Bagian empat : a fresh start for something new

806 37 39
                                    


Hari itu senin 8 juli 2013 adalah hari pertama Zahra masuk sekolah. Sejujurnya Zahra tidak ingin berangkat sekolah lagi semenjak apa yang ia cita citakan hanya menjadi harapan kosong. Namun tidak dengan hatinya, Dia berusaha untuk bersikap positif dengan apa yang terjadi. dia tidak ingin orang tuanya kecewa hanya karena impian kecilnya tersebut. Dia tak ingin ada yang kecewa karena dia tahu bahwa kecewa itu sangat menyakitkan.

Pagi itu dia diantar oleh ayahnya sampai kedepan gerbang salah satu sekolah SMK swasta terkemuka di bandar lampung. kemudian perlahan namun pasti dia mencoba untuk mulai menghadapi takdir tuhan yang dituliskan untuknya. Dia selalu berfikir bahwa a fresh start for something new.

Jurusan Tekhnik Komputer dan Jaringan(TKJ). Mungkin sudah tidak asing bagi siswa siswi di Bandar lampung sebab jurusan ini sudah menjamur di seluruh SMK di Bandarlampung hampir setiap SMK memiliki jurusan ini. Namun bagi Zahra TKJ begitu asing ditelinganya. Bahkan tak pernah terbesit sedikitpun baginya untuk berhubungan dengan jaringan jaringan komputer. Yang ada di otaknya hanya ada jaringan organ dalam manusia bukan Komputer.

Hari itu untuk pertama kalinya dalam hidup Zahra dia harus masuk dikelas dimana mayoritas penduduknya sebagian besar adalah laki laki, sedangkan dikelas itu hanya 3 orang wanita.

Mengesankan ? bukan sih, lebih tepatnya mengenaskan. Sejak pertama kali menginjakan kaki di sekolah dasar hingga angkat kaki dari bangku sekolah menengah pertama. dia tak pernah merasa secangung ini. Biasanya selalu ada saja hal yang membuatnya untuk bisa berbincang dengan orang yang belum dia kenal. Tapi kali ini? Tidak sama sekali atau jangankan menyapa menatap mereka saja Zahra tak kuasa.

Sementara Zahra masih terjebak dalam lamunannya, para kakak senior mulai masuk kekelas dan memperekanalkan diri sambil sesekali mengabsen siswa kelas 1.

" Oke perkenalkan disini kami bertiga akan menjadi kakak pembimbing bagi kalian selama masa orientasi sekolah. Kenalin Gua Satya,duduk di kelas 12 jurusan Teknik kendaran motor." ucap satya dengan bijak.

" Gua Mario. Pangil aja kak rio. Gua kelas 12 TKJ. Kalo kalian macem macem sama senior gua yang bakal hajar kalian duluan." ucap rio. Yah begitulah sifat rio. Dia memang terkenal keras dan disiplin.

."Gua Dea Fisikawati. Gua cewek tercantik di sekolah ini. Kalian semua jangan sok cantik karena hanya cukup gua yang cantik! Dan tetap gua yang paling cantik!" ancam dea yang terkenal sangat galak.

Setelah memperkenalkan diri. Para kakak senior pun mulai mengecek kehadiran siswa. Sementara Zahra masih terjebak dalam angan-angannya. Dia bahkan hampir tak menyadari keberadaan kakak tingkat didepan kelasnya.

" Luka Az Zahra! Mana lukaz ini! apa tidak hadir !?! " teriak kakak senior dengan gaya militer. Walaupun hanya absen biasa, namun gaya militer biasa dilakukan dalam masa orientasi siswa (MOS). tujuannya mulia yaitu melatih kedisiplinan namun sering kali di selewengkan untuk ajang balas dendam.

Berkali kali kakak senior memangil nama Zahra. Namun Zahra tidak menyahut sama sekali. Bukan tidak dengar namun Zahra masih larut dalam ilusinya mengenai apa yang terjadi sampai saat ini. Hingga sebuah sepidol mendarat tepat diatas mejanya.

" iya kak siap ! Saya Zahra ada yang bisa dibantu ?" jawab Zahra dengan gelagapan salah tingkah.

Semua yang ada diruangan itu pun tertawa. Mereka melihat Zahra bagai badut yang memecah suasana yang menegangkan saat itu. Disela sela tawa tersebut ada 1 orang yang tetap fokus memandang Zahra dengan tatapan tajam serius. Dia adalah Satya, kakak kelas yang melempar spidol ke Zahra tadi.

" Zahra kenapa lo ngelamun? Lo naksir sama kita ! Atau ada pacar lo dikelas ini ? Cepet maju kedepan! " Teriak Rio salah satu kakak kelas lain yang wajahnya agak sinis memandang Zahra.

" Maaf kak saya tadi melamun sebab semalam saya kurang tidur kak" jawab Zahra dengan lembut.

" Gak usah banyak alesan lo! Gausah sok cantik kalo kakak kelas lagi ngomong dengerin! Bukannya ngelamun lo harus skotjump 20 kali biar lo ngak ngelamun lagi!" teriak dea sambil menarik kerah baju Zahra. Dea adalah satu satunya kakak kelas wanita yang ada di ruangan tersebut.

Zahra pun mulai melakukan skotjump. tapi baru 9 kali melakukan skotjump. Satya menghentikan skotjump Zahra. Jelas yang dilakukan Satya membuat seluruh isi ruangan kaget. Bukan karena ketegasanya tapi karena perintahnya yang menghentikan skotjump Zahra tersebut.

" Cukup ! berdiri !" perintah satya. Satya merupakan ketua osis acara tersebut sehingga dia bebas melakukan perintah apapun termasuk menghentikan hukuman yang diberikan dea pada Zahra.

Zahra pun berdiri sambil membetulkan beberapa perlengkapan MOS yang ia gunakan.

" Luka Az Zahra, nama yang unik. Sekolahmu juga bagus. Kenapa kamu mau masuk sekolah ini? Karena Pacar kamu ? Benar ?!!" sambil memegang selembar papan nama dari karton identitas yang mengantung di dada Zahra.

" Tidak kak. Saya tidak punya pacar." Jawab Zahra dengan menunduk.

"Gak usah bohong lo ijah! Tunjuk mana Cowok lo ! atau lo naksir sama kakak senior lo ya!." Pekik dea yang menarik Zahra kedepan meja teman teman sebangkunya.

Zahra tahu bahwa ini adalah masa orientasi. Dia tahu bahwa semua yang di lakukan disini tidak serius. Dia tak asing dengan suasana tersebut karena dia pun pernah menjadi kakak kelas ketika SMP dulu. Namun dia tak terima dengan perlakuan dea yang dianggap sudah terlalu kasar.

" Gak ada kak! Kalo Saya bilang gak ada ya gak ada! Jangan pernah maksa yang gak ada!." teriak zahra yang menepis tangan dea yang sedari tadi terus menariknya.

" wah hebat yah hahaha, baru hari pertama sudah ada yang berani bantah kakak kelas! Woi lo itu siapa! Bapak lo kepala sekolah tah ! Kepala daerah tah ! atau kepala suku pun belum ada yang kurang ajar kaya elo !" maki rio yang kesal melihat ada siswa baru yang berusaha memaki temannya.

Suasana kelas pun menjadi tegang. Bukan hanya panas namun suasana tersebut menimbulkan suasana hening luar biasa diantara semua siswa. Tak ada satupun yang berani berucap, pandangan mereka tak bisa lepas dari teman baru mereka yang sedang berselilsih dengan kakak kelas.

" Saya emang bukan siapa siapa kak. Tapi masa orientasi itu harus ada unsur pendidikannya bukan Cuma bisa babuui...in." belum selsai Zahra berkata tamparan dea hampir mengenai wajahnya. Beruntung Satya bisa dengan sigap menahan tangan dea hingga tak menyentuh Zahra sama sekali.

Suasana menjadi sangat kacau. Bukan hanya dea atau Zahra. Terlihat suasana tegang menyelimuti semua siswa dikelas tersebut. Wajar saja belum pernah ada yang setanguh Zahra dalam menghadapi kakak tingkat.

" Oke kalo lo pikir yang kami lakuin ini gak ada unsur pendidikannya! Lo boleh keluar dari kelas ini. Kami gak maksa elo untuk ikut kegiatan ini. Ini peraturan sekolah dan kami punya wewenang untuk mengorientasi kalian." Jawab satya dengan bijak sambil menenangkan emosinya.

Bukannya meminta maaf malah Zahra bergegas menuju bangkunya dan mengambil tas nya. Dia pergi begitu saja tanpa pesan apapun. Semua yang ada dikelas itu pun kaget bukan main atas apa yang dilakukan Zahra.

Booooooooooooommmmm.... Hari itu Zahra bukan hanya menjadi perhatian kakak tingkat tapi Zahra mampu menarik perhatian hampir semua orang di sekolah itu tercengang atas apa yang dilakukan Zahra.

Bagi Zahra prinsipnya untuk menentang ketidakadilan serta penindasan merupakan kewajiban seorang siswa. Sebab baginya sekolah adalah tempat menciptakan penerus bangsa bukan bangsa bar-bar."

Setelah Zahra meninggalkan kegiatan orientasi tersebut semua perhatian tertuju pada Zahra banyak yang kesal bahkan tak sedikit yang tertarik. Lalu bagaimanakah nasib Zahra berikutnya? Apakah dia akan pindah sekolah? Atau justru dia siap menahan bully dari seluruh siswa?.

Baca kelanjutan kisah Zahra dalam menjalani hari hari yang luar biasa di STM hanya dalam " Terjebak dalam kerasnya STM bagian kelima : Bahkan dewa pun tak mampu untuk itu!

"Prinsipnya untuk menentang ketidakadilan serta penindasan merupakan kewajiban seorang siswa. Sebab baginya sekolah adalah tempat menciptakan penerus bangsa bukan untuk menciptkan bangsa bar-bar." – Luka Az Zahra

Terjebak dalam STMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang