Chapter 8 : Sadarkan Taehyung!

2K 166 18
                                    

Happy read semuah! Maaf chap kali ini pendek, dan tidak bisa update cepat. Saya bekerja kawan. Ehe... :)

KookV

***

[ Sebelum malam gelap menjebakku—Jangan tinggalkan aku—Apakah kamu masih mencintaiku?—Jika kau merasakan hal yang sama, jangan pergi hari ini—Jangan tanya kenapa, tapi kamu harus melakukannya ] ~ Black pink (Stay)

***

Langit siang itu tampak kelabu, gelap hampir menyergap warna putih milik sang awan. Tidak peduli cahaya mentari terhalang olehnya. Angin bertiup pelan, semilir tapi mengganggu. Semua orang mungkin beranggapan hal tersebut pertanda hujan akan turun.

Namun—

Seorang Lee Taeyong merasakan sesuatu lain dibalik mendungnya langit. Dan dia paham—itu adalah lambang dari kemarahan Blue Water. Terbukti dari kegelisahan yang hatinya rasakan serta Api didalam dirinya tidak bisa menyala dengan tenang.

Mischlings saling terhubung.

Michael sudah menghubunginya kemarin untuk melakukan sesuatu. Hal yang cukup gila jika dilakukan oleh Mischlings lain tapi, tidak dengannya. Karena itulah, Michael memintanya melakukan hal ini. Disatu sisi Taeyong senang bisa membantu dan disisi lainnya—Taeyong takut dia—mereka—gagal. Bukan salahnya jika merasakan hal tersebut karena bagaimanapun, dia pernah melihat hal paling mengerikan dikehidupan lalu bersama Taehyung. Namun, Michael mampu meyakinkannya.

Mereka tidak akan mengorbankan Taehyung apapun yang terjadi. Tidak pada Monstrum, tidak pula pada para Dewa.

Ketika mendung sudah menggumpal disuatu titik, Taeyong bergegas keluar dari kamar, sebisa mungkin tidak menimbulkan suara yang tidak perlu hingga menarik perhatian member lain yang tengah tidur siang.

“Hyung, kau pergi?”

Tubuh Taeyong menegang sejenak, tangannya terhenti mengikat tali sepatu ketika mendengar suara dibelakangnya. Mengutuk siapapun yang bertanya dengan suara tidak pelan barusan. Kepalanya menoleh perlahan untuk mendapati Haechan yang sedang menatapnya penuh tanya. Tanpa sadar dia menghela nafas lega.

Untung bukan yang lain.

“Hyung aku bertanya! Kenapa tidak menjawab?!” suaranya terdengar kesal. Bocah tidak sabaran.

Taeyong meringis melihat tatapan tajam dari bocah itu, dia tidak bisa menjawab banyak jadilah, dia hanya berkata, "Taehyung membutuhkanku” sahutnya singkat sambil tersenyum kecil.

“Haruskah?”

Anggukan kepala menjawab pertanyaan Haechan tadi. Membuat bocah nakal tersebut memasang wajah tidak rela juga takut. Anggap saja Haechan egois dan tidak punya perasaan tapi—sungguh dia tidak bisa kehilangan Taeyong, kakaknya. Cukup dia melihat bagaimana Taeyong yang sering pulang dengan luka dibalik kaos yang dia pakai.

“Tidak apa—aku, kami akan kembali” ucap Taeyong, menenangkan. Dia memeluk dongsaengnya itu erat, membuat sang empunya merasakan hangat. “Aku berjanji”.

Haechan mengangguk dalam pelukan itu, merekam diam-diam ucapan Taeyong dalam memori otaknya, agar dia bisa menagih janji tersebut jika Taeyong lupa. Pelukan mereka terlepas, terlihat senyuman yang sama seperti dia lihat dulu, ketika mereka berdua pertama kali bertemu terpoles jelas dibibir Taeyong.

Tangan Taeyong mengacak surai Haechan kemudian, berbalik. Pergi. Meninggalkan airmata yang jatuh perlahan diwajah Haechan.

“Jangan lupa—ada orang yang menunggu kalian”

Blue Water (Kim Taehyung) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang