couch

322 13 1
                                    

-David

Jam menunjukan pukul 3 dini hari, aku sudah menyelesaikan pekerjaanku, yang tersisa kini hanyalah buku jurnal Mere yang menunggu untuk di baca.

Aku berjalan ke dapur, menyalakan mesin kopi. Sambil menunggu kopi selesai, aku menarik kursi dan duduk.
Membuka jurnal, membaca lembaran pertama.

Ada pesan pembuka dari mere.

Dear David,
Aku bagi menjadi 3 chapter dalam jurnal ini.
Chapter pertama berisi ringkasan cerita aku saat bersama dengan Bryan.
Chapter ke 2, berisi masa-masa tersulit aku.
Dan chapter ke 3, bagaimana keadaanku setelah melewati masa sulit itu.
Maaf kalau cerita pribadiku ini membosankan.

With Love,
Meredith

Aku membuka halaman selanjutnya.
Chapter 1

Aku mengambil kopi dan menaruhnya di meja. Mulai membaca chapter 1 jurnal Mere, sampai lembar terakhir cerita mere di dalam journal itu.

Isi ceritanya sama persis seperti yang pernah di ceritakan Dr. Selvi.
Hanya saja cerita versi mere benar-benar menyakitkan.

Selama bertahun-tahun dia terjebak dengan bajingan bernama Bryan itu. Dan kini aku justru menjebaknya ke dalam permainanku.

Aku tahu ini salah, tapi mere sudah terlibat terlalu jauh. Aku tidak bisa melepaskan dia sekarang. Setidaknya aku akan membantu dia lepas dari bayang-bayang Bryan.
Walaupun pada akhirnya mungkin dia akan tersakiti lagi olehku.

Jam alarm bunyi tepat pukul 06.00 a.m.

Dia terbangun dari tidurnya.

"Hey.. good morning Love" sapaku saat dia membuka mata. Ku membelai rambutnya, dia tersenyum dengan matanya yang masih sayu.

"Hey.." balasnya menyapa.

"Coffee?" Tawarku. Dia mengangguk, aku mengambil secangkir kopi dan duduk di sebelahnya.

"Kamu engga tidur?" Tanyanya khawatir
"Belum.."
"Banyak banget ya kerjaannya?" Nada suaranya menunjukan kalau dia khawatir dan tulus peduli.
"Saya sengaja mau lhat kamu bangun pagi ini.."
"Ih.. mulai lagi deh gobalnya, haha.." mere tertawa, tawanya pagi ini begitu ringan.
"I like when you lauh.." kataku jujur, sambil membelai punggung tangannya.
"Mau aku buatin sarapan? Kalo cuman sandhich.. aku masih bisa bikin ko.." tawarnya.

"Mer, taruh mugnya dulu" pintaku,

Aku langsung menarik tangannya kedalam pelukanku, entah kenapa.. aku sangat ingin memeluknya, dan berusaha menghapus ingatan akan masa lalunya..

"Ada apa?" Tanyanya lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada apa?" Tanyanya lembut.
"I need power charge, and i feel you are my sourch of energy right now.." jawabku tulus.
"You're so full of surprises vid.." katanya.

Ya mer, aku memang penuh dengan kejutan, kamu bahkan gatau manusia seperti apa sebenarnya aku ini.

"Have you read my journal?" tanyanya.
Aku mengangguk.
"Vid, tau ga? Aku berharap sekarang kita lagi denger music bach yg td mlm kamu puter.." katanya. Tanpa menunggu aku langsung bangun dan memutar musik itu, dan kembali duduk bersama dia.

"Kamu tuh udah kaya prince charming tau gak sih.."
"Emang bener kan?"
"Huu.. dasar, langsung besar kepala deh kalo di puji"
Dia membelai wajahku, aku membelai rambutnya. Entah kenapa mer, saat ini aku justru berharap kita bertemu dengan cara yang lebih baik, kita bertemu dengan diriku sebelum tergila-gila kepada Alena. Mungkin kita akan lebih bahagia dari pada saat ini.

"Vid.. you should shaved your beard.." sarannya.
"Later.." jawabku singkat.

"Mer, kamu bisa gak ke gallery hari ini?" Pintaku.

"I don't know, aku harap aku bisa mengandalkan stef, why?"

"I wanna spend today only with you, i want to know you more.. this is one of your course, know each other deeply.."

"Aku ga tau, tapi nanti aku akan coba hubungin stef.."

"Okay..." aku mengecup keningnya,
Dia menyandar di dadaku, entahlah.. aku sendiri merasa sepertinya akupun akan terluka pada akhirnya.

But at this time, i want to know you more Love. More than i thought at the first time i kiss you on that hallway.

****

Finally... aku bisa update chapter selanjutnya, dan chapter-chapter sebelumnya juga udah aku edit.
Semoga kalian suka yaaa...
Sorry bgt author ga bisa update regularry gitu, karena jujur.. aku bukan tipe orang yang bisa nulis karena deadline waktu..

Inspirasi aku dateng kapan aja, dan dimana aja.. jadi gabisa pasti gitu tiap minggu update.

Tunggu chapter selanjutnya yaaaa....
Love. Love. Love.

Monett

Teach Me To Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang