dengan bahagia sambil tertawa.

Tapi kenapa ekspresinya seperti itu? Hanya diam tanpa berkomentar. Apa dia tidak bahagia melihat sahabatnya ini menyukai seorang wanita?


TBC

part yang ini agak lebih panjang dari yang sebelumnya wkwk gimana pendapatnya? jangan lupa vote and comment ya, thankyou💞

Complicated Love [BLACKPINK x iKON Fanfic]Where stories live. Discover now