Part 4 - Pergi Ke Taman Safari

7.9K 847 98
                                    

Kakak-kakak semua hari Sabtu kemana?
Kakak Kirana sama bubutu sama tatatu mau ke Taman Safari 🐨🐼🐻🐰🐹🐯🦁🐵🐒🐺🐗🐴🐍🐠🐋🐬🐊🐆🐅🐃🐂🐪🐫🐘
******

Sesuai dengan rencana, hari ini keluarga kecil Ariobimo berwisata ke Taman Safari. Sejak pagi, Kendra sudah sibuk menyiapkan berbagai macam perbekalan, mulai dari baju dan popok Kirana, botol susu, berbagai macam mainan, aneka cemilan untuk bekal di perjalanan, hingga makanan berat di dalam rantang jika sewaktu-waktu Andre lapar di perjalanan.

Begitulah jika memiliki anak balita. Perlengkapan untuk di perjalanan sudah seperti mau berangkat perang. Padahal mereka hanya akan pergi ke Taman Safari, tetapi bekal yang dibawa seperti mereka mau pergi berhari-hari.

Selama Kendra sibuk berbenah, Andre mendapat tugas untuk mengasuh Kirana. Gaya pengasuhan ibu dan ayah memang berbeda. Jika ibu lebih senang dengan kegiatan bermain boneka, maka ayah sebaliknya. Ayah lebih suka kegiatan yang menguras tenaga, yaitu berlari mengejar Kirana yang sibuk keliling halaman belakang sambil tertawa-tawa.

Anak kecil memang memiliki energi yang sangat tinggi. Kirana dengan gembira berlari menghindari kejaran ayahnya, meskipun beberapa kali langkahnya terlihat goyah, tetapi ia tetap bergerak dengan lincah.

Kirana juga beberapa kali terjatuh di rerumputan tebal. Bukannya berurai air mata, ia malah terbahak-bahak lalu berdiri sambil berteriak, “Tatak Nana ebat! Tatak Nana ebat!”

Sepertinya bagi Kirana, kembali berdiri setelah terjatuh berulang kali adalah sebuah prestasi. Hmm… Masuk akal juga. Semangat pantang menyerah Kirana patut diacungi jempol.

“Ayah,” panggil Kendra. “Udah tuh siap-siapnya. Kita berangkat, yuk.”

“Engkat! Engkat!” Kirana tampak semangat karena mereka sudah akan berangkat.

“Udahan, ya, kak mainnya. Kita berangkat ke taman safari,” ujar Andre sembari mengangkat tubuh Kirana tinggi-tinggi. “Kita mau ke mana?”

“Ayiiiii!!”

“Mau lihat apa?”

“Ngangaaaa!!” seru Kirana gembira.

“Hahaha… Seneng banget sih ketemu singa, kayak mau ketemu sama keluarganya,” komentar Kendra. “Ayah tolong masukkin bawaan ke mobil, ya. Aku mau bersihin kaki dan gantiin baju Kirana.”

“Siap, nyonya.” Andre menyerahkan Kirana ke tangan Kendra lalu berlalu sambil tertawa-tawa.

Seorang lelaki, semacho apapun dia, jika sudah menikah, pasti akan tunduk pada perintah nyonya alias istri tercinta. Bukankan memang begitu takdirnya?

“Yuk, ibu bersihin dulu kakinya. Kotor gini. Habis jatuh ya tadi?”

“Ja tatatu,” sahut Kirana. Ia ingin mengatakan bahwa ia dikejar ayah.

“Ooo... Dikejar ayah?”

“Ja tatatu.” Kirana menganggukkan kepala.

“Lain kali gantian dong, Kakak yang ngejar ayah.”

“Hahaha…” Kirana tertawa, seolah ia baru saja mendengar sebuah usul yang lucu dari ibunya.

Ya memang lucu juga usul Kendra. Bagaimana mungkin kaki mungil Kirana sanggup mengejar ayahnya?

"Mandi lagi aja yuk supaya seger. Mau?"

"Didi?"

"Iya, sebelum pergi mandi dulu."

Andre muncul dan mencium gemas pipi Kirana.

"Anak ayah udah siap mau berangkat?"

"Didi uyu," Kirana menjawab pertanyaan ayahnya.

Ketika Kakak Kehilangan KucingnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang