Cahaya yang selalu memaksa masuk ke celah-celah jendela yang berada di ruangan itu berhasil membuat seorang wanita yang berada di ranjang menggeliat berusaha menyesuaikan cahaya tersebut.
Wanita itu membelakangi cahaya yang membuatnya terbangun dan mendapati seorang pria yang telah berdiri tegap dihadapannya dengan senyum manis yang mengembang di wajah tampannya.
Dengan tetap tersenyum pria itu mengelus rambut halus milik wanita yang membalas senyuman pria tampan tersebut "Kau sudah terbangun, Ash? "
"Seperti yang kau lihat" Wanita yang dipanggil Ash tersebut lalu mengambil posisi duduk menandakan bahwa ia sudah tidak terlelap.
Pria tampan itu tetap dengan senyumnya dan mengecup sekilas kening milik Ash "Apa kau lapar? Apa pesanan pagi ini untuk nyonya ku ini, heh?"
"Kenapa kau selalu bertanya? Aku akan memakan apapun yang kau buat karna masakanmu selalu pas di perutku ini" Ash terkekeh sambil menunjuk perutnya yang tak sabar menunggu masakan pria dihadapannya itu "Ayolah, cepat buatkan aku masakan ala suamiku ini"
"Baiklah Ash, aku akan segera kembali dan mengisi perutmu yang berteriak sedari tadi itu" Katanya yang berusaha menggoda wanita yang sangat disayangi itu.
"Akan ku tunggu tuan" Jawab Ash sambil mengukir senyum miring di bibirnya.
Setelah mendapat balasan dari Ash, pria itu langsung mendorong tubuhnya untuk keluar dari ruangan 10 x 10 m itu.
Ruangan yang tadinya sempat terdapat guyonan dan tawaan kini terpecah menjadi hening seketika membuat wanita itu merasa tak nyaman kemudian ia ingin merasakan udara pagi di balkon yang sudah tersedia di tempatnya kini.
Ash membuka pembatas antara ruangan dan balkon tersebut lalu udara pagi langsung menghampiri wajah Ash yang kini tersenyum menyambut hangatnya udara.
"Aku selalu menyukai pagi dengan kehangatan. Dan aku selalu mendapatkannya" Ia masih menikmati udara pagi dan hangatnya cahaya sang surya yang masih sama seperti tadi.
Sekelebat masa lalu yang selalu diingat oleh Ash terlintas di pikiran wanita itu.
Masa dimana ia diajarkan tentang apa itu cinta, bagaimana itu cinta dan diberi kesempatan untuk merasakan cinta itu sendiri.
Mencintai dan dicintai? Mungkin saja.
*
*
*
*
*
5 tahun yang lalu...
Kring.. Kring... Kring..
Suara alarm yang ditugaskan membangunkan seorang gadis cantik dari tidurnya yang lelap dengan mimpi sebagai bunga tidur berhasil melaksanakan tugasnya karena gadis itu telah mengerjapkan matanya yang menandakan bahwa ia akan segera bangkit dari tidurnya yang lelap.
Ia mematikan alarm tersebut dan melihat pukul berapa saat ini.
06.00 am
"Argh, jam alarm sialan" umpatnya kepada jam yang tetap pada posisinya semula.
"Hei jelek, pagi-pagi kau sudah kesal, heh?" Gadis itu menoleh ke sumber suara yang sudah dihapalnya di luar kepala manisnya.
Gadis yang masih berbaring di ranjang cantik itu memutar matanya malas melihat pria yang melontarkan suara tadi dengan seragam sekolah yang sudah rapi di tubuhnya melangkah ke arahnya "Kenapa kau pagi-pagi seperti ini sudah berada di kamarku, Matt?".
"Bukankah selalu, Asi?" jawabnya acuh.
Sekali lagi, gadis itu memutar mata indahnya dengan malas mendengar panggilan yang dilontarkan oleh pria bernama Matt "Dan bisakah kau tidak memanggilku dengan sebutan Asi, Matt? Kau tau, itu sangat menjijikan".
"C'mon my lady, kita sudah lama saling mengenal. Jadi nama itu adalah panggilan kesayanganku padamu, sayang" katanya manis dengan senyum mengembang diwajahnya dan membuat siapa saja melihatnya luluh tak terkecuali gadis yang ada dihadapannya.
Gadis itu berusaha mengalihkan pandangannya dari senyum yang tertebar di wajah Matt "Berhentilah mengoceh seperti pedagang pasaran, Matt. Aku tidak akan menghabiskan waktuku untuk membahas hal yang tidak penting denganmu" katanya final dan langsung menghambur ke bathroom untuk membersihkan tubuhnya.
"Apa yang kau katakan, Asi? Kau mengatakan padaku bahwa aku seperti pedagang pasaran? Oh..... Awas saja akan kuberitahu wanita-wanitaku agar semua mencakarmu" teriak Matt dari luar pintu bathroom milik gadis yang dipanggil Asi tersebut.
"Pergilah, aku tidak takut dengan wanitamu itu. Lelaki yang hanya bisa mengadu" balas teriaknya yang tak kalah
Matt geram lalu ia segera menuju kebawah untuk sarapan tetapi sebelum itu ia memberikan pesan terakhir kepada gadis yang masih berada di dalam bathroom "Sialan kau. Aku akan menunggumu dibawah untuk sarapan"
Tanpa menunggu respon dari pemilik ruangan, Matt keluar lalu menuju ke lantai dasar rumah ini.
*
*
*
*
*
Gadis yang sedari tadi ditunggu oleh pria bernama Matt dan wanita setengah abad yang merupakan ibu dari sang gadis melangkah menuju meja makan untuk sarapan.
"Morning, Ashley" Kania, ibu dari sang gadis mencium kening gadis yang dipanggil Ashley tadi.
Ashley membalas mencium pipi dan memeluk Kania singkat "Morning too, Mom. Apa menu sarapan hari ini?" tanya Ashley sambil meminum susu yang diberikan oleh Kania.
"Menu sarapan hari ini adalah buttermilk pancake. Apa kau suka, darl?" Kania menaruh sarapan tadi diatas meja makan.
Mata Ashley berbinar melihat pancake di depannya dengan air liur yang hampir menetes "Usap air liurmu itu, Asi" ledek Matt yang melihat kelakuan Ashley sedari tadi.
"Tutup mulutmu itu sialan" desah Ashley yang selalu mendapatkan tawaan dari perkataan Matt.
Dua orang laki-laki lainnya ikut bergabung untuk sarapan yang merupakan ayah dan adik dari Ashley. "Benar itu, Ash. Hapus air liurmu karena itu sangat bau" Aska, salah satu dari laki-laki yang ikut bergabung untuk sarapan dan merupakan adik Ashley bertos ria dengan Matt yang berhasil meledeknya.
"Aaaa... Dad mereka sangat menyebalkan" rengek Ashley kepada Degar yang merupakan kepala keluarga sekaligus ayah dari Ashley dan Aska.
Degar mencium pipi Ashley singkat lalu menebarkan senyum kehangatan "Sudahlah, kalian membuat gadisku kesal. Mari kita mulai sarapan sebelum kalian terlambat" dan hanya keheningan yang menyelimuti rungan makan itu.
Suara detakan jam dinding mengalihkan perhatian Ashley yang menyatakan bahwa sekarang pukul 6.50 am "Dad Mom, kita akan berangkat sekolah sebelum kita terlambat. Ini adalah hari pertama sekolah memasuki semester awal, tidak mungkin kita semua terlambat" Perkataan Ashley menyadarkan Aska dan Matt lalu mereka berdua mengangguk membenarkan perkataan Asley "Ashley benar, Dad Mom" sambung Aska
"Ah ya.. Habiskan dulu sarapanmu, darl" Suruh Kania halus.
Dengan cepat-cepat mereka mengunyah pancake dan meneguk susu sebagai sarapan lalu merapikan sekali lagi pakian mereka dan menuju kedalam mobil "Bye mom. Bye dad" ucap Ashley dan Aska bersamaan.
"Bye mom and dad" sambung Matt. Dan mobil yang mereka naiki perlahan menghilang dari pekarangan rumah.
* * * * *
Sesuai janjiku kemarin, aku udah lanjutin ceritaku. Semoga gak mengecewakan di tahun baru ini ya. Wgwg
Cerita ini masih gabeng ya? Iya emang sengaja aku buat gitu biar kalian penasaran *padahaliniceritaenggakbuatkepo.
Yasudahlah apa daya author yang masih pemula.
Dan ya.. Happy new year 2k17 kalian semua 🎉🎉
Jangan lupa vote & comment.
Selamat membaca..Bali,
1 Januari 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Alteration
RomansaSuatu perubahan itu pasti ada. Baik itu perubahan buruk atau baik, tak ada yang tahu. Kita hanya bisa menunggu kapan perubahan itu akan datang, tak tahu cepat atau lambat hanya sang waktu yang bisa menjawabnya.