Satu

53 8 7
                                    

 "Yang bener hormatnya!" Tegas Bu Clara pada cowok disebelah Laura.

Ah, kenapa juga gue lupa bawa dasi sama topi?

Disana, Laura dan cowok itu berdiri. Dipojok kanan lapangan, kira-kira 8m dari tiang bendera dan terpisah dari barisan peserta upacara pada umumnya.

Tempat itu biasanya ditempati siswa yang suka melanggar, berandalan dan susah diatur.

sekarang, Laura disana dan
Hanya berdua dengan cowok itu.

Hm, gue gak bandel. Ini kebetulan aja gue gabawa topi sama dasi. Ya, as simple as that.

Dia kenapa ga ngomong-ngomong si? Dingin amat. Batin Laura.

"Kenapa lo dihukum?" Tanya Laura memecah keheningan. "Baru ngomong sekali, udah ditarik aja kesini." Ucapnya lurus kedepan. "Serius baru sekali? Udah ditarik?" Tanya Laura dengan tatapan menyelidik ke cowok itu.

Cowok itu menoleh.

Lalu menatap Laura sama tajamnya.

"Eh.. i-iya percaya.." balas Laura salting.

"Lo sendiri?" Tanya cowok itu lurus kedepan.

Gapapa deh, daripada ngomongnya natap gue, bisa jadi patung es kuda gue.

"Gue lup--"
"Oh iya atribut." Potongnya cepat.

Anjrit.

"Ngapain nanya kalo udah tau." Semprot Laura.

"Psstt!"

Tuhaaaan, kapan Bu Clara pensiun?

Tiba-tiba Pak Andre, guru komdis atau komisi disiplin datang dan menarik kasar cowok disampingku. Pak Andre menyuruh cowok itu untuk berdiri diantara petugas-petugas upacara.

Kasar banget sih, kasian dah sicowoknya. Batin Laura

Dan ternyata Laura juga ditarik.

*

Setelah berada diantara petugas-petugas upacara, Pak Andre tidak pergi gitu aja. Dia seperti benar-benar murka akan kesalahanku dan cowok disampingku.

Ayolah, gue cuman lupa bawa dasi dan topi!

"Kalian baru kelas 10. Belom ada sebulan disini udah bikin masalah aja? Dasar pembuat masalah!"

Oh jadi ini masalahnya.
Masalahnya, belum ada sebulan sekolah disini tapi sudah buat masalah. Dasar pembuat masalah!

We are never die. Cz, Troublemaker is never die.

"Kamu! Kamu gak bisa diam sedikit? Ikuti upacara dengan khidmat 45 menit saja. Gak bisa?" Bentak pak Andre pada cowok disampingku.

"Bisa pak."

"Kamu lagi! Perempuan. Malu tau ga perempuan ngelanggar peraturan!"

"Maaf pak."

*

Setelah puas memarahi Laura dan cowok itu, Pak Andre beralih pada Kepala Sekolah yang mengambil alih pimpinan. Tetnyata, upacara telah selesai.

"Bapak bangga pada semua panitia, semua pembimbing juga semua peserta yang sudah berpartisipasi pada acara peringatan hari Kemerdekaan. Semuanya berjalan lancar dan sesuai ekspetasi .........."

Sekitar 5 menit Pak Kepala Sekolah memberi apresiasi atas acara kemerdekaan minggu lalu. Itu cukup membuat murid-murid bosan. Namun, itu gak masalah, itung-itung ngulur waktu jam pertama, Hehe.

*

"Lo MIPA D ya?" Tanya si cowok.

Dia tau gue ya ternyata, ha.

"Iya, lo MIPA E kan?" Tanya Laura percaya diri. "Bukan, F." Lalu dipatahkan begitu saja kepercayaan dirinya. "Oh."

"Gue takut." Ucap Laura pelan, bahkan terkesan hanya bisikan.

"Gausah takut elah selow, buat pengalaman."

" Bapaklo pengalaman!" Semprot Laura. Cowok itu reflek menoleh pada Laura.

Anjrit.2

Gue gakuat ama mata coklatnya.

*

"Juara 1, lomba make up.... 12 Mipa 3!"

"Juara 1, Drama Musikal bertema kemerdekaan.... 12 IIS 2!"

"Juara 1, makan kerupuk..... 12 MIPA 5!"

"Kelas 12 mulu." Decak Laura jengekel.

"Udah pengalaman." Kata cowok itu santai.

Pengalaman mulu.

Laura dan cowok itu larut dalam obrolan, tanpa Laura duga, cowok yang awalnya ia kira sangat absurd dan membosankan itu ternyata bawel juga. Hanya dipancing 1 kalimat, ia akan menimpali 10 kalimat. Ya, kira-kira seperti itu.

"Ya, yang keluar dari lapangan kelas 12 terlebih dahulu. Jangan lupa, tertib." Instruksi Pak Kepala Sekolah.

"Kita cabut bareng kelas 11 aja." Kata cowok itu. "Cabut? Tar kalo ketauan makin diomelin." Jawab Laura cemas. "Engga elah selow."

Laura hanya melihat cowok itu dengan wajah cemas.

Gini nih, anak sebenernya baik-baik tiba-tiba ditempatkan diposisi seperti anak berandal.

"Selanjutnya kelas 11." Instruksi Pak Kepala Sekolah lagi.

Tanpa menunggu jawaban dari Laura, cowok itu berjalan menjauhi Laura.

"Woii!"

"Woiiii gilak! Tungguin gue. Lo mau kemana?" Tanya Laura.

"Kamar mandi."

"Yah, jangan dong. Tar lu masuk kamar mandi, gue gimana?"

Yak, jurus cewe paling ampuh setelah nangis,

Melas.

"Yaudah ayo!" Kata cowok itu meninggalkan Laura.

Begonya Laura masih stay.

Cowok itu---

Duh siapa si namanya.

Dia menoleh lagi pada Laura dan mengisyaratkan "Ayo!" Menggunakan tangan.

Akhirnya Laura mengekori cowok itu.

*

Berjalan diantara kaka-kaka kelas, Laura dan cowok itu lagi-lagi larut dalam obrolan.

"Selow aja elah cabut begini mah, gue aja pernah telat, tapi gue cabut terus gue naro tas dikelas lo." Jelas cowok itu. "Beneran? Ko gue gapernah tau kalo ada penyelundup dikelas gue?" Tanya Laura dengan tatapan menyelidik.

1 detik, cowok itu langsung menoleh pada Laura.

"Eh.. i-iya percaya."

Sebenarnya cowok itu menoleh hanya untuk meyakinkan.

Lauranya aja kelewat baper.

"Eh udah nyampe kelas gue. Gue duluan ya! Oh iya, makasih juga udah bawa gue cabut."

"Sip, sama-sama Laura." Kata sicowok dengan mengacungkan jempolnya.

Eh iya, siapa nama cowok itu?

Yay!
Gimana yaa..
Udahlah spam A/n
Yang jelas, semoga suka dan tinggalkan jejak👌

ChaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang