Author POV
Sudah seminggu setelah kepergian Tyler. Lex masih belum mau pergi ke sekolah. Ia bahkan sulit untuk makan. Ini membuat Dylan sangat khawatir dengan adik perempuannya itu. Sebelumnya, tidak pernah Lex seperti ini. Ia pasti sangat terpukul. Dylan sangat bingung. Ia tak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang juga.
Tok! Tok!
Seseorang mengetuk pintu Kamar Lex. Itu pasti Dylan, guman Lex. "Masuk!" teriak Lex dengan suaranya yang serak akibat menangis sepanjang malam. Pintu kamar Lex mulai terbuka. Itu Raph. Lex langsung membuang wajahnya dari pandangan Raph."Lex.." panggil Raph pelan. Lex tetap tidak mau menatap Raph. Raph duduk di pinggir kasur Lex.
Lex memutar posisinya dan menatap Raph dengan pandangan tajamnya, "Untuk apa kau kesini, brengsek?" tanya Lex.
Raph tampak sedikit terkejut karena ucapan Lex barusan, "Woah.. Woahh.. Easy.. Easyy. Aku datang hanya ingin meminta maaf. Itu saja. Aku tahu sebenarnya ini bukan sepenuhnya kesalahanku----"
"Tentu saja kesalahanmu!!! Harusnya kau memberitahuku bahwa calon tunanganku sedang sekarat di rumah sakit, tapi lihat! Kau tak memberitahuku!! Sekarang, lebih baik kau pergi!"
Raph menggenggam pundak Lex, "Sebenarnya ada sesuatu yang ingin kusampaikan kepadamu." ucap Raph. "Berbaliklah, kumohon." ucapnya lagi.
Lex pun membalikkan badannya dan matanya sekarang menatap mata Raphael, "Waktumu 5 menit." ucap Lex.
Raph menggenggam kedua tangan Lex dan mengelus punggung tangan gadis itu dengan kedua jempolnya. Lex menatap lebih dalam lagi dan menaikkan alisnya sebelah. Ia mencoba melepas genggaman Raph tetapi laki-laki itu malah mempererat genggamannya.
"Akuu---"
"A..aa..kuu see---"
"A....aaa....kuuuuu....seeee---"
"Cepat katakan ,Raphael!!" kata Lex dengan suara yang cukup keras.
Raph tampak menarik nafasnya, "Aku mencintaimu." Lex membesarkan matanya seketika. Dengan segera, ia melepaskan genggaman tangan Raph dengan keras. Lex menampar pipi Raph dengan refleks.
Raph memegang pipinya yang ditampar gadis yabg dicintainya itu.
"Bajingan!!!" teriak Lex.
"Alexis!! Kenapa kau menamparku???" tanya Raph dengan muka terkejut.
"Kau layak mendapatkannya. Apa kau sudah gila? Aku baru saja kehilangan calon tunanganku dan sekarang kau datang kepadaku untuk menyampaikan perasaanmu? Kau gila."
"Ya, terserah katamu. Aku memang gila. Aku tergila-gila denganmu, Lex. Aku sudah menyukaimu sejak kita berada di middle school. Aku berniat mengajakmu kencan tetapi kau malah memilih si Tyler brengsek itu." ucap Raph menjelaskan.
"Tyler brengsek? Serius? Teman macam apa kau ini." ucap Lex dengan marah.
"Tyler tak cukup baik untukmu, baby. Sekarang ia sudah lenyap dari muka bumi ini jadi sudah waktunya kau membuka hatimu untuk seseorang yang layak. Sepertiku."
"Tutup mulutmu, Raphael!! Dasar keparat." ucap Lex seraya melayangkan jari tengah ke hadapan Raph.
"Lebih baik kau keluar sekarang sebelum aku berteriak." ucap Lex lagi sambil menunjuk pintu kamarnya.
Raph belum menyerah juga. Ia mendekatkan dirinya ke Lex lalu mencium Lex tepat di bibir, "Aku mencintaimu Alexis Morgan." ucap Raph lalu melangkahkan kakinya dan keluar dari kamar Lex.
Haloooo... Maaf banget ya karena ga pernah aktif, but i got you the new chapter hehe,,, maafkan juga sangat pendekk soalnya lagi ga ada ide banget tetapi aku usahain bakal update secepatnya okk xx
![](https://img.wattpad.com/cover/93500017-288-k945191.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
IS IT LOVE IN YOUR EYES?
Teen FictionLex, gadis pinggir kota yang memiliki rasa cinta yang sangat besar, banyak hal yang ia alami yang membuatnya sangat tertekan dan tak percaya apa arti cinta itu lagi. Sampai akhirnya, ia bertemu seseorang yang menghidupkan cinta di dalam hidupnya lag...