Bagian 6 : Analgesik

651 31 20
                                    



Cerita bab 6 analgesik ini didedikasikan untuk seseorang yang selama ini selalu menjadi analgesikku. Yah.. orang yang selalu menyembuhkan luka dan menumbuhkan semangat yang untuk terus berjuang bersama :D - Juni 2011

Setelah pemecatan terhadap chaka hanya karena membela gadis yang baru dikenalnya kurang dari sejam yang lalu. Bahkan dengan syarat yang tidak masuk akal. Bahkan dewapun tak mampu untuk melakukan syarat tersebut. Meminta maaf pada pohon hingga sang pohon memafkannya. Simple, namun mustahil dilakukan.

Zahra masih bingung dengan situasi yang baru terjadi. Masalah yang begitu mudah menjadi sangat rumit.Semua bersumber karena satu orang "dirinya sendiri".

"Kak Cakha, kok jadi rumit, kakak gapapa dipecat dari osis? Udah kak, kakak balik lagi aja ke osis biar saya mengundurkan diri dan pindah sekolah." Ucap Zahra dengan santai.

" Gak bisa! Lo itu ga salah ra!. Lo udah minta maaf cuma mereka aja yang terlalu childish. Gua ga masalah dipecat dari osis daripada harus ngeliat lo sembah sujud dihadapan mereka." Ucap Cakha dengan menatap mata Zahra.

Sontak saja melihat tatapan meyakinkan dari Cakha membuat hati Zahra menjadi luluh lanta. Baru kali ini ia melihat tatapan yang membuat hatinya menjadi luluh. Mungkin ini yang disebut dengan tatapan analgesik (istilah kedokteran untuk obat pereda rasa sakit). Yaps! Tepatnya pada hati yang sempat goyah untuk bertahan disini. Semanjak melihat tatapan itu Zahra berjanji pada hati dan jiwanya untuk bisa bertahan dan berjuang disekolah ini.

Keesokan harinya Zahra masuk sekolah dengan penuh semangat. Namun keceriaannya tersebut seketika menjadi rusak setelah beredar kabar bahwa murid paling berprestasi di OSIS yaitu Cakhra dipecat dari jabatannya karena ulah Zahra. Kabar tersebut disebarkan melalui selebaran di mading sekolah tersebut.Sehingga sekali lagi Zahra mendapat tatapan negatif dari seluruh siswa disekolah.

Bukan hanya selebaran namun ada intimidasi serius yang terjadi saat Zahra sedang belajar diruang kelas saat jam istirahat. Zahra didatangi oleh kakak kelasnya yang bernama merry. Merry merupakan siswa kelas 11 listrik. Merry memang satu dari 3 wanita pertama disekolah tersebut yang mengambil jurusan likstrik. Sejak awal merry memang menyukai cakhra.

Merry langsung melabrak Zahra yang masih belajar dikelas. Merry tidak sendiri dirinya bersama 3 orang wanita lain yang merupakan anak kelas 11 dari berbagai jurusan.

" BRAKK!!! Hoi Jamet! Apa maksud lo buat Cakhra keluar dari OSIS! Lo kalo mau caper nggak segitunya kali! Dasar jablay murahan!" maki merry dengan mendobrak meja Zahra.

Sontak seluruh isi kelas menjadi gaduh karena ulah merry.

" Kak saya nggak tahu kakak ini siapa tiba tiba marah. Dan yng pasti kak Cakha keluar bukan karena saya tapi karena pilihannya sendri" jawab Zahra dengan santai. Zahra memang saat ini sudah berusaha menjadi lebih tegar semenjak dirinya mendapat analgesic dari tatapan mata cakha.

"PLAKK!!!" Merry menampar Zahra karena kesal mendengar jawaban Zahra.

" Lo pikir gua bodoh! Cakha itu udah lama mengabdi di OSIS dan untuk sampe sekarang nggak mudah. Segampang itu lo bilang itu pilihannya? Dasar lo ngakk punya ota..." Merry kembali memaki Zahra namun ucapannya dipotong oleh seseorang.

"Woi! Kak Merry! Kalo lo mau marah jangan dikelas ini. Gua ga terima lo nampar Zahra dikelas ini. Karena Zahra TKJ1 juga. Jadi kalo lo ngusik Zahra itu tandanya lo ngusik TKJ1! Silahkan pergi atau gua lapor ke guru!" ucap devis yang merupakan ketua kelas TKJ1.

Merry dan teman temannya pergi meninggalkan kelas tersebut. Zahra pun tak kuasa meneteskan air matanya. Namun bukan karena sakit gamparan merry tadi atau bukan pula cacian merry tadi. Namun karena perlindungan yang diberikan teman temannya. Dia sadar dirinya sangat bersalah karena tidak mengikuti ospek seperti teman temannya namun mereka tetap menganggap Zahra bagianh dari mereka. Sungguh solidaritas yang luar biasa. Semanggat dari teman sekelasnya inilah yang menjadikannya sebagai suatu analgesik yang baru. Seberat apapun dan sesakit apapun dirinya menjalani kehidupan sekolah kini dirinya punya suatu annalgesik yang membuat dirinnya menjadi terus bersemangat.

Setelah kejadian tersebut Zahra menjadi akrab dengan seluruh teman temannya. Lambat laun Zahra sudah bisa menyesuaikan pelajarannya disekolah dengan baik. Bahkan Zahra menjadi ikon kelasnnya dan menjadi duta perwakilan kelas untuk mewakili kelas ketika guru membutuhkan bantuannya.

Kedekatannya dikelas berimbas dengan semakin dekatnya Zahra dengan sang ketua kelas yaitu devis. Sehingga Zahra sering dianggap sebagai dwi tungal jika berpasangan dengan devis.

Namun meskipun bahagia Zahra ternyata menyembunyikan sesuatu dari semua orang dikelasnya bahkan diseluruh siswa kelas. Apakah yang disembunyikan Zahra?

Baca kelanjutan kisah Zahra dalam menjalani hari hari yang luar biasa di STM hanya dalam " Terjebak dalam kerasnya STM bagian ketujuh : Kau adalah aspirin"

" Mungkin ini yang disebut dengan tatapan analgesik (istilah kedokteran untuk obat pereda rasa sakit). Yaps! Tepatnya pada hati yang sempat goyah untuk bertahan disini. Semanjak melihat tatapan itu Zahra berjanji pada hati dan jiwanya untuk bisa bertahan dan berjuang disekolah ini " - catatanzahra

Terjebak dalam STMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang