Part 13

2K 153 4
                                    

Hyy ada yg kangen gk nih sma aku,wkwk
Pasti kangen nya sma ceritanya lah.

Ok guys dri pda cuap-cuap gk jelas mening kita next ceritanya.

Happy reading 👇👇

****

Prilly menemui opa yg berada diruangan nya. Bukan karna dipanggil tapi dia sendiri yg ingin menemuinya.

Lagi pula dokter pribadi keluarga ini pasti akan datang sebentar lagi membawa surat hasil labnya.

Entah apa isinya yg pasti akan menjadi suatu hal yg serius.

"Aku ingin bertemu opa" katanya pada salah satu penjaga pintu ruangan

"Silahkan Tuan Putri"

Prilly berjalan melewati pengawal itu lalu melewati lorong yg menjadi kamar opa.

Dan berbelok kekiri mendapati lelaki paruh baya itu sedang berdiri mematung didepan jendela.

"Opa.."panggil prilly

Opa berbalik hingga bisa melihat gadis yg memanggilnya. "Ada apa princess"katanya

"Hmm.. Opa aku.. Hmm.. Aku.."prilly gugup hingga menggigit bibir bawah nya.

"Ada masalah apa. Kamu tidak nyaman dengan kuliah mu? Atau ada yg berani bully kamu?" Tanya opa bertubi tubi

"Bukan opa.. Bukqn itu.." prilly menggeleng

Opa mengerutkan keningnya.

"Gini opa kemaren aku liat opa ngomong serius bamget sama dokter yg periksa prilly. Kalau boleh tau kalian bicara apa? Atau ada sesuatu yg buruk soal aku?"

Tiba tiba wajah opa berubah sedih,dia menatap prilly aneh. Yg pastinya akan membuat prilly semakin bingung.

"Opa gak bisa jelaskan tanpa bukti princess" jawabnya

Prilly mendecak kecewa "Baiklah aku akan menunggu dokter itu datang" prilly berniat meninggalkam opa.

Langkahnya terhenti karna seorang pengawal masuk bersama doktet yg kemaren memeriksanya.

"Tuan Besar Dokter Wijaya telah datang" kata pengawal itu.

Opa mengangguk lalu mempesilahkan dokter duduk.

"Prilly tidakkah kamu ingin duduk menemani opa?" tanya opa pada prilly yg terdiam.

Prilly pun memilih duduk di sofa.

"Kevin suruh Ali dan yg lain masuk ruanganku sekarang dan perintahkan mila untuk membuatkan minuman" perintah opa pada kevin

"Opa.. Tidak perlu memanggil mereka cukup kita saja. Aku mohon" pinta prilly

"Kevin tidak perlu" kata opa lagi dengan tegas.

"Dokter wijaya bagaimana hasil labnya. Saya harap tidak seperti diagnosa aeal anda" kini ipa beralih bicara pada dokter wijaya.

"Baiklah pak ini hasilnya" dokter menyerahkan amplop putih bercap nama rumah sakit yg tadi pagi prilly kunjungi.

Opa meraih amplop itu dan membaca nya. Tampak raut kecewa pada wajah yg sedikit berkeriput itu. Tak lama opa berdehem dan meletakkan surat itu di meja.

Prilly yg tidak sabar untuk mendengar penjelasan opa lalu mengambil kertas itu dan memilih membaca nya sendiri.

Dadanya tampak naik turun menahan tangis, matanya mulai memerah.

"Ja.. Jadi.. Aku.." ucapnya

Kerta itu terjatuh begitu saja ke lantai, tak ada tenaga lagi hanya untuk sekedar memegang kertas itu.

Beauty Princess(slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang