10

2.1K 104 6
                                    

Disarankan untuk 18+ karna banyak unsur dewasa

***

Gue menatap pantulan tubuh gue di cermin. Nampak seorang perempuan memakai gaun pengantin yang sangat indah dan cantik disana. Sebentar lagi gue akan menikah dan menjadi istri dari lelaki yang gue cintai, gue tersenyum lebar menatap wajah gue di cermin.

  Hati gue sangat berdebar saat gue memasuki gereja yang sangat megah ini. Gue berjalan menuju altar dengan di ingiri oleh bunga-bunga dan di ikuti oleh seseorang yang menjadi wali gue hari ini. Terlihat seorang pemuda tampan dan gagah sedang menunggu gue di altar suci sambil tersenyum ke arah gue. Gue menatap mata pria yang sangat gue cintai di depan gue

"Nyonya Callista Putri, apakah kamu bersedia menjadi pendamping hidup tuan Daffa Putra Lachowski, disaat senang, susah, sedih, maupun bahagia?" Tanya pendeta itu

"Ya saya bersedia" jawab gue sambil menatap mata daffa

"Dan sebaliknya, apakah kau bersedia tuan Daffa Putra Lachowski?"

"Saya bersedia"

  Akhirnya, gue dan daffa resmi menjadi pasang suami istri. Pendetanya pun menyuruh kita untuk melalukan ciuman, daffa mendekatkan wajahnya ke arah gue membuat gue menutup mata dan merasakan bibir daffa yang menempel di bibir gue.

***

  Saat ini kita sedang di apartement karna resepsi pernikahan kita di adakan di sore hari sampai malam. Gue sedang mengurusi tubuh gue agar terlihat cantik saat resepsi nanti sedangkan daffa, kerjaannya hanya menonton televisi dari tadi.

  Jam menunjukan pukul 14:43. Gue sudah siap untuk pergi ke gedung resepsi kita. Gue menyuruh pelayan hotel untuk membawakan semua barang-barang gue dan daffa ke mobil. Semua sudah siap dan daffa pun menancapkan gas mobilnya pergi dari apartement.

***
  Saat ini adalah resepsi pernikahan kita. Gue mengikuti kemanapun daffa pergi untuk menyapa teman-temannya yang dari berbagai negara/kota. Saat daffa sedang bicara, gue melirik ke arah meja yang isinya adalah minuman membuat gue ingin meminumnya karna gue sangat haus sekarang

"Mmm daf, aku kesana sebentar ya" kata gue sambil tersenyum ke arah teman daffa

  Akhirnya gue berjalan menuju meja itu dan langsung meminum-minumannya sampai habis. Sekejap gue merasa ini adalah pernikahan yang tidak menyenangkan karna tidak di hadiri keluarga dari mempelai. Gue melirik daffa dan menyamperinya kembali.

  Gue melihati satu persatu tamu yang datang hingga gue melihat wajah perempuan yang sangat gue kenal. Itu tante felly kan? Gue meninggalkan daffa dan langsung berlari menuju tante felly

"Tante" gue memeluk tubuh tante felly dengan erat

"C-callista" jawab tante felly dan menerima pelukan gue

"Tante callista kangen banget" tante felly melepaskan pelukannya dan mencium kening gue

"Tante lebih kangen sama kamu, dan apalagi sekarang kamu menjadi mantu tante, tante seneng banget"

  Tbtb daffa berada di samping gue menatap tante felly dengan tatapan yang aneh

"Call, aku mau bicara sebentar sama mamah"

  Daffa langsung membawa tante felly pergi sementara gue langsung menyapa tamu-tamu daffa sambil meminum ice.

Daffa Pov.

Saat gue sedang bicara dengan teman gue yang dari luar kota, callista malah lari menuju perempuan yang berada di pintu masuk, membuat gue bingung dan menatap wanita itu.

CHANGEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang