Bagian 8 : Sumpah dokter

926 37 9
                                    


26 desember 2013.

Hari ini adalah hari pembagian rapor. Dimana pada hari ini seluruh hasil belajar kita selama ini di pertangung jawabkan. Senang dan gembira bagi mereka yang berhasil mencapai target dan tujuan sekolah mereka. Namun tak sedikit yang kecewa karena hasil yang kurang baik karena kemalasannya.

Hari itu sekolah benar benar ramai dengan siswa- siswa tapi ada yg berbeda pada hari itu dimana pada saat itu semua mata terpana pada 1 sudut sekolah. Yaitu pada pohon belakang sekolah. Hampir seluruh siswa yang melewati sudut tersebut langsung terpana.

Bagaimana tidak terpana sebab pada pohon tersebut terdapat ratusan surat yang tertempel hampir memenuhi batang pohon tua dan besar itu. Ternyata surat surat itu sudah lama di tulis dan ditempel namun karena satu persatu akhirnya baru terlihat ketika sudah banyak. Surat tersebut terlihat ditulis setiap hari 1 lembar, hal ini bisa di lihat dari tanggal suart itu dibuat. Isinya pun tetap sama yaitu permintaan maaf dan dari sekian banytak surat tersebut hanya ada 1 orang saja yang mengirimkan surat itu. Siapa lagi kalau bukan Luka Az Zahra.

Kabar mengenai pohon berselimut ratusan surat itupun terdengar oleh seluruh jajaran osis. Mereka pun melihat sendiri dan langsug mencabut dan menggumpulkan surat tersebut.

" Satya, tampaknya anak ini benar benar serius inggin meminta maaf padamu, apa yang akan kau lakukan? Apakah kau akan terus membencinya? Semua surat ini dibuat sejak pertamakali kita usir dia dari ruang osis dan kita baru sadar setelah surat ini memenuhi pohon tersebut. Disini dia memintamu untuk memaafkan kesalahannya dan memasukan kembali chaka ke jajaran osis." bisik martha. Seorang sekertaris osis yang lembut dan berfikiran dewasa.

Sambil menghela nafas panjang setelah membaca surat itu, satya pun mulai mengambil sikap. " Aku akan berbicara padanya setelah ini, Rahasiakan masalah ini pada anggota osis yang lain." Satya pun mengambil jaketnya dan bergerak keluar ruangan osis.

Sementara itu Zahra tampak bahagia hari ini sebab dia mendapat nilai yang cukup baik. Dia tak menyangka bahwa dirinya yang tak ada niat masuk TKJ bisa mendapat nilai yang baik nahkan meraih posisi 2 terbaik hanya kalah dari Huda yang merupakan anak genius dan komputer addict.

Setelah mendapatkan rapor zahra pun pamit kepada teman teman kelasnya untuk pulang. Dia menggunakan headset berjalan melewati lorong kelas ditemani lagu "friendzone" milik salah satu penyanyi asal Bandar lampung yaitu Budi DoReMi.

Ketika sedang asik mendengar alunan lagu tersebut sambil berjalan melewati lorong sekolah. Dia mulai membayangkan betapa bahagianya orang tuanya ketika melihat sang anak kini tak frustasi lagi dan mendapat predikat terbaik di kelas.

Brukk!! Tiba tiba dirinya menabrak orang dan hampir jatuh namun ditangkap oleh orang yang menabraknya.kemudian dia didekap dalam pelukan orang tersebut.

" Tenang Zahra, Jangan panik ini aku kak Satya" ucap orang tersebut sambil melepas pelukannya.

" Ada apa kak? Kenapa kakak meluk gua!!!" sambil mendorong Satya.

" Kakak bukan meluk. Gua Cuma takut lo gak mau ketemu gua kalo ngak gua tangkep. Zahra, Gua minta maaf karena udah kasar sama elo di awal masuk gua tau gua terlalu kejam. Tapi iyu supaya elo disiplin. Jangan marah lagi gua udah maafin semua salah elo kok" tatap satya yang mulai bicara dengan tenang.

" Terus.." ucap zahra meunduk.

" Elo harusnya. Gak perlu minta maaf sampai harus nulis surat kaya gitu di pohon itu. Gua udah maafin elo tulus kok, Bahkan kalo lo mau tau..." ucap satya tertahan.

Menghela nafas dan melanjutkan kembali kata katanya. " Bahkan kalo lo mau tau, Gua udah suka sama elo dari pertama kali gua liat elo dikelas. Sadar gak sih ada hal unik yang gak bisa di jelasin kalo gua liat elo. Bukan karena fisik atau lain lain tapi ada semcem hal yang gak bisa dijelasin. Gua berusaha mengenal elo. Semangat gua muncul saat ada elo.tapi baru sebentar elo di kelas lo malah udah pergi duluan dari yang lain. Bahkan gua harus nyari nama lengkap lo di absen supaya apa? Supaya gua tau kabar elo, Gak mudah itu sulit, walau kelihatan cuek dikelas tapi gua peduli sama keadaan elo."

Keadaan menjadi sangat hening di lorong tersebut. Walaupun sudah mendengar ucapan Satya dengan sangat jelas tapi Zahra belum mau menoleh keatas menatp satya.

Tampak dengan pelan tapi pasti Zahra mengangkat kepalanya yang tertunduk, dia tampak mengelap air matanya yang menetes saat mendengar ucapan satya. Dia pun menatap satya dengan mata penuh air yang mengalir.

" Kak Satya tau gak? Gimana rasanya saat kakak salah masuk rumah dan disambut dengan gak baik sama penjaga rumah? Sakit tau kak. Sakit banget. Dan sekarang kakak bilang kakak peduli? SAMPAH KAK!!!." sambil terus menanggis.

" Kak, Cukup jangan buka luka lama ini. Satu yang perlu kakak tau. Aku buat permintaan maaf itu bukan buat diriku. Tapi itu Sumpahku! Aku udah bersumpah akan menebus kesalahanku sampai membuat kak Chaka keluar dari OSIS. Itu semua buat kak Chaka dan Sumpahku." Ucap Zahra lirih. Dia pun berjalan meninggalkan Satya sendiri.

Zahra tahu betapa pedulinya Satya Padanya. Namun sekali lagi Peduli bukan berarti menyakiti.dia hanya ingin mewujudkan sumpah yang pernah ia ucapkan. Baginya sumpah adalah kontrak suci anatara dia dan segalanya. Seperti sumpah dokter yang setiap langkahnya harus dipertangung jawabkan.

Setelah kejadian tersebut terjadi suatu konflik rumit di dalam tubuh penggurus Osis. Terjadi konflik tak  termafkan. apakah yang terjadi di dalam tubuh penggurus OSIS? apakah ada hubungannya dengan Zahra? Baca kelanjutannya dalam Terjebak dalam STM bagian 9 : Satu tubuh 2 jiwa (Civil War)





" Peduli bukan berarti menyakiti " - Catatan Zahra



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terjebak dalam STMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang