"Hai, boleh gabung?,"
"Oh boleh kok Ndu, silahkan" aku mempersilahkan Pandu untuk bergabung dan teman-temanku yang sedari tadi mengerutkan keningnya.
"Hai kalian semua," ucap Pandu membangunkan sahabatku yang sedang bingung
"Ini seperti yang diucapkan sama Tya tadi malam kan?," batin Syifa
"Hallo,"
"Hai juga,"
"Hai,"
"Ya,"
"Hm,"
"Apa,"
Itulah jawaban sahabatku dengan nada yang datar sepertinya tidak suka dengan Pandu.
"Lo harus baik dan bersikap sopan ya sama dia soalnya dia kakak kelas kita," aku berbisik pada Marwa dan dia berbisik pada Amanda dan Amanda berbisik pada sebelahnya, dan seterusnya. Kami seperti bermain pesan berantai saja.
"Hai, kok kalian jadi bisik-bisikan gini sih? Mau ikutan doongg," ucap Pandu mengakhiri bisikan mereka.
"Ngg... Maaf ya Ndu, yuk dimakan cemilannya" tengahku memalingkan pembicaraan tadi.
"Iya gak apa-apa kok,"
"Kita pulang duluan ke rumah lo ya Tya, soalnya kita mau mandi dan si Gita katanya kebelet buang air besar," bohong Amanda karena dia tidak ingin terlalu lama mengganggu sahabatnya itu.
"Yuk guys kita pulang, Tya kita duluan ya. Bye," mereka semua langsung pergi dan meninggalkan aku dan dia disini.
"Yah kok mereka pulang sih? Memang ada yang salah ya sama aku? Kenapa ya Tya? Apa mereka semua gak suka liat aku sama kamu?" dia mengerutkan bibirnya dan bersandar dipohon.
"Gak tau aku juga mungkin mereka lelah karena abis jogging," aku hanya menebak dan membiarkan dia agar tidak untuk berprasangka buruk pada sahabatku.
"Kok kamu bisa ada disini?," sambungku
"Mm.. Oke deh gak apa-apa. Ohiya aku kesini juga memang abis jogging, rumah tante aku disekitar sini juga, aku lagi minap disini. Dan karena lelah. Aku melihat ada pohon besar sepertinya enak untuk disandari. Ehh ternyata aku menemukan kamu dan teman-teman kamu disini" jelasnya
"Loh? Jadi semalam kamu pulang kerumah tante kamu? Bukan kerumah kamu?"
"Iya. Aku ditelfon sama tante aku untuk minap dirumahnya karena suami dan anaknya tidak pulang. Aku juga baru ingat kalau disekitar perumahan ini ada rumah kamu padahal baru semalam aku kerumah kamu,"
Aku hanya mengagguk dan tersenyum manis.
Tya POV
Yap, ini adalah tempat dimana banyak orang yang sedang jogging lalu beristirahat dibawah pohon ini. Katanya sih, kalau lagi berduaan cewe dan cowo. Mereka akan jadian dan hubungannya awet. Tetapi jangan terlalu percaya, ini hanya kepercayaan orang zaman dahulu yang pernah tinggal disekitar sini.
Aku tidak tahu jelas tentang pohon ini tetapi kata orang tuaku, kalau kamu kesini dengan cowo yang kamu sukai dan percayalah kamu akan ditembak olehnya ditempat yang indah dan romantis."Aku pengen ngomong sesuatu nih sama kamu. Tapi dijawab ya," ucapnya sedikit rahasia dan itu yang membuatku menjadi gugup.
"I...ya, a...pa?" aku kembali gugup
"Besok aku susul kamu ya sekalian anterin kamu pulang, boleh kan? Soalnya rumah saudara aku kan lumayan dekat," ternyata begitu saja. Aku mengira dia ingin menembakku. Tapi... Arrghh mengapa aku jadi begini sih? Aku sudah janji untuk tidak berpacaran. Apa kata sahabatku nanti kalau aku melanggar janji? *batinku berteriak
"Heii, kenapa bengong?" dia menggerakkan tangannya didepan mataku.
"Oh iya maaf ya. Iya boleh kok," aku terbangun dari lamunanku lalu menjawabnya.
"Yasudah yuk aku antar kamu pulang," ucapya menarik tanganku dan kami jalan menuju arah rumahku.
*Sampai dirumah*
"Makasih ya udah mau anterin,"
"Iya sama-sama. Yaudah aku pulang ya takut dicariin tante aku," ucapnya langsung berlalu.
Aku masuk kedalam rumah dan mendapati sahabatku yang sedang menonton tv sambil makan cemilan dan minuman.
"Jiaahh yang abis ketemuan sama cowonya tuh," goda Grace
"Ekhemm, ekhemm," sambung Amanda
"Kok dia bisa disana juga tadi? Apa dia ngikutin lo lagi?," sambung lagi Gita
"Yey apa sih kalian bisa aja. Itu loh karena disekitar sini ada rumah tantenya dan dia juga habis jogging seperti kita," jelasku
"Gue mau ngomong nih tentang hati gue ke dia," sambungku dan aku langsung duduk bergabung dengan mereka
"Apa Tya?"
"Apa say?"
"Kayanya gue suka deh sama dia, entah kenapa ini orang beda aja gitu. Dia beda dari mantan gue yang dulu banget. Apa gue tarik lagi ucapan gue ya guys? Yang soal gue gak mau pacaran itu," jelasku
"Menurut gue sih lo boleh aja suka sama dia. Tapi kalo masalah omongan lo yang mau ditarik lagi hmm gimana ya?" jawab Nisa
"Iya menurut gue juga gitu. Gimana nih guys Tya boleh gak tarik omongannya pas 2tahun yang lalu?" lanjut Indra
"Gue sih setuju aja, daripada lo mendam rasa suka lo sama dia gara-gara omongan lo sendiri," setuju Amanda
"Yaudah gue juga setuju,"
"Yap gue juga,"
"Gue setujaahh, ehh setujuuu,"
"Me too,"
"Yeay thanks ya guys udah mau ngertiin gue," kami pun berpelukan
*****
Pagi ini kami semua sudah bangun. Dan sahabatku sudah membawa baju sekolahnya masing-masing. Kami kebawah untuk sarapan.
*Setelah selesai sarapan*
"Kalian duluan aja ya guys, soalnya hari ini gue dijemput sama Pandu,"
"Cie... Cie... Pacaran aja deh cepetan biar gak HTS an," ucap Amanda tertawa terbahak-bahak
"Apa sih lo, Man. InshaAllah deh ya" aku pun tertawa geli
"Yasudah kita duluan ya Tya. See you at school,"
Mereka langsung pergi dengan mobilnya masing-masing.
Tin... Tin...
Aku langsung melihat kearah depan rumahku dan ternyata itu adalah Pandu.
"Bi Ana aku pergi dulu ya. Assalamualaikum"
"Iya non hati-hati. Walaikumsalam"
Aku langsung keluar dan menuju pada Pandu.
"Yuk cantik berangkat," dia sambil membuka helm dan memegang daguku
"Iya-iya,"
*30 menit akhirnya sampai juga disekolah.
"......"Next? Maaf ya kalau gak nyambung, gaje, tanda bacanya gak sesuai, dll.
Voment nya ya guyss jangan lupa😊Follow ig : ameliaata_
Idline : ameliaamanda11
KAMU SEDANG MEMBACA
Truly Love You
Teen FictionChintya Trining Tyas biasa dipanggil Tya mempunyai 6 orang sahabat, yaitu Amanda, Indra(laki-laki tetapi agak sedikit lekong), Grace, Gita, Nisa, dan Marwa. Mereka sekolah di Global Islamic School (GIS) dimana terdapat artis-artis dan Boyband terken...