I Hate You But I Like You (Dino)

798 50 0
                                    


Perasaan seperti apa ini, aku tidak tahu. Aku membencinya, karena dia selalu menjadi sainganku. Tapi di sisi lain, aku menyukainya, karena dia satu-satunya gadis yang bisa membuatku tersenyum.

.

.

.

.

.


TITLE : I Hate You But I Like You

CASTS : Lee Chan, Kim Yerim (Red Velvet)

.

.

.

.

.



[ Festival Olahraga Kirin High School ]

"Lee Chan! Lee Chan!! Lee Chan!!"

"Kim Yerim! Kim Yerim! Kim Yerim!"

Baton telah dipindahkan ke orang terakhir. Saat ini mereka yang berada di urutan terakhirlah yang akan menentukan kelas mana yang akan menjadi pemenang dari final lari estafet festival olahraga Kirin tahun ini. Ada lima kelas yang masuk ke babak final. Di antaranya adalah kelas 4-3 dan kelas 2-3.

Aku, Lee Chan mewakili kelas 2-4 menjadi pelari terakhir, sedangkan kelas 2-3 diwakili oleh Kim Yerim. Aku yakin, pemenang lomba estafet kali ini hanyalah salah satu di antara kami berdua. Buktinya saat ini kami berdua berada di posisi tercepat sekalipun baru berlari setengah jalanan. Lari estafet yang pesertanya terdiri dari dua yeoja dan dua namja memang harus dilakukan dengan taktik pengurutan pelari yang tepat. Aku diletakkan di posisi terakhir, sepertinya itu taktik yang tepat. Karena aku sungguh akan mengalahkan pelari terakhir kelas 2-3, Kim Yerim, ya, mengalahkannya.

Kata mengalahkan, tepatnya mengalahkan Kim Yerim adalah satu kata yang selalu ada di benakku. Impianku sejak kecil adalah mengalahkan Kim Yerim, dalam segala hal.

Sejauh ini siapa yang tidak mengenal Lee Chan dan Kim Yerim? Dua siswa Kirin yang selalu bersaing dalam hal apapun. Dalam nilai pelajaran, nilai kursus, pemilihan ketua dance club, dan lainnya. Kami tak pernah akur, tak pernah damai, dan jika kami bertemu, bersiaplah seluruh Kirin mengalami perang dunia III. Kali ini pun aku tetap akan melakukan hal yang sama. Bersaing dengannya dan aku tidak akan membiarkannya menang!

Aku terus berlari sambil sesekali melirik ke belakang, di mana Kim Yerim tepat berada setengah meter di belakangku. Aku bisa melihat jelas dari wajahnya, ia pasti sedang mengatakan, "Mimpi jika kau ingin menang, Lee Chan!" itulah yang selalu ia katakan padaku.

Garis finish sudah di depan mata. Teriakan dan sorak-sorai para penonton terus menderu membuat suasana semakin menegangkan. Aku tersenyum lebar saat garis finish tepat berada di depan mataku. Aku hampir menyentuhnya. Ya, hampir. Tinggal beberapa langkah lagi aku akan menang dari Yerim. Namun, betapa terkejutnya aku saat seseorang dari belakang tiba-tiba mendahuluiku dan memutuskan tali finish.

"YEAYYY!!!" teriak Yerim lalu berlari ke teman-teman sekelasnya yang menyambut kemenangannya.

Kuambrukkan tubuhku ke tanah. Kakiku terasa lemas. Keringatku bercucuran membasahi hampir seluruh seragam olahragaku. Nafasku terputus-putus karena kelelahan. Aku menatap ke depan. Pemandangan yang begitu aku tak suka. Kim Yerim sedang memandangiku dengan sombong. Dia menang. Lagi.

13 Shapes of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang