Setelah kejadian akward kemarin, tepatnya saat bel pulang sekolah semua murid di sekolah itu mendapat pemberitahuan mendadak.
Kemarin, clara dkk mendapat undangan dari pihak sekolah untuk menghadiri acara promnight pelapasan anak kelas 12 dan beberapa alumni juga.
Clara dan levin sudah saling memberi dresscode untuk keduanya yang akan memakai gaun dan jas berwarna hitam yang elegan.
Clara sedang sibuk dengan menata rambutnya sendiri, ia juga mempoles wajahnya dengan make up natural dengan tangannya sendiri dan tidak mau membuang-buang waktu dan uang mengantri ke salon.
Jam 7 malam, dirinya akan dijemput oleh levin. Rambutnya ia gerai di buat keriting gantung dan lebih nyata, sehingga ia nampak cantik.
Ia melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 6 lewat 45 menit, berarti lima menit lagi...
Tin niiiiin
Tidak, sekarang levin sudah menjemputnya. Kedua abangnya juga sudah sama-sama menjemput kekasihnya.
"Hai" sapa clara membuka pintu mobil lamborghini milik levin.
Nafas levin tercekat, ia merasa terpesona dengan penampilan clara yang sangat cantik.
"Kok bengong?" lanjut tanya clara, entah mengapa saat ini ia melihat sisi lain dari clara yang lembut dan cantik. "Iya aku cantik tau, udah yuk telat gabisa liat cogan nanti" lanjutnya. Baru saja dipuji udah balik lagi sifatnya.
"Ih, awas aja deket-deket cowok" protes levin.
"Emang kenapa? Nempel aja ya?"
"Ish" jawab levin kesal lalu menggas mobilnya kencang. "Pokonya gaboleh! Lirik sekalipun aja gaboleh!" bentak levin dan clara tersenyum geli. Sekarang memang ia yang suka menggoda levin.
Turun dari mobil, mereka langsung masuk ke lobby hotel dan naik ke lantai 15 tempat diadakannya acara itu.
Dengan possesive nya, levin memegang sisi terjauh dari pinggang clara, ia tak akan membiarkan clara pergi kemana-mana.
"Nempeeeeel terus, perangko lewat dasar" ucap salah satu cowok teman sekelas levin yang menggodanya. "Takut ilang banget si" lanjutnya.
"Biarin, calon suami mah bebas" jawab levin tak menatap temannya itu, ia justru fokus pada kekasihnya yang matanya menjurus ke arah jeni tajam. Setajam silet. "Gausah diliatin, dia tuh cuma debu" ucap levin.
"Lagian dia ngeliatinnya gitu banget, masa gelang dipake di kuping? Receh banget ih, adek kelas aja udah begitu. Amit deh"
Levin hanya terkikik geli mendengar perucapan kekasihnya, sekarang ia berdua sedang fokus mencari sahabatnya yang lain.
Setelah acara sampai jam 10 itu selesai, satu persatu mereka pulang ke rumahnya dan mengantar kekasihnya masing-masing.
Tanpa mereka tahu, ada seseorang yang menatap mereka dengan senyum devil menghiasi wajah mereka.
•••
Clara dan levin menaiki mobil levin. Mereka hanyut dalam obrolan yang ngalor ngidul kemana-mana mulai dari kucing tetangga levin yang beranak 5 sampe pak ujang -satpam sekolahan- yang dikabarkan ingin pensiun.
"Eh, sebentar lagi aku sama kamu ultah kan ya?" tanya clara bahagia. Karena lima hari lagi mereka akan berulang tahun tanggal 5 Maret.
"Iya ya, waktu cepet banget berlalu. Padahal aku masih ngira kemaren kita baru melewati aksi marah-marahan pas mos" jawab levin terkekeh pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOAL'S
Teen Fiction"Aku tau ini bukan cerita tentang cinta yang romantis, bukan cerita perselingkuhan, bukan cerita tentang betapa banyaknya liburan kita keliling dunia, bukan cerita kuliner, bukan cerita perempuan yang tiba-tiba jadi mermaid, bukan cerita tentang pan...