Kepala Ve bersandar di bahu Nabil dengan kaki dan tangannya memeluk tubuh sang suami. Mereka masih berbaring di bale-bale, menikmati kehangatan matahari pagi, sembari saling memeluk.
"Ve.." Nabil memecah kesunyian. "Kalau kali ini kita masih gagal, kamu mau nggak coba IVF?"
Gerakan jari Ve membuat lingkaran-lingkaran kecil di dada Nabil terhenti. Dia mendongak, menatap Nabil yang balas menatapnya. "Aa sendiri gimana?"
Ve terdiam, kembali mengalihkan pandangan ke dada bidang Nabil.
Nabil mendekap Ve makin erat. "Aa tahu" gumamnya. "Makanya Aa nyerahin keputusannya ke kamu"
Ve menyembunyikan wajahnya di lekungan leher Nabil. "Aku mau, kalau Aa mau"
"Aa mau kalau kamu juga mau"
Ve mengecup dada Nabil, tepat di atas jantungnya, sebagai tanggapan. Dia kemudian menguap lebar.
"Capek?" Suara menggoda Nabil kembali terdengar, menggantikan nada seriusnya.
Ve menyeringai. "Aku bukan kuda jantan" ledeknya.
Nabil terbahak, lalu mendaratkan ciuman sekilas di bibir Ve. Dia berdiri lebih dulu. "Yuk masuk. Kita mandi, terus sarapan"
Ve mengulurkan tangan, meminta Nabil menariknya. Setelah Ve berdiri di bale-bale, Nabil menghadapkan punggungnya. Ve menangkap isyarat itu dan menerimanya dengan senang hati.
"Mandi sendiri-sendiri" omel Ve, saat Nabil sudah akan menggendongnya ke kamar mandi.
"Bareng aja, biar cepet"
"Yang ada makin lama" dengus Ve.
Nabil akhirnya menurunkan Ve di lantai kamar, menatap wanita itu dengan pandangan menggoda. "Kamu takut nggak sanggup nolak Aa, ya?"
Pipi Ve sontak memerah. Dia memukul pelan dada Nabil. "Apaan sih, ganjen!" Omelnya. "Mandi sana! Aku beneran laper"
Nabil terbahak mengecup Ve sekilas, kemudian berjalan ke kamar mandi.
***
"Bagus yang ini, apa yang ini?" Ve berdiri di depan Nabil, menunjukkan dua model bikini two pieces pada lelaki itu.
Nabil menatap kedua bikini itu bergantian, lalu berhenti lama untuk mengamati Ve yang masih berbalut jubah mandi. "Yang merah bagus, tapi Aa nggak mau orang lain lihat kamu pakai itu"
Ve menatap bikini yang dimaksud Nabil. "Kurang seksi?" Tanya Ve.
"Terlalu seksi. Nanti melorot"
Ve menahan tawa. "Yang ini, gimana?" Dia mengangkat bikini satunya.
"Boleh" jawab Nabil. "Tapi, cuma buat renang di sini atau di rumah" sambungnya. "Bikini kamu yang normal mana?"
Ve menatap kedua bikini di tangannya bergantian. "Ada sih. Tapi aku udah sengaja beli ini buat second honeymoon kita"
"Oke. Kamu boleh pakai itu nanti malam" Nabil menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Love
FanfictionKetika belum memiliki anak tidak menjadi masalah terbesar, rumah tangga Ve dan Nabil dihadapkan badai sebenarnya. Badai besar yang membuat keduanya memikirkan ulang makna dari pernikahan. Mengingatkan mereka pada janji suci yang terucap diawal.