Ashley POV
Suara ribut dari dapur yang aku buat membuat Matt menghampiri diriku dan melihat apa yang aku lakukan "Kau ribut sekali. Apa yang kau lakukan, Ash?" kemudian Matt menuju ke mini bar minimalis yang sudah tersedia di dapur.
"Aku sedang membuat makanan untuk dinner nanti. Apa ada yang kau inginkan?"
"Siapkan untukku salad saja. Aku kan sedang diet sekarang" katanya sambil nyengir kuda memperlihatkan gigi putihnya.
"Untuk apa diet jika hanya menyakiti diri sendiri dengan membatasi apa yang kau makan, heh?" aku mengoceh memberi nasihat kepada Matt dengan masih melanjutkan pekerjaan yang aku lakukan.
"Ini semua untuk tubuhku agar seperti model laki-laki yang tampan bukan seperti kamu like a pig" ucap Matt sambil menekankan kata 'pig' yang menjurus kepadaku.
"Ohh.. Begitu ya? Aku seperti apa? Pig?" tanyaku lalu menghadap ke arah Matt sambil menunjukkan spatula panas yang sedang kugunakan.
Kriing.. Kriing..
Suara ponsel Matt memotong kegiatanku yang akan memukulnya dengan spatula yang aku bawa "Ohh maaf Ashley, pacarku menghubungiku jadi obrolan kita dilanjutkan nanti saja ya, sayang" Matt menyeringai menyebalkan lalu meninggalkan diriku sendiri di dapur.
"Awas saja kau, stupid" teriakku pada Matt yang sudah menghilang begitu saja.
Aku yang sudah tidak diganggu lagi oleh Matt kemudian melanjutkan masakanku yang sudah mengeluarkan wangi sedap menusuk hidungku "Hmmm.. Wangi sekali. Tidak cuma-cuma aku memiliki mom seorang chef" aku tersenyum kemudian menyajikan makananku diatas meja makan milik keluarga Glover.
"Ashley... Ashley... Ashley... Kemari cepat.. Dasar lambat, kau seperti siput" teriak Matt yang bersumber dari kamarnya.
Aku mendengus kesal karena Matt selalu mengejekku yang tidak-tidak "Aku seperti pembantu sang putri disini" ucapku tanpa perlu berteriak seperti Matt.
"Asiii... Cepatlah aku perlu bantuanmu" teriaknya sekali lagi yang membuatku menuju ke kamarnya dan menemuinya dengan malas.
Tanpa mengetuk pintu aku lalu membuka pintu kamar Matt dan mendapati pemandangan yang selama empat tahun belum pernah kulihat "Aaaaaaaaaaa...." aku berteriak kaget, jujur aku takut melihatnya.
"Ouuuhh Ash, aku hanya bertelanjang dada dan bertelanjang kaki. Aku masih memakai celana dalamku" katanya santai sambil duduk di sofa yang sudah disediakan di kamarnya.
"'Hanya' kau bilang? Itu sangat menjijikkan, Matt" aku masih tetap pada posisiku dengan menutup mataku tanpa mau membukanya apalagi melihat Matt.
Kemudian suara derap langkah mendekatiku tapi aku tidak mau melihatnya "Benarkah, ini sangat menjijikkan?" tubuhku menegang mendengar suara Matt yang berada tepat ditelingaku dengan harum mintnya "Ohh ayolah, Ash. Aku ingin berkencan dengan Angela jadi pilihkan aku pakaian yang pas untukku karna aku sangat kebingungan memilihnya"
Aku yang mendengar Matt mengatakan nama 'Angela' dan nama itu cukup asing membuat aku membuka mataku tanpa perduli bagaimana kondisi dan posisi Matt yang sangat dekat denganku "Angela?" tanyaku dengan sangat hati-hati.
Matt mundur beberapa langkah lalu dia mengangguk "Benar. Dia pacar baruku. Katanya dia sangat ingin bertemu denganku jadi aku sangat kebingungan memilih pakaian yang cocok. Bantulah aku, Ash" Matt lalu mencakupkan tangannya dan memberikan puppy eyes andalannya yang membuatku dengan terpaksa menuju lemari untuk mencari pakaian untuknya.
"Sekalian carikan boxer kodokku yang berwana hijau, Ash. Aku tidak menemukannya" tambahnya.
"Baiklah" jawabku singkat, padat dan malas.
Setelah menemukan apa-apa saja yang perlu kucari lalu aku memberikannya kepada Matt "Ini" Matt tersenyum manis semanis-manisnya yang otomatis membuat diriku luluh.
"Terimakasih, Asi. Ini sangat cocok untukku dan kau menemukan boxer kodokku" katanya sambil memeluk boxer dan pakaiannya.
"Jadi, kau tidak akan makan malam dirumah?" tanyaku sedih.
Seperti tau apa yang aku rasakan kemudian Matt berusaha memelukku tapi aku tepis dan aku menuju ke sofa milik Matt "Maafkan aku, Ashley. Aku akan pergi malam ini bersama Angela. Tapi aku janji akan pulang tepat waktu" ucapnya memohon kepadaku sambil memakai pakaian miliknya dan aku yang awalnya sangat takut melihatnya telanjang dada pun melupakannya karna aku sedang patah hati kali ini.
"Baiklah, aku maafkan"
"Angela itu kekasih baruku, Ash. Kau ingat saat seminggu lalu pembagian kelas baru? Angela menawarkan tempat duduk untukku lalu setelah nyaman mengobrol denganku dia memintaku untuk menjadi pacarnya. Ya karna dia sangat cantik aku hanya menerima-menerima saja" Matt cengengesan menjelaskan panjang lebar siapa itu Angela dan bagaimana dia bisa berpacaran dengannya tanpa aku bertanya. Karna dia sangat mengerti aku.
"Kenapa kau baru bercerita tentangnya?"
"Aku sudah berusaha menceritakannya seminggu lalu padamu saat di kantin tapi kau malah memesan jus alpukat"
Setelah aku berhasil mengingat kapan aku memesan jus alpukat aku tersenyum kecut kearah Matt "Oh itu. Yasudah kau bersiaplah sebelum Angelamu menunggu" kemudian aku menuju ke lantai bawah dan menonton televisi di ruang keluarga.
Aku berusaha menyetel saluran televisi yang menarik bagiku dan berakhir pada kartun lucu. Aku memperhatikan pergerakan tokoh kartun tersebut tanpa mengerti apa yang diceritakan.
"Apa kau menginap hari ini, Ash?" lamunanku seketika buyar karena Tom ikut bergabung disampingku.
"Ohh hai, Tom? Iya aku menginap hari ini. Matt menyuruhku"
Memang seperti itu, kadang Matt yang menginap dirumahku atau kadang aku yang menginap dirumah Matt. Itu bisa dikatakan rutinitas kami, karena itu kami jadi sedekat ini sekarang.
"Tapi kenapa kau terlihat tidak senang saat ini? Tidak seperti biasanya" mungkin Tom memiliki penglihatan lain sehingga dia tau aku sedang bersedih.
"Ahh benarkah, Tom? Aku tidak bersedih. Percayalah"
"Jangan berbohong kepad... "
Perkataan Tom terpotong karena suara Matt yang terburu-buru tiba-tiba menyela pembicaraan kami "Aku pergi dulu Tom, Ash. Sampai jumpa nanti"
"Kau tidak mengajak Ashley?" tanya Tom kepada Matt yang sudah menuju pintu rumah.
"Ehmm sebenarnya begini, Tom. Aku akan berkencan dengan kekasihku, Angela" Matt yang terlihat sangat malu dengan Tom menggaruk tengkuk lehernya yang aku tebak tidak gatal sama sekali.
"Ohh begitu ya. Baiklah have fun, Matt"
Matt kemudian berlalu dan menuju mobil miliknya "Dan sekarang aku tau kenapa alasanmu bersedih, Ash" aku yang seakan-akan mudah ditebak lalu menundukkan kepalaku karena malu dengan Tom.
"Kau mencintainya?" aku kemudian menegang dan menatap Tom dengan tatapan kaget karena ucapannya.
"Ahh ya.. Kau mencintainya, Ash" dan aku lagi-lagi hanya tertunduk malu dihadapannya.
"Percayalah denganku, Ash. Hanya kau pelabuhan hati Matt dan yang bisa mengerti Matt. Kau hanya perlu menunggu Matt sadar bahwa dia mencintaimu" setelah mendengar kata-kata hangat dari Tom aku mendongak kearahnya dan tersenyum, Tom juga membalas senyumanku "Apa makan malam sudah siap? Aku sangat lapar" Tom kemudian mengelus perutnya yang menandakan bahwa dia sudah lapar.
"Sudah, Tom. Mari makan, aku akan memanggil yang lain"
*****
Hai.. Hai.. Ini hari minggu yang berarti aku update kan? Jadi aku udah nepatin janji aku.
Maaf part ini gabeng banget. Serius hari ini ada banyak masalah yang harus aku selesain jadi aku yang mau nulis kehambat terus. Maafkan kalo cerita ini tambah aneh :(
Sampai jumpa di Sabtu atau Minggu depan. Jangan bosen-bosen ya, please :")
Jangan lupa vote dan komen.
Selamat membaca...Bali,
8 Januari 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Alteration
RomanceSuatu perubahan itu pasti ada. Baik itu perubahan buruk atau baik, tak ada yang tahu. Kita hanya bisa menunggu kapan perubahan itu akan datang, tak tahu cepat atau lambat hanya sang waktu yang bisa menjawabnya.