duapuluhlima (part 2)

13.2K 1.4K 147
                                    


"Duh ganteng banget sih nak Jimin."

Jimin tak henti-hentinya tersenyum. Kata-kata itu terus keluar dari mulut nyonya Kim. Wanita yang sudah menginjak usia 47 tahun itu benar-benar terpesona oleh Park Jimin yang merupakan kekasih dari anaknya.

Nyonya Kim tak habis pikir, bagaimana seorang pria 27 tahun seperti Jimin bisa terlihat sangat imut seperti anak sekolahan. Bahkan terlihat seumuran dengan anak gadisnya.

"Aku juga ganteng tan." Sela Taehyung. Ia merasa iri pada Jimin karena mendapat pujian semacam itu.

"Iya kamu juga ganteng Tae. Tapi ganteng aja. Ga ganteng banget kaya Jimin. Imut lagi." Ujar Nyonya Kim. Matanya masih tertuju ke arah Jimin yang malu-malu kucing.

Sera yang duduk di sebelah Jimin hanya menatap malas ibunya.

Walaupun Sera tidak dekat dengan ibunya, iya tahu persis kelakuan ibunya jika bertemu dengan pria muda tampan.

Waktu ia berpacaran dengan Jungkook pun demikian. Saat ibunya bertemu dengan Jungkook, ibunya terus melayangkan pujian-pujian pada laki-laki itu.

"Mah udah mah. Kasian tuh Jimin dari tadi diem aja. Mamahnya bawel sih."

"Hehe, maaf ya nak Jimin. Istri saya emang begini."

"Eh? Iya om gapapa kok." Jimin mengulas senyumnya.

Dalam hati ia bersyukur bahwa orang tua Sera sangat ramah. Ia tidak menyangka bahwa kedua orang tua Sera akan memperlakukannya seperti ini.

Mungkin mereka memang orang sibuk, terkesan tidak peduli tetapi jika sudah berkumpul seperti ini mereka bisa memberikan kehangatan bagi siapa saja yang berkumpul dengan mereka.

Entahlah kenapa Sera 'tidak suka' jika bertemu dengan kedua orang tuanya.

Apa karena sifatnya yang memang tidak mudah percaya dengan orang jika sudah dibohongi, atau memang ada masalah lain sehingga membuat gadis itu enggan bertemu.

"Jadi Jimin, kamu ada rencana mau nikahin anak saya ga?"

Jimin tersedak ludahnya sendiri mendengar pertanyaan tersebut.

Ia melebarkan matanya sedikit. Lalu melirik ke arah Sera yang ternyata meliriknya juga. Gadis itu tentunya terkejut dengan pertanyaan ayahnya itu.

Bagaimana tidak? Ayahnya tiba-tiba menanyakan hal tersebut padahal ia baru mengenal Jimin bahkan mereka baru bertemu beberapa menit yang lalu.

"Ehm.." Jimin berdeham sebelum menjawab pertanyaan Tuan Kim. Ia melirik Sera sekilas lalu pandangannya tertuju pada pria paruh baya itu.

"Saya.."


"Saya akan melamar anak Anda kapanpun dia siap."

Sera sedikit terkejut mendengar pernyataan Jimin.

Dari ekspresi wajah nya Jimin terlihat sangat serius menjawab pertanyaan ayahnya.

Gadis itu menundukan wajahnya sembari mengulum senyum. Ia tidak bisa menunjukan kebahagiaannya saat ini. Ia terlalu malu. Apalagi ada Taehyung di sebelahnya. Pasti makhluk itu akan menggodanya habis-habisan.

"Aduh nak Jimin, saya seneng banget Sera punya pacar kaya kamu. Udah ganteng, imut, baik, mapan, perfect deh pokoknya."

Tuan Kim memijit pelipisnya, terlalu pusing untuk mendengarkan celotehan tak jelas yang keluar dari bibir istrinya.

"Yaudah sekarang beres-beres ke kamar dulu yuk mah. Abis itu ngobrol-ngobrol lagi sama Jimin." Ujar Tuan Kim. Ia bangkit dari tempat duduknya dan bergegas sembari membawa koper berukuran sedang miliknya. Begitupun dengan Nyonya Kim, ia mengikuti langkah suaminya menuju kamar mereka.

chatting ;  om jiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang