Kami hanya berbeda, tidak bermaksud menjadi pahlawan. Makhluk itu datang karena pintu neraka bawah terbuka. Kami hanya melindungi hal yang bisa dan harus dilindungi, sampai pintu itu ditutup kembali oleh si Dewa Tua yang sangat menyebalkan.
.
Jadi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hay semua. Mohon dimaafkan bila ada: Typo, salah kata, dan alur terlalu cepatnya.
Selamat membaca!
♡♡♡♡
BLUE WATER
♡♡♡
22.30
Malam indah yang bertabur bintang. Mengindahkan kegelapan diatas sana akan keindahan titik-titik kecil tersebut. Semilir angin menghembuskan dingin yang menggelitik kulit, mengalunkan melodi samar melalui gemersak dedaunan pohon. Menyebabkannya melepaskan salah satu dari kehijauan diantara rerimbunan. Menghantarkan ketenangan bagi yang merasakannya.
Salah satunya, seorang wanita berambut merah dengan pakaian casualnya tengah duduk dipinggir atap sebuah gedung. Dia Michael, anak iblis serta dewa.
Tidak memperdulikan anak rambutnya yang dimainkan angin, tetap setiap mengapit sebatang benda berwarna putih diantara jari juga bibirnya, menghisap lalu menghembuskannya pelan. Menikmati bagaimana asap putih perebut nyawa manusia setiap tahunnya itu mengepul kemudian hilang.
Kepala bermahkota merah tersebut mendongak untuk menatap langit yang masih berhiaskan permatanya. Senyum sedikit tersungging, hanya sedikit dan begitu samar.
“Sudah saatnya ya?” gumamnya perlahan.
Kemudian, mengarahkan pandangan pada seorang namja berwajah datar yang sudah duduk disampingnya. Dalam balutan angin, tubuh namja itu bertengger dipinggir atap. Bibir tersebut menyenandungkan lagu yang familiar ditelinga Michael.
“Kita akan menjemput mereka, Junhoe”
Kepala bersurai hitam itu mengangguk pelan lalu menghilang dalam sapuan angin.
Meninggalkan Michael sendirian disana yang masih asyik menghembuskan asap putih dari mulutnya.
“Selamat datang kembali..”
.
.
.
Wherever you are, I'm always by your side
.
.
.
***
Berbeda
Yah, ada yang berbeda selama satu bulan ini. Berbeda secara tidak gamblang serta tidak langsung, terasa samar tapi, sangat mengganggu. Yang entah bagaimana meninggalkan perih sedikit demi sedikit di dalam hati. Suasana hangat tercipta namun, menyisakan sebuah sudut kosong. Keceriaan juga kesenangan selalu mengalir seperti biasa, kapanpun juga dimanapun itu.