3

116 19 16
                                    

Semuanya itu baik, tapi menurutku kamu itu terbaik, hehe.

***

Suasana di Bandara Soekarno-
Hatta malam ini sedikit lenggang. Satu keluarga dengan 3 anggota, membawa koper kecil mereka satu persatu. Karena barang yang lain ternyata sudah dipindahkan ke sana sejak sebulan yang lalu.

Seorang gadis dari keluarga itu berjalan sambil sedikit menundukkan kepala. Ia sangat sedih akan meninggalkan semua kenangan manis yang ada di negara saat ia dilahirkan.
Setelah beberapa saat, ia mendongakkan wajahnya dan sedikit terkejut karena mantan kekasihnya sudah ada di depannya.

"Maaf. Maaf aku udah ngambil keputusan sendiri." Farah menatap Raihan dengan wajah menyesal yang kentara.

"Kamu gak salah. Mungkin ini semua udah takdir." Senyum menghangatkan yang tidak akan pernah dilupakan oleh Farah. "Tapi, kenapa kamu nggak pernah cerita apapun ke aku? Kamu anggap aku apa?" Pertanyaan yang dilontarkan Raihan membuat Farah gelagapan.

"Once again i am sorry. I know i was wrong"

"No. You are not wrong," tangan Raihan terulur untuk menghapus air mata yang jatuh di pipi gadis di depannya.

"Makasih buat semuanya. Makasih karena kamu selalu di sampingku selama 1 tahun ini selama kita jadi pasangan kekasih ataupun sebelumnya. Aku tau, aku egois. Aku bisa aja tetap disini enggak ngikutin kemauan papa. Tapi, kali ini aku gak bisa. Aku ingin membahagiakan orang tuaku dengan mengikuti kemauan mereka." Air matanya bertambah deras seiring mulutnya berbicara.

"Kamu harus janji! Kamu harus janji untuk enggak ngelupain aku! Aku ingin kamu pergi mencari tempat yang bisa membuatmu lebih nyaman dari aku. Kamu bisa kok mulai kehidupanmu dari awal dengan orang lain yang tentunya bisa membuat kamu lebih baik." Ia memejamkan mata untuk meredam tangisannya. Beberapa saat kemudian ia membuka matanya dan menatap Raihan tepat di iris mata berwarna coklat terangnya dan senyum yang ia ukir dari bibirnya walaupun airmatanya tetap setia untuk turun.

"Sstt.. Kamu enggak boleh bicara kaya gitu, bagaimana pun juga mereka harus tetap kamu prioritaskan. Aku yakin kok, suatu saat nanti kita bakal ketemu lagi dan mungkin. Mungkin dengan suasana hati kita yang udah berbeda. Aku berharap kamu juga dapat seseorang yang lebih bisa mengerti keadaan kamu. Dan semoga, aku bisa mencari pengganti dirimu. Makasih juga buat semuanya." Setelah mengucapkan kata terakhirnya itu, Raihan mendekap gadis di depannya dengan pelukan hangat yang akan menjadikan sebuah kenangan indah namun yang ada hanya kenyataan yang pahit.

"Baik-baik di sana. Selamat tinggal." Raihan tersenyum, sesekali ia mendongakkan kepala untuk menahan air matanya yang siap untuk turun dan menatap kepergian keluarga yang akan pergi ke negera Prancis dan entah kembali atau tidak ke negara asalnya.

"Tenang aja aku gak bakal ngelupain kamu. Karena kamu bukan seseorang yang harus dilupakan namun seseorang yang harus dikenang di hatiku." Farah tersenyum hangat. Ia berkata seperti itu karena pada kenyataannya dia enggak mungkin bisa melupakan seseorang yang sudah pernah berlabuh di hatinya.

Setelah kepergian keluarga Farah. Raihan berbalik menuju tempat motornya berada. Tetapi, sebelumnya ia sempat menoleh ke arah sahabatnya Farah, Naura.

"Gue balik duluan ya," kemudian ia berjalan meninggalkan tempat yang menjadi saksi akan kepergian gadis yang ia sayangi dan menjadi cinta pertamanya.

Suatu hubungan akan berakhir kapan saja tanpa bisa ditebak bagaimana hubungan itu akan retak. Mungkin ada suatu alasan buat mereka yang akan meninggalkan kekasih mereka. Entah apa alasan itu. Ada sebagian orang yang dapat mengungkapkan alasan dirinya mengapa akan pergi dan ada pula orang yang tak mampu mengungkapkannya. Tetapi mereka yakin bahwa orang tersebut pasti akan mendapat seseorang yang lebih dari dirinya.
Begitu pun dengan Farah. Ia pergi meninggalkan sang mantan kekasihnya, tapi ia berani menungkapkan alasan dirinya meninggalkan kekasihnya, meskipun tinggal menghitung jam ia akan pergi.

Kepergian seseorang yang kita miliki atau kita sayangi itu adalah sesuatu yang tidak akan pernah bisa diterima dan dilupakan begitu saja, karena banyak kenangan indah yang dia lalui bersama kita. Namun, seharusnya kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ada rencana Tuhan yang lebih indah dari ini semua. Entah itu apa. Tapi kita harus yakin, pasti ada. Jika kita bersabar untuk menunggu. Karena Tuhan tau apa yang terbaik buat hamba-Nya.

Kepergian seseorang itu bukan untuk dilupakan tapi untuk dikenang. Karena, mungkin suatu saat nanti ada orang yang ingin tau bagaimana kehidupan mu dahulu dan harus kamu jawab dengan kenyataan yang sesungguhnya.

Suatu saat nanti jika seseorang itu kembali untuk kita pasti takdir akan mempertemukan. Namun, jika ia kembali bukan untuk kita tetaplah tersenyum kepadanya karena pada dasarnya dia pernah datang ke dalam kehidupan kita.

"Selamat tinggal Farah, gadis yang sedang berlabuh di dalam hatiku. Bahagia disana dan cari orang yang dapat menggantikan diriku di hatimu," ucap Raihan dengan suara yang sangat lirih. Setelah itu, ia benar-benar pergi dari tempat tersebut. Pergi dari tempat yang menjadi saksi akan perpisahan dirinya dengan seseorang yang menjadi cinta pertamanya.

Perfect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang