Prilly berjalan menuju pintu Rumah, di bukanya pintu itu lalu ia mengernyitkan dahinya.
Tak ada siapa-siapa.
Pandangannya menelusuri setiap sudut halaman Rumah. "Kok nggak ada orang? Terus tadi siapa yang mencet bel?" gumam Prilly bingung.
Tapi tiba-tiba pandangan Prilly tertuju pada seikat bunga mawar putih. Prilly melangkahkan kakinya menuju meja itu lalu tangannya meraih bunga itu.
"Ini bunga siapa ya? Salah alamat kali ya orang yang ngasih bunga ini?" ucap Prilly sambil terkekeh pelan.
"Eh—ada suratnya." Prilly lalu meraih surat itu lalu dengan sangat penasaran ia membuka surat itu.
Hai, Prill. Apa kabar?
Aku harap kamu selalu baik ya, aku sekarang udah kembali, kamu masih ingat aku? Seseorang yang telah mengecewakan kamu dulu dan seseorang yang sangat mencintai kamu sampai kini.-AR
Prilly seketika terdiam, AR? Apa yang di maksud AR itu adalah Alvaro Retano? Apa Alvaro benar-benar kembali? Prilly menggelengkan kepalanya pelan.
"Nggak! Nggak mungkin! Dia nggak mungkin kembali lagi ke sini!" ucap Prilly sambil terus menggelengkan kepalanya.
Tapi tiba-tiba ia terkejut ketika ada seseorang yang merebut kertas yang ia baca tadi oleh seseorang, Prilly dengan cepat membalikan tubuhnya dan di hadapannya kini sudah ada Ali yang tengah membaca surat itu.
"Ali..." gumam Prilly tergagap.
"AR? Ini surat dari siapa?" tanya Ali penuh penekanan, sedangkan Prilly hanya diam seribu bahasa. Bibirnya kelu tak dapat mengucapkan sepatah katapun bahkan saat ini jantungnya berdegup sangat cepat.
"Prilly jawab!" bentak Ali yang membuat Prilly memejamkan matanya sesaat.
"Itu dari... Alvaro." ucap Prilly lirih seperti hembusan angin yang begitu pelan.
Ali mengenal siapa Alvaro, pria yang sangat ia benci dan kini pria itu berani-beraninya dan dengan terang-terangan mengungkapkan jika ia masih mencintai Prilly? Tidak. Ali tidak akan membiarkan itu terjadi, karena Prilly miliknya hanya miliknya.
"Lo selingkuh dari gue?! Lo mau bales dendam sama gue gitu? Gara-gara gue sama Sela, terus lo juga mau selingkuh di belakang gue sama cowok anjing, itu?!" teriak Ali sarkatik yang membuat Prilly terkejut lalu menutup kedua matanya erat.
"Enggak gitu, Ali. Aku bisa jelasin semu—" belum sempat Prilly melanjutkan kata-katanya Ali dengan cepat kembali ke dalam Rumah sambil membantingkan pintu.
Darah Prilly berdesir, ia terlalu takut pada Ali. Entahlah, ia tak bisa melawan sikap Ali yang tempramental padanya, dan anehnya walaupun Prilly berulang kali terjatuh oleh Ali tapi Ali mampu membuat Prilly bangkit walau hanya sebentar saja.
Prilly mengambil bunga mawar putih itu, di ambilnya juga surat yang tadi di remas oleh Ali menjadi sebuah bulatan kecil yang sekarang kertas itu tak serapih asalnya, kertas itu menjadi kusut.
Ia lalu melangkah masuk ke Rumah, tapi saat ia menutup pintu, Prilly lagi-lagi di buat terkejut oleh Ali yang berada tepat di hadapannya. Matanya bertemu dengan pemilik mata elang tajam itu, mata Ali seolah menusuk dalam ke dalam mata Prilly.
Prilly bisa melihat jika pria di hadapannya ini tengah menahan marah, mungkin. Tapi Prilly juga tak bisa menyimpulkannya sembarangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fragile
FanficPrilly mencintainya. Mencintai sosok berandalan yang tak pernah menganggap dirinya ada. Ali Atha Fahlevi, sosok pria yang tempramental dan emosional, ia selalu menyakiti hati maupun fisik Prilly padahal Prilly adalah kekasihnya. Ali lebih asyik deng...