Hari sudah semakin gelap dan perempuan itu masih terjaga, matanya terus melihat kearah pintu Rumah dan jam dinding bergantian.
Ia khawatir.
Ini sudah larut malam, bahkan hari sudah dini hari.
Prilly gelisah di tempatnya, ia terus saja memikirkan Ali. Kerena sejak beberapa jam lalu Ali pergi, dan sampai sekarang Ali tak kunjung kembali.
"Kamu dimana sih, Li?" gumam Prilly pelan, ia terus menatap jam dinding berharap Ali segera pulang.
***
Suara bising motor dan lagu Dj pun terdengar di tempat ini, Ali kini telah siap dengan motor ninja hitam kesayangannya. Di samping Ali ada seorang pria yang sedari tadi tak pernah membuka helmnya, dan itu cukup membuat Ali penasaran.
"Di, lawan gue siapa sih? Kayaknya misterius banget." ucap Ali sambil menatap pria di sampingnya dengan pandangan yang bingung.
Aldi mengacuhkan bahunya. "Nggak tau, gue lihat sih dari tadi dia nggak pernah buka itu helmnya. Apa wajahnya jelek?"
"Ah, bodo." decak Ali ia lalu bersiap-siap, karena sebentar lagi pertandingan akan di mulai.
Tanpa Ali sadari, di balik helm full face lawannya tengah tersenyum miring kearah Ali. Sorot matanya seolah menyiratkan kebencian pada Ali, tapi Ali tak mengenali siapa lawannya saat ini namun lawannya mengetahui siapa yang akan bertanding dengannya dan itu adalah... Ali.
Ali menoleh kearah samping. "Kalau gue menang, lo harus jadi pembantu gue selama satu bulan!" ucap Ali sambil tersenyum miring.
Pria itu menganggukkan kepalanya, Aki pikir pria ini bodoh. "Dan, kalau gue yang menang dan lo yang kalah. Gue minta lo jauhin Prilly dan pergi dari kehidupannya dia!" teriak pria itu dari dalam helmnya.
Ali terdiam.
Jantungnya berpacu dengan cepat.
Pergi menjauh?
Meninggalkan Prilly?
Apa ia bisa?
Ali memicingkan matanya kearah pria itu. "Lo siapa?!" gertak Ali.
Tapi sebelum pria itu menjawab, pertandingan pun akan segera di mulai dan Ali hanya berdecak pelan. Ia tak menyetujui permintaan pria itu, ia juga tak menyetujui jika ia harus meninggalkan Prilly.
Ali masih bertanya-tanya, kenapa pria di sampingnya ini mengenal Prilly?
Suara riuh teriakan kini bercampur dengan suara dentuman lagu Dj yang sangat keras di tempat ini, perlahan perempuan berbaju minim itu berjalan menuju ke tengah jalan dengan membawa kain hitam.
"One..."
"Two..."
"Tree..."
Perempuan itu melemparkan kain hitam itu dan sedetik kemudian Ali langsung menancapkan pedal gasnya bersamaan dengan pria di sampingnya yang ikut menancapkan pedal gasnya.
Mereka berdua saling susul menyusul, sampai-sampai membuat keduanya saling menendang motor satu sama lain. Ali yang sudah geram pun menancaplan pedal gasnya lebih cepat, tapi sialnya lawannya kali ini bukan sembarangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fragile
FanficPrilly mencintainya. Mencintai sosok berandalan yang tak pernah menganggap dirinya ada. Ali Atha Fahlevi, sosok pria yang tempramental dan emosional, ia selalu menyakiti hati maupun fisik Prilly padahal Prilly adalah kekasihnya. Ali lebih asyik deng...