23

962 71 1
                                    

Callista Pov

  Sudah berapa hari gue menjadi gila. Tidak percaya kalo daffa bener ninggalin gue saat gue mengandung bayinya. Gue sedang duduk di balkon apartement gue menatap siang jakarta dari atas apartement. Selama daffa nggak ada, hidup gue terus menerus bareng dengan perawat gue. Perawat gue slalu menemani gue saat dimana gue butuh seseorang

"Non callista? Cuacanya sangat panas hari ini ayo masuk ke dalam"

  Gue pun hanya menuruti perkataan yang dia suruh. Kemarin sempat gue berfikir untuk meng gugurkan bayi ini tetapi perawat gue pun menjelaskan bahwa itu tidak boleh di lakukan membuat gue mengurungkam niat seperti itu

"Sekarang nyonya istirahat"

  Gue pun membaringkan tubuh gue di kasur dan memejamkan mata gue.

  Saat gue membuka mata terlihat tubuh seseorang yang terlihat seperti tubuh lelaki sedang berdiri di samping gue membuat gue memperjelas penglihatan gue.

  Gue pun kaget saat melihat lelaki itu. Gue beranjak duduk di kasur. Wajah itu? Mata itu? Dia ada disini?!

"Hai" sapa dia ke gue, gue pun masih bengong menatapnya

"J-jacob?" Eja gue

"Kamu masih inget aku?"

Mendengar ucapannya ternyata dia sudah jago menguasai bhs indonesia

"Gimana lo tau gue tinggal disini?" Tanya gue bingung

"Om thomas"

Daddy? Yup! Pasti Daddy yang memberi tau dia semua

"Kau terlihat sangat buruk" katanya membuat gue beranjak bangun

"You'r pregant?!" Katanya kaget saat gue beranjak diri

"Ya"

Gue pun membawa dia ke sofa di ruang televisi. Gue juga menyuruh perawat gue untuk membuatkan minuman

"Apa ini anaknya daffa?" Tanya dia yang membuat gue berfikir sejenak

"Ya"

"Dimana daffa?" Tanyanya sambil mencari-cari ke sudut ruangan

"Pergi"

"Pergi? Kemana? Sementara lo sedang hamil disini?"

"Gimana kabar daddy gue?" Kata gue berusaha mengalihkan pembicaraan

"Om thomas sangat baik, dia tidak bisa ikut karna dia tidak bisa meninggalkan pekerjaan dia yang banyak"

Gue hanya menjawab senyuman. Perawat gue pun datang dan membawakan jacob minuman. Jacob pun langsung meminumnnya

  Akhirnya jacob pun menemani hari gue. Dia bercerita tentang kehilangannya model cantik di london yaitu gue, membuat mood gue yang tadinya hancur dan sekarang sedikit terhibur. Sudah lama gue tidak tersenyum seperti ini.

"Kau tidak berubah callista" katanya menbuat gue bingung

"Walaupun keadaan kamu seperti ini, kamu masih saja tetap cantik"

  Mendengar kata itu gue hanya tersenyum ke jacob. Hanya itu yang bisa gue berikan ke dia

  Hari sudah malam. Sekarang jacob sedang makan malam di apartement gue. Dia memakan makanan buatan gue yang dia minta

"Enakk banget" ucap dia histeris membuat gue tersenyum

Gue menatap dia yang sedang memakan makanannya hingga habis

"Diamana lo tinggal sekarang?" Tanya gue dia pun menengguk minumannya

"Aku tinggal di apartement ini juga  tepatnya di kamar 201"

  Gue pun diam. Dia tinggal disini? Gue menatap perawat gue sekilas

"Baiklah, sekarang tidak ada yang harus di lakukan. Gue sangat capek"

"Okay terima kasih atas harinya dan makan malamnya, aku akan kembali besok bye" 

  Gue pun termenung sebentar. Melihat jacob makan barusan, gue menjadi ingat daffa yang makan makanan buatan gue juga, ekspresi dia sama persis dengan jacob

"Nyonya, sebaiknya anda istirahat" ucap pelayan gue

  Gue pun langsung menurutinya dan berjalan ke kamar.

  Gue merebahkan tubuh gue di kasur berfikir sejenak, apa yang membuat jecob datang kesini? Apa dia akan menjemput gue untuk kembali ke london?. Tidak! Gue nggak mau balik ke london. Gue ingin disini bersama.. daffa.

VOTMENT JANGAN LUPA
At the love jihan;) 

CHANGEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang