Tujuh

30 3 4
                                    

Minggu ini adalah minggu dimana ujian tengah semester berlangsung.

Untuk sementara waktu, Laura sedikit melenyapkan rasa penasarannya pada Gio. Walaupun kadang disela kesibukannya entah mengapa dia selalu menyebut nama laki-laki itu.

3 hari sudah uts berlangsung. Sejauh ini masih mulus-mulus aja bagi Laura.

Kecuali matematika lintas minat dihari kedua. Bahkan sekedar mengingatnya saja, perempuan yang kini dukuncir kuda itu sangat "i dont care".

Sekarang, ia fokus berlatih fisika. Entah kenapa, perempuan sma pelit satu ini sangat menyukai fisika namun lemah di matematika.

Drtt drtt..

Getar handphone disampingnya membuyarkan semua rumus-rumus seperti as, fs, W dan yang lainnya.

Nama Raka tertera di notif smartphonenya. Karena penasaran, langsung saja ia buka kolom obrolannya dengan Raka.

Berharap ada kabar baik tentang Gio.

Ayolah Laura, jangan munafik.

Raka mengirimkan sebuah screeshoot chatnya dengan seseorang yang ia sensor namanya.

Intinya, orang itu menginginkan id Line Laura.

Jangan dikasih Rak.

Jawab Laura singkat lalu kembali fokus dengan fisikanya.

*

Ujian tengah semester usai. Rasanya segala beban mulai meluap.

Sorak sorai kegembiraan menggema keseluruh ruangan kelas bahkan mereka belum mengetahui hasilnya.

Yang penting selesai dan besok sudah bebas.

Kelas semakin sepi. Satu persatu siswa sudah keluar untuk pulang menuju rumahnya masing-masing. Sedangkan gadis yang duduk dimeja nomor 2 baris ketiga itu sama sekali belum beranjak dari tempatnya. Ia masih terpaku melihat pemandangan indah yang entah hadiah dari Tuhan akan perjuangannya tidak mencontek selama ujian.

Disebrang kelasnya, tepat ada teras kelas X MIPA F yang tidak lain tidak bukan adalah kelas Gio.

Dan cowok yang dinanti tepat sekali didepan pintu dan menatap lurus entah apa yang menjadi objeknya.

Yaampun minta diliatin banget tuh cowok.

Bruk!!

Seenak jidat Raka menggebrak meja yang tepat didepan Laura. Membuat Laura yang seakan menatap masa depannya sedang dibangunkan dari mimpi indahnya.

"Lau, ada yang mau ngajakin pulang bareng." Kata Raka dengan mata berbinar.

Tulisan G I O seakan berputar dikepala perempuan yang kini rambutnya dibiarkan jatuh. Tak sadar, sudut bibirnya sudah membentuk lengkungan indah, jantungnya seakan melebihi ritme dan ia merasa pipinya menghangat.

Fix gue mau mengakui ini semua kalo sekarang gue udah tergila-gila sama Gio.

Drtt.. drtt..

Lagi-lagi ada saja yang membangunkannya dari mimpi indah.

Untuk semua anggota padus, dimohon kumpul dulu ya distudio untuk latihan buat acara gebyar budaya (jeda tengah semester). Yang tidak hadir namanya dicoret untuk gabung dibarisan padus pas acara ya karena waktunya mepet dan acaranya lusa. Terimakasih.

ChaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang