"Hai, Retaaaaku..." teriak Prilly nyaring saat ia melihat wajah sahabatnya itu di layar laptopnya. Reta di sana tertawa pelan.
"Hai, Prill. Lo ke Norway kok nggak ajak gue, sih? Gue juga mau kali ikut lo kesana." ucap Reta sambil tertawa.
"Anjir, sini main, Ta." ucap Prilly.
"Eh iya, lo kesana sama Alvaro? Gimana bisa?" tanya Reta kepo.
Reta melihat Prilly yang menghela napasnya dalam. "Gue belum cerita ya sama lo? Udah lama juga sih tapi lo harus tau, Alvaro kasih bunga ke gue sama surat malem-malem. Dan bunga sama surat itu ketahuan sama Ali, Ali marah sama gue, sampe dia pergi nggak tau kemana dan pulangnya dia mabuk sambil bilang gue jangan ninggalin dia." ucap Prilly panjang lebar, Reta terdiam mendengar cerita Prilly.
"Eh—bentaran deh," Reta terlihat tengah berpikir, ia lalu membulatkan matanya dan mulutnya yang menganga lebar yang membuat Prilly mengerutkan dahinya.
"Kenapa?"
"IYA! GUE BARU INGET, KALAU PAS WAKTU ITU GUE SAMA ALVAN KETEMU DIA DI ARENA BALAP!" teriak Reta yang membuat Prilly terdiam.
"Balapan?"
"Iya, Prill. Gue lupa mau kasih tau lo kemarin, gue 'kan nggak kemarin di ajak sama si Alvan kesana. Terus gue lihat Ali sama..."
"Sama?" Reta menggantungkan ucapannya yang membuat Prilly menjadi gemas sendiri.
"Sama siapa, Reta?!"
"Sama, Alvaro."
Deg!
Jantungnya seolah berhenti. Ali balapan bersama Alvaro? Di dalam pikiran Prilly kini sangat penuh dengan pertanyaan dan Prilly saat ini sangat membutuhkan jawaban dari mulut Ali dan juga Alvaro.
"Seriusan lo?"
"Dua rius gue, Prill."
"Ali baik-baik aja 'kan, Ta, disana?" gumam Prilly pada Reta.
Prilly melihat raut wajah Reta yang berubah seketika, Reta melihat Prilly dengan tatapan yang sangat sulit untuk di artikan.
"Reta, Ali baik-baik aja 'kan?" ucap Prilly sambil menekankan setiap perkataannya.
Jantung Prilly berdegup sangat cepat, perasaannya saat ini tak menentu, hatinya sangat gelisah. Entahlah, Prilly juga tak tahu ia kenapa.
"Ali baik-baik aja kok, Prill. Tapi..." ucap Reta kembali menggantungkan ucapannya.
"Tapi apa, Reta?"
"Tapi... Ali nggak ada disini."
"Maksud, lo?" tanya Prilly.
Terlihat Reta menggelengkan kepalanya, Reta yang tengah duduk di ranjangnya bergerak gelisah yang membuat Prilly mengangkat sebelah alisnya bingung.
"Ali pergi ke singapore, iya! Ali pergi ke singapore, Prill."
"Pergi? Ke singapore? Ngapain dia?"
"Nggak tau gue, Prill. Gimana hubungan lo sama Ali? Terus gimana sekarang lo sama Alvaro?"
Prilly mengangkat bahunya. "Gue nggak tau, gue nggak mau pisah sama Ali, tapi Alvaro bongkar semua rahasia yang selama ini gue rahasiain dari nyokap bokap gue. Gue nggak bisa benci sama Ali, susah buat gue lupain dia. Kalau buat Alvaro, gue kecewa sama dia."
"Oh iya, Alvan mana?" tanya Prilly.
"No comment ah gue mah, terserah lo. Gue dukung keputusan lo kayak gimana, gue sama Alvan bakalan selalu ada buat lo, Prill." ucap Reta sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fragile
FanfictionPrilly mencintainya. Mencintai sosok berandalan yang tak pernah menganggap dirinya ada. Ali Atha Fahlevi, sosok pria yang tempramental dan emosional, ia selalu menyakiti hati maupun fisik Prilly padahal Prilly adalah kekasihnya. Ali lebih asyik deng...