2

149 25 15
                                    

Jika senja datang lalu pergi, ku mohon kamu juga datang, namun jangan pergi.

***

"Mom, apakah ini sudah bulat keputusan yang diambil daddy?" Tanyanya dengan suara lirih agar tidak menyakiti hati mommynya.

"Iya sayang. Besok kamu boleh menemui siapa saja untuk mengucapkan selamat tinggal kepada mereka, karena mungkin kita gak akan balik ke Indonesia lagi. Jadi kalau bisa kamu putuskan hubungan mu dengan Raihan ya, sayang.

Kamu enggak mau kan, dia jadi sedih dan kepikiran kamu terus padahal kamu kemungkinan gak akan balik ke Indonesia. Dia bisa aja mendapat jodohnya yang lain disini, sayang. Tapi mommy yakin dia gak akan terima itu dengan mudah karena mommy tau, dia sangat menyayangi mu." Kata Mama mengingatkan Farah dengan nada yang sangat menenangkan.

"Baiklah mom, mungkin ini yang terbaik buat kita, mungkin dari kejadian ini ada kebahagiaan yang tersembunyi, ya walaupun ini sangat susah," Matanya berkaca-kaca ketika mengucapkan itu. Kemudian, ia memeluk ibunya untuk menenangkan dirinya sendiri. Meskipun begitu ia berusaha tersenyum agar orangtuanya terutama mommynya yang ada dihadapannya, tidak turut bersedih.

Setelah merasa tenang. Ia meminta ijin mamanya untuk kembali ke kamarnya. Sesampainya di kamar, Farah mengirim pesan ke pacarnya.

To: Raihan

'Raihan, habis pulang sekolah kamu bisa ke taman deket rumah ku nggak? Ada yang mau aku bicarain sama kamu. Maaf hari ini aku engga ke sekolah, aku ijin ada keperluan.'

Setelah mengirim pesan itu, ia bergegas mandi karena ia akan bertemu dengan sahabatnya terlebih dahulu. Karena hari ini sahabatnya ijin hanya untuk bertemu dengan dirinya 'yang terakhir kalinya, mungkin.' Gumamnya dalam hati.

Sahabatnya itu tau karena gelagat aneh pada diri Farah akhir-akhir ini. Karena lelah mendengar pertanyaan dari sahabatnya akhirnya ia menceritakan bahwa ia akan pergi dari Indonesia. Setelah mendengar penjelasan darinya, Naura langsung terisak dan berharap agar ia membatalkan niatnya itu. Tetapi, nasi telah menjadi bubur. Daddynya telah memutuskan ini dari lama.

Hari ini, kedua gadis yang bersahabat sejak dari SMP akan bertemu di sebuah kafe dekat sekolah mereka yang dulu, tempat pertama mereka berkenalan. Karena dari situlah, akhirnya mereka menjadi sahabat. Mereka akan flashback kenangan yang telah mereka jalani selama ini.

---

5 menit menunggu akhirnya Naura datang. Mereka berpelukan sebagai sapaan ketika mereka bertemu.

Hening. Tidak ada yang memulai percakapan. Setelah merasa jengah, Naura angkat bicara.

"Gak terasa hari ini tepat tanggal 8 November. Dulu 2 tahun yang lalu, gue nggak sengaja ketemu seorang cewek yang sedang duduk sendiri, karena keadaan kafe ini yang rame gue menghampirinya untuk menumpang duduk di depannya. Setelah itu gue dan dia kenalan. Kejadian itu berulang tiga kali. Sejak itu kami akhirnya berbagi cerita hingga saat ini." Naura mengambil nafas, kemudian ia melanjutkan kata-katanya. Sedangkan Delia, ia masih setia mendengarkan setiap kata yang diucapkan sahabatnya itu.

"Gue sama sekali gak pernah kepikiran kalo 2 tahun setelah itu, dia bakal pergi. Dia gak pernah cerita sama sekali. Tetapi, setelah tinggal beberapa hari, dia baru bilang ke gue. Dan dia entah bakal kembali ato enggak, gue gak tau. Tapi gue berharap suatu saat nanti, gue bakal travelling ke negaranya dan dia gak bakal lupa sama gue." Air mata merembes keluar dari matanya setelah ia selesai berbicara karena sejak tadi ditahan oleh pemiliknya.

"Naura, lo sahabat gue yang paling ngerti keadaan gue. Lo udah gue anggep kayak keluarga gue sendiri. Gue juga gak nyangka kalo bokap gue milih keputusan itu buat keluarga. Asal lo tau, saat itu gue seneng banget ada yang mau berteman sama gue, karena pada kenyataannya temen gue yang lain gak ada yang tulus sama gue. Mereka semua temenan sama gue cuma ngincar harta bokap gue. Gue nggak nyangka kalo hubungan persahabatan kita udah 2 tahun. Mungkin orang bilang itu hanya sebentar. Tapi, bagi gue itu lama. Dan selama 2 tahun itu, lo udah menciptakan banyak kenangan yang nggak bakalan gue lupa.

Lo harus inget Ra, gue gak bakal ngelupain lo karena gue yakin, gue nggak bisa ngelupain lo. Dan gue sekarang malahan udah enggak sabar tunggu ucapan lo untuk travelling ke sana suatu saat nanti dan ketemuan sama gue." Akhir kata yang dilontarkan Farah cukup membuat mereka tertawa.

Suasana sudah hangat seperti biasa yang mereka ciptakan tanpa mereka menyadari itu. Setelah saling mengungkapkan isi hati, mereka bercanda tawa untuk yang terakhir kalinya. Tetapi tidak ada satu dari mereka yang berharap bahwa pertemuan kali ini adalah untuk yang terakhir kalinya. Kecuali, besok ketika keluarga Farah bertemu dengan Naura di bandara.

"Makasih ya Ra, buat hari terakhir kita. Gue sayang banget sama lo. Makasih udah hadir dalam hidup gue. Dan gue pengen lo nurutin permintaan gue kali ini untuk nanti malem dateng ke bandara Soekarno-Hatta," kata Farah memohon.

"Oke." Senyum untuk menghangatkan sahabatnya.
'gue harap gue bisa kuat nanti malem Far,' ucapnya untuk membantu menenangkan dirinya, batin Naura.

Setelah mereka berpisah, ada misi lain yang harus dilakukan Farah. Bertemu kekasihnya yang akan menjadi seorang mantan.

----------

Jangan lupa vote+coment nya ya 😊

Perfect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang