duapuluhenam

12.2K 1.4K 95
                                    


Busan
20 Januari 2017

Aku duduk terdiam sambil menundukan kepalaku. Tanganku terasa sangat dingin dan berkeringat. Aku juga tidak bisa menggerakkan tubuhku dengan leluasa. Jantungku berdetak 10 kali lebih cepat dari biasanya.

Aku terlalu gugup.

Pasangan suami istri yang berada di hadapanku sekarang, menatapku dari ujung rambut hingga ujung kaki. Tatapan mereka memang tidak menusuk. Tetapi cukup membuatku salah tingkah.

Ya Tuhan apa yang harus ku lakukan?

"Mah, pah, kenalin, ini Sera. Calon istri Jimin."

Aku melirik Jimin yang ada disampingku. Ia terlihat tenang dan santai saat memberi tahu kedua orang tuanya kalau aku adalah calon istrinya.

Huh, padahal aku belum lulus tetapi dia memperkenalkan aku kepada semua orang sebagai calon istrinya.

Dasar ahjussi menyebalkan.

Aku mengangkat kepalaku, lalu memberikan salam kepada kedua orang tua Jimin,

"Annyeonghaseyo, saya Kim Sera~" Ujarku diselingi dengan senyum yang ku buat se-ramah mungkin.

Karena tidak tahu harus berkata apa lagi, aku kembali menundukan kepalaku.

Selang beberapa detik setelah aku memperkenalkan diri, nyonya Park yang ku akui sangat cantik mulai membuka suaranya.

"Kayaknya kamu masih muda banget deh. Umur kamu berapa?" Tanya nyonya Park.

Bingung.

Jika aku bilang bahwa aku masih SMA kelas 3 pasti mereka akan terkejut.

Bagaimana tidak, anak mereka yang bernama Park Jimin yang berusia 27 tahun walaupun wajahnya seperti anak SMA memacari seorang bocah sepertiku.

Dengan percaya diri aku menjawab pertanyaan mereka, "Umur saya 17 tahun, om, tante."

Seperti yang ku bilang sebelumnya. Tuan dan nyonya Park sangat terkejut. Bisa kulihat dari ekspresi mereka.

"Jim- Park Jimin, kamu- ini beneran calon istri kamu?" Tanya nyonya Park masih dengan ekspresi terkejutnya.

"Iya mah. Cantik kan?"

Park Jimin sialan.

Bagaimana dia bisa bercanda seperti itu sementara aku sangat gugup di hadapan kedua orang tuanya?

"Kamu.... ga hamil kan? Jimin kamu ga ngehamilin dia kan?"

Apa?

Hamil?!

Ini gila.

Kenapa nyonya Park bisa berpikiran bahwa aku hamil?!

"Ih mamah apaan sih. Ngapain aku ngehamilin dia? Nih dengerin ya, biar ga pada kepo,"

"Sera ini sepupunya Taehyung, mah, pah. Taehyung yang ngenalin aku sama Sera. Kita pacaran emang belum lama kok. Tapi aku pengen nikahin dia."

Gila. Park Jimin gila.

Aku hanya bisa membuka mulutku saat ia mengatakan kata-kata tersebut.

"Emang Sera-nya mau nikah sama kamu Jim?" Tanya tuan Park.

Aku berpikir sejenak. Lalu melirik Jimin yang tampaknya sedang berpikir juga.

Aku pun segera menjawab pertanyaan tuan Park, "Saya bersedia kok om.."

"Tuh denger sendiri kan. Dia mau."

Jimin menarik tanganku yang masih terasa kaku. Genggaman tanganya sangatlah hangat membuatku merasa nyaman.

"Kamu gamau kuliah dulu gitu dek?" Tanya nyonya Park.

"Mau tante. Setelah lulus saya mau kuliah kok."

Nyonya Park mengangguk-anggukan kepalanya, begitu juga dengan suaminya. Aku hanya tersenyum kaku di hadapan mereka.

Dan pertanyaan yang sedari tadi terus tergiang di otak-ku adalah,

Apa mereka setuju kalau Jimin akan menikah denganku?

Entahlah.

"Jadi mah, pah, intinya Jimin kesini bawa Sera cuma mau minta restu doang. Sekalian, Jimin udah lama ga kesini. Kangen hehehehe."

Nyonya Park tersenyum kepada Jimin. Ia bangkit dari kursinya dan menghampiri putra satu-satunya itu.

Wanita paruh baya itupun memeluk Jimin sembari mengelus rambutnya dengan sangat lembut.

Pemandangan ini membuatku merasa hangat.

Jimin terlihat sangat "baby" saat ini.

Mungkin jika ada orang lain yang melihat pemandangan seperti ini, mereka akan berpikiran Jimin masih anak ABG labil yang butuh belaian seorang ibu.

"Aduduh uri Jimin kangen sama mamah papah? Duh sayang sini cium dulu."

Jimin melirik ke arahku. Ekspresi wajahnya sulit diartikan. Aku hanya tertawa kecil melihatnya dipeluk dan dicium oleh ibunya seperti itu.

Kalau bisa aku ingin mengabadikan moment tersebut.

Sungguh sangat menggemaskan.

"Ah mah udah ah jangan- jangan cium cium mulu. Malu ih ada Sera."

"Eh? Emangnya kenapa? Biasanya kamu kalo pulang juga minta cium sama mamah kan? Biarin biar Sera tau sifat asli kamu kaya gimana."

"Yaelah.."

Kali ini aku tertawa lebih keras. Tuan Park pun begitu.

Ah~~ Rasanya ingin ikut memeluk Jimin sekarang juga.








***




Ni part beneran pendek dan gaje banget.

Gapapa ya genks hehe.

Mudah-mudahan ni FF bisa selesai di part 30 ya. Gamau banyak-banyak aing mah. Pusing.

Ya kalo ga 30 pas lebih dikit juga gapapa kali ye.

Btw disini ada yang jadi member CH+?

Gue kepengen sih. Cuma menurut gue mahal 37k ++ perbulan untuk liat update para suami doang.

Untuk jajan krupuk 500-an di kantin aja mikir mikir. Apalagi bayar begituan.

Lagian kalo abang bangtan update di CH+, pasti foto foto atau video mereka juga nyebar dimana mana. Jadi sans ae:")

Yaudah yaaa. Jangan lupa vote+comment yaaaa. Pokoknya yang vomment selalu gue doain jodoh sama bias.

Byebyee👋👋




chatting ;  om jiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang